Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nat, Hinata..."
Suara parau itu mengalihkan perhatian Hinata yang baru saja beraniat merespon grup chat-nya tadi. Hinata menyimpan ponselnya, bergerak mendekat dan duduk di ujung ranjang tempat Naruto terbaring.
"Iyaa?, ini aku disini."
"Kenapa hmm?, ada yang sakit?" Lanjutnya seraya mengecek suhu pada kening Naruto dengan telapak tangan.
"Kepala aku pusing..." Suara Naruto begitu pelan, bahkan nyaris tak terdengar. Hinata jadi semakin merasa bersalah melihat kondisi Naruto yang seperti ini.
"Kamu tunggu sebentar yah," Hinata bangkit, berniat berjalan pergi jika saja Naruto tidak menahan pergelangan tangannya.
"Mau kemana? " Lirih Naruto.
"Mau nyari obat sakit kepala buat kamu."
"Ga usah."
"Tadi katanya sakit kepala, aku ga bakal lama kok."
"Ga usahhhh, kamu disini ajaaa. " Naruto menarik-narik kecil tangan Hinata.
Menghela nafas panjang, Hinata pada akhirnya menurut. Gadis itu kembali duduk di pinggir ranjang.
"Nat kamu tiduran di samping aku sini dongg." Pinta Naruto dengan nada suara imut.
Hinata diam sejenak, sepertinya Naruto masih sangat mabuk. Ia tentu ragu untuk mengiyakan permintaan Naruto yang tengah dalam keadaan setengah sadar.
"Sayaaang, siniiii"
Namun tatapan memelas Naruto sungguh membuat Hinata lemah.
"Iya, bentar yahh."
Hinata bergerak mendekat perlahan, kemudian berbaring menyamping ke arah Naruto. Bau alkohol masih tercium jelas dari tubuh pria itu, apalagi ketika bagaimana Naruto yang ikut bergerak mendekat dan mendekap tubuh Hinata yang lebih kecil.