Memang, setelah melewati hari yang begitu menggerahkan. Enaknya diguyur dengan air dingin. Istilah bagusnya; mandi.
Segerrrr
Setelah selesai, Dora berjalan menuju kamarnya. Masih dengan kegiatan mengeringkan rambut.
Tangan cewek itu bergerak seirama dengan handuk dikepala.
Tidak ada hair dryer?
Tidak masalah bagi Dora.
Aktivitas setelah mandinya selama ini baik baik saja, bahkan tanpa benda itu seklipun.
Hendak berjalan menuju kasur empuk kesayangan. Tungkai kaki Dora mengerem mendadak, tepat didepan cermin dinding minimalis ditengah ruangan.
Sembari terus menggosok handuk disekujur rambut. Dora menelisik baik baik wajahnya.
"Gue gak semenyeramkan itu ... kenapa tadi Aldo kabur pas ngeliat gue ya?"
Tangan Dora berhenti bergerak. Dia menggantung handuk pada tempat semula, dan langsung meloncat ketempat tidur. Tidak lupa, sebelum itu Dora melakukan ancang ancang mengambil ponselnya terlebih dahulu.
Meski sadar, saat ini rambutnya persis seperti kembang gula yang sudah kadaluarsa.
"Gue nggak mungkin salah, yang tadi sore itu pasti Aldo!" Dora bermonolog antusias.
Cewek itu mencari kontak Aldo diponselnya.
Tidak ada sejarah seorang cewek menghubungi cowok duluan. Dalam konteks berbeda, Dora mematahkan asumsi tersebut.
Hahaha.
Jamannya emansipasi wanita. Kesetaraan gender. Yekan?
Dora melakukan panggilan via WhatsApp.
Masa bodoh, Dora tidak perduli. Dia harus mendapatkan penjelasan yang lebih spesifik. Mengapa Aldo sampai lari terbirit birit macam tadi sore?
Dora merasa terhina. Memang wajahnya ada tampang tampang seperti seorang debt collector apa!
Panggilannya terhubung. Namun hanya nada sambung menggeletik telinga Dora yang terdengar. Cewek itu mendengkus.
Diulanginya berkali kali. Namun sama saja tetap tidak mendapat jawaban.
Dora menjauhkan ponsel dari telinganya. Menatap benda itu secara memicing. "Kalo lo bisa gitu sama gue, gue juga bisa gitu sama lo, Do! Lo jual ... gue bungkus." Ntahlah. Hanya Dora saja yang mengerti maksud dari ucapannya sendiri.
Segera cewek itu mengakhiri panggilan tersebut. Mengubah mode ponselnya menjadi mode pesawat. Dan langsung menyembunyikan benda pipih itu dibawah bantal.
Tidak tidak, Dora mengambil kembali ponselnya. Dan kali ini dia letakan kedalam sarung bantal. Lalu dia beringsut terjun. Sejurus kemudian, cewek itu mengambil bantal tersebut dan mendorongnya kebawah tempat tidur.
Dia bertolak pinggang dan tertawa mengerikan. Ngahaha.
Setelahnya, Dora tersadar dan kembali diam. Menyusuri pandangan kepenjuru ruangan.
Tidak ada yang melihatnya seperti orang gila 'kan tadi?
Lupakan, kembali ke-awal.
Biarlah malam ini jadi malam paling membosankan karena tidak bermain ponsel.
Sudah kepalang tanggung. Dora ingin totalitas. Dia yakin, Aldo sengaja tidak menjawab panggilannya barusan.
Dora bergerak kedepan cermin, lalu menata rambut ala kadarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NETRAL
RandomBerada diantara dua pihak yang sama sama memiliki rahasia sakit terbesar, membuat Dora sendiri bingung mau bagaimana. Mereka sungguh dua kutub yang berbeda. Berlawanan dalam menunjuk 'kan perih yang menjejali. Namun keduanya berakar pada masalah yan...