2

28.5K 2K 299
                                    

Cklek..

Pintu kamar terbuka dan menampakkan sosok jeno masih dengan wajah datarnya.

"Kau sudah pulang, apa kau mau mandi?" Tanya renjun.

Jeno melirik renjun sekilas dan mengangguk, setelah itu ia berlalu memasuki kamar mandi.

Renjun hanya menghela nafasnya, setidaknya jeno sudah tidak terlalu dingin lagi padanya.
Karena tidak mau terlalu memikirkannya, renjun pun memilih untuk tidur kembali.

Jeno keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yg melilit di bagian bawahnya. Jeno kemudian menghampiri renjun yg sudah tertidur dan menindihnya. Mengecup permukaan wajahnya dan melumat bibirnya cukup kasar.

"Erghh." Karena merasa ada sesuatu yg mengganggunya renjun pun terbangun. Ia kaget karena melihat jeno menindihnya.

"Jeno, apa yg kau lakukan?" Tanya renjun dengan tangannya yg mencoba mendorong tubuh jeno untuk menjauh.

"Tentu meminta hak ku sebagai suami. Bukankah kau sekarang adalah suamiku?"

Jeno yg sudah bergairah itu pun kembali melumat bibir merah renjun dan mengecupi lehernya hingga meninggalkan banyak bercak kemerahan disana.

Jeno kemudian melepas piyama yg dikenakan renjun dan terus menjamah tubuh mulus suaminya.

"Awhhh sakit Jen, tolong pelan."

Jeno menggerakkan juniornya dengan kasar tanpa memperdulikan renjun yg sedang kesakitan.

"Ahh mpphh kau sangat nikmat siyeon." Geram jeno.

Sakit, itulah yg dirasakan oleh renjun. Bagaimana bisa jeno menyebut nama orang lain saat ia sedang bercumbu dengannya. Renjun tentu saja hanya bisa menangis.

Renjun hanya bisa menangis dan pasrah, hingga geraman dan desahannya keluar saat mereka berdua mencapai pelepasannya.

Mereka berdua pun akhirnya tidur dengan saling mendekap satu sama lain.

Paginya renjun bangun dengan badannya yg terasa sakit, apalagi dibagian belakangnya. Dengan perlahan renjun pun berjalan menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi lagi lagi renjun menangis, terlebih dia melihat hampir seluruh tubuhnya dipenuhi bercak bercak kemerahan.

Setelah selesai mandi, renjun pun berjalan menuju dapur untuk memasak, tentu saja dibantu oleh bibi Kim.

Tepat setelah renjun selesai memasak, jeno juga keluar dr dalam kamar, dan mereka berdua pun makan bersama.

"Renjun, aku ada meeting nanti malam, jadi mungkin aku akan pulang sedikit larut." Ucap jeno.

Renjun hanya mengangguk tanda mengerti.

Jeno pun mencium kening renjun ketika ia akan berangkat bekerja. Hal itu tentu saja membuat renjun sedikit memperlihatkan senyum manisnya.

Renjun memilih menghabiskan waktunya untuk mengobrol dengan paman dan juga bibinya. Yah kedua orang yg disayanginya itu pergi kerumah baru renjun dan jeno untuk mengunjungi sang keponakan.

"Renjun, maafkan kami, karna kami kau harus menikah dengan org yg baru kau kenal." ucap doyoung sendu.

"Bibi, tidak perlu meminta maaf, semuanya sudah terjadi. Dan kalian adalah kebahagiaan renjun. Bagaimana aku bisa bahagia saat melihat kalian dipermalukan banyak orang." jawab renjun.

Refleks doyoung pun menangis dan memeluk renjun erat. Renjun benar benar orang yg baik, kakaknya winwin pasti bahagia diatas sana karena melihat putranya tumbuh menjadi pria manis yg sangat baik dan juga pemberani.

"Terima kasih renjun. Paman sungguh bangga padamu, kau bahkan lebih peduli dan menyayangi kami lebih dari putri kami sendiri." ucap taeil.

"Jangan berlebihan begitu paman, bagaimana pun jg kalian juga sangat berjasa padaku. Terima kasih karena selama ini kalian sudah mendidik dan juga merawatku. Aku menyayangi kalian sungguh." jawab renjun.

"Bagaimana dengan jeno? apa dia bersikap baik padamu?" tanya doyoung.

Renjun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, renjun tentu saja tidak akan menjelekkan nama baik suaminya di depan orang lain, karena aib suami harus ditutupi oleh sang istri/suami. Setidaknya begitulah yg renjun ketahui.

"Jeno sangat baik, dan dia sudah menerimaku menjadi suaminya bibi, paman, kalian tak perlu khawatir." jawab renjun masih dengan senyumannya yg mengembang.

"Syukurlah kalau dia sudah menerimamu, kami senang mendengarnya. Kami pasti akan sangat merasa bersalah jika dia tidak memperlakukanmu dengan baik." ucap taeil.

"Hati manusia pasti bisa berubah paman, dan aku percaya jika jeno adalah orang baik." ucap renjun.

"Kalau begitu kau harus menjaga dirimu dengan baik sayang. Jangan telat makan dan jaga kesehatan. Jika kau perlu sesuatu kau bisa langsung menghubungi kami. Apa kau mengerti." ucap doyoung panjang lebar yg membuat renjun terkekeh. Bibinya ini memang cerewet sekali, namun renjun suka karena ia merasa diperhatikan.

"Siap bos." jawab renjun.

"Kalau begitu kami pamit renjun. Salam untuk suamimu." ucap taeil.

renjun mengangguk dan tersenyum manis. Dia sangat bahagia bisa bercengkrama dengan paman dan juga bibinya.

"Hati hati paman, jangan ngebut atau bibi doyoung akan menyuruhmu tidur diluar malam ini?" Canda renjun.

"Bahkan mungkin aku bisa ditendang olehnya." lanjut taeil.

Mereka bertiga pun akhirnya tertawa bersama kemudian doyoung dan taeil pun meninggalkan rumah renjun.



.

.

kalau bahasanya menye menye maklumin yah soalnya tadinya gs 😂 atau kalau ada yg kurang sreg bisa tinggalin aja ceritanya mueheehee 😂😂

I Love You Renjun ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang