12

20K 1.4K 101
                                    

"Aku memilih.. tolong selamatkan suamiku." Ucap jeno.

Ini adalah pilihan yg sulit untuk jeno, anak dan juga suaminya itu sama sama penting untuk jeno. Namun jeno masih sangat membutuhkan renjun untuk selalu menemani dan berada disampingnya.

"Baiklah, kami akan segera melakukan operasi untuk menyelamatkan suami anda." Ucap sang dokter.

"Maafkan ayah sayang, ayah akan selalu menyayangimu." Batin jeno.

Jaehyun pun kembali ke rumah sakit bersama dengan polisi dan juga seorang wanita.

"Siyeon?" Ucap doyoung kaget. Pasalnya ia tidak tau jika anaknya sudah kembali ke Korea.

"Mama, tolong bantu siyeon mama." Ucap siyeon.

"Jaehyun, ada apa ini?" Tanya taeil.

"Dia adalah dalang dari kecelakaan ini. Siyeon lah yg sudah menabrak renjun." Jelas jaehyun.

"Apa!!" Rahang jeno seketika mengeras. Andai saja ia tak ingat saat ini berada di rumah sakit, mungkin jeno sudah mengirim siyeon ke neraka.

"Siyeon.. mengapa kau lakukan ini hiks, renjun adalah sepupu mu sendiri." Ucap doyoung.

"Karena aku membencinya mama, dia sudah mengambil jeno dariku, dan karena dia jeno meninggalkanku dan lebih memilihnya." Jawab siyeon.

Dengan cepat doyoung berjalan ke arah siyeon dan menampar pipinya dengan sangat keras.

"Mama tidak menyangka akan melahirkan seorang anak berhati iblis sepertimu siyeon. Bukan renjun yg merebut jeno, kau sendiri yg pergi saat hari pernikahan kalian. Dan jeno memang lebih pantas bersama renjun dibandingkan dengan mu." Ucap doyoung panjang lebar.

"Pak, tolong beri hukuman yg layak untuknya, dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya." Lanjut doyoung dengan Isak tangisnya.

"Tidak mah, siyeon tidak salah!" Teriak siyeon.

"Hiks, aku sudah gagal menjadi ibu, aku tidak bisa mendidik siyeon." Doyoung menumpahkan semua tangisannya di pelukan sang suami.

"Stttt, ini bukan salahmu sayang, kau sudah mendidiknya dengan sangat baik, tp siyeon lah yg tidak mendengarmu." Ucap taeil mencoba menenangkan suaminya.

"Jeno, maafkan kami. Karena siyeon kau harus kehilangan anak kalian." Ucap taeil.

"Paman, bibi ini bukan salah kalian, berhentilah untuk meminta maaf." Jawab jeno.

Setelah dua jam melakukan operasi, akhirnya operasi pun selesai. Dan sang dokter pun kembali keluar.

"Alhamdulillah operasi berhasil, kami akan membawa renjun ke ruang rawat." Ucap dokter.

"Apa kami bisa menjenguk renjun dokter." Tanya doyoung.

"Saat ini sebaiknya tidak dulu, keadaan renjun belum stabil dan dia harus banyak beristirahat." Jawab dokter itu.

"Dan ini anakmu tuan, kau bisa memakamkannya sekarang." Lanjut dokter itu dan memberikan bayi yg tidak memiliki dosa itu pada jeno.

"Kau tampan sekali sayang. Maafkan ayah karena tidak bisa menjagamu dengan baik." Gumam jeno kemudian mencium kening sang anak. Sedari tadi jeno sudah berusaha untuk menahan tangisannya.

"Paman, bibi, aku titip renjun sebentar. Aku akan memakamkan anakku." Ucap jeno sendu.

Jaehyun sungguh tidak tega melihat anaknya, selama ini dia tidak pernah melihat anaknya sesedih ini.

.

.

"Renjun, bangunlah sayang. Aku merindukanmu." Ucap jeno.

Sudah dua hari paska operasi namun renjun belum kunjung sadar. Hal itu sangat menyakitkan untuk jeno. Dia sungguh takut jika harus kehilangan suaminya juga.

"Renjun, maafkan aku hiks, aku tidak bisa menjagamu dan juga anak kita, dan kita harus kehilangan anak kita hiks, bangunlah renjun, aku sungguh sangat takut sekarang." Jeno sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Semua ini sungguh terasa sangat berat untuknya.

Jeno mengambil tangan renjun dan mengecupi punggung tangannya. Karena terlalu lelah jeno pun tertidur disamping renjun.

"Jeno." Gumam renjun pelan. Tangannya pun ia gunakan untuk mengelus Surai sang suami.

Merasakan sebuah gerakan menyentuhnya, jeno pun membuka matanya, dan ia sangat bahagia saat melihat sang suami sudah sadar. Jeno segera memencet tombol untuk memanggil dokter.

"Sayang syukurlah kau sudah sadar sekarang." Ucap jeno.

"Jeno, aku dimana?" Tanya renjun.

"Kau dirumah sakit sayang." Jawab jeno yg membuat renjun kembali teringat tentang kecelakaan itu.

"Jeno, bagaimana dengan anak kita. Dimana anak kita jeno." Tanya renjun panik.

"Anak kita, dia sudah bahagia di surga renjun." Jawab jeno sendu.

"Tidak, kau bercanda kan jeno hiks, anakku tidak mungkin meninggalkan kita hiks, kau bercanda kan jeno!" Teriak renjun histeris.

Jeno yg melihat suaminya histeris itu pun mencoba menenangkan suaminya. Jeno memeluk renjun erat.

"Sayang tenanglah. Tuhan lebih menyayangi anak kita. Dan ini semua cobaan untuk kita. Renjun hiks maafkan aku karena tidak bisa menjaga kalian. Tp percayalah anak kita sudah bahagia di atas sana. Dan dia akan sedih jika melihatmu seperti ini. Kau harus tenang oke." Ucap jeno.

Renjun sedikit lebih tenang saat jeno memeluknya, walaupun ia masih terisak dalam tangisannya.

"Maafkan bunda yg tidak bisa menjagamu sayang. Bunda menyayangimu." Batin renjun.

I Love You Renjun ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang