Play.

8K 838 366
                                    

⚠️17+ gak ya... :)

besoknya aku dan shinsuke jalan-jalan, sekaligus mengisi stok bahan makanan dirumah. aku dan shinsuke memasukki, supermarket dan mengambil troli. kita berjalan menyusuri rak, dan mencari beberapa bumbu dan bahan masakan.

"shin-kun mau makan apa nanti malam?" tanyaku sambil melihat-lihat daging yang dijejerkan dalam freezer. 

"makan kamu" ucap shinsuke dengan santainya, sambil bersandar pada troli belanjaan.

"ish, beneran ga aku ntar malem ga aku masakin loh" ucapku dengan nada kesal. aku mengambil beberapa, daging dan memasukkannya dalam troli.

"yaudah aku bisa masak sendiri" ucap shinsuke santai, sambil terkekeh pelan. aku sudah terlanjur kesal, dan meninggalkan shinsuke dengan belanjaannya. aku menghentak-hentakkan kaki sambil menahan rasa kesal, rasanya bodoh sekali menantang orang yang bisa melakukan semuanya sendirian. 

"rasanya aku hanya menjadi benalu, bagi shinsuke" pikirku. memikirkan hal itu membuat dadaku terasa sesak, entah mengapa tubuhku terasa lemas. aku berjalan hingga sampai ke rak makanan ringan.

"(name)-chan!" ucap shinsuke sambil mendorong troli belanjaan. aku hanya menunduk, aku yakin, mataku sudah berkaca-kaca saat ini. tapi shinsuke selalu tau bagaimana perasaanku. shinsuke menarik daguku agar aku melihatnya, aku menatapnya dengan senyuman tipis yang ku paksakan, tiba-tiba shinsuke memelukku.

"maafkan aku menyakiti perasaanmu. tapi aku sangat menyukai masakanmu jadi jangan berhenti memasak untukku" ucap shinsuke dengan lembut di telingaku. wajahku bersemu merah, aku membalas pelukan shinsuke, untung saja rak makanan ringan lagi sepi.

"b-bohong" ucapku lirih, aku menjatuhkan kepalaku pada bahu shinsuke meski sambil sedikit menjijit. 

"untuk apa aku berbohong?, lagian memang benar aku ingin memakanmu, itu janjimu kann?" ucap shinsuke pelan, namun menekankan perkataannya. aku jadi merinding sendiri, aku pun melepas pelukan shinsuke dan beralih mendorong troli belanjaan. 

"udah ayo, aku mau snack yang banyak" ucapku mengelak dari ucapan shinsuke. shinsuke tersenyum tipis, sambil menghela nafas kasar.

---

malamnya hujan turun cukup deras, membuat aroma hujan yang cukup menenangkan. tapi tidak untuk sekarang, aku merasa gelisah. apalagi shinsuke yang menatapku dengan pandangan 'horror' menurutku. 

"shin-kun, kenapa kau menatapku seperti itu?" tanyaku dengan gugup. aku yang lagi memasak, jadi merasa tidak fokus hingga tidak sengaja jariku tersayat pisau. dengan segera aku mengemutnya agar, tidak terasa nyeri. 

shinsuke terkejut saat melihat jariku yang tersayat pisau, segera shinsuke menghampiriku. bukannya mengobati lukaku, shinsuke mencium bibirku dalam-dalam. aku terkejut, tapi ciuman itu membuatku lupa akan rasa sakit dari sayatan pisau. shinsuke hanya mencium bibirku sebentar

"bukannya mengobati jariku, kamu malah mencium bibirku huh.." ucapku sedikit kesal. shinsuke terkekeh pelan, dan mengambil plester sebentar, lalu mengobati jari telunjukku yang tersayat, cukup dalam.

"sudah aku saja yang masak" ucap shinsuke lembut. aku memegang ujung kaosnya, membuatnya berbalik ke arahku.

"aku saja yang masak" ucapku pelan.

"yasudah masak berdua saja" ucap shinsuke. aku pun memasak bersama shinsuke meskipun kebanyakan yang kita lakukan adalah bercanda. seperti shinsuke yang tiba-tiba memeluk pingganku, sementara aku orang yang sangat sensitif terhadap itu hanya bisa terjatuh dengan lemas, untuk sementara. sebaliknya aku mengacak-acak rambut shinsuke, membuat matanya tertutup dengan rambutnya.

"Kamu menyebalkan nanti aku hukum." ucap shinsuke sambil menyeringai kecil. shinsuke memeluk pingganku erat, dan meletakan dagunya di pundakku.

"aku bukan anak sekolahan, aku tidak ingin dihukum huh.." ucapku dengan ekspresi cemberut. shinsuke hanya mencubit pelan pipiku, lalu kita makan bersama.

---

jam sudah menunjukan angka 9 malam, namun aku dan shinsuke masih terduduk disofa. sambil menonton film romantis, aku tidak tau mengapa dia mengajakku menonton film itu, judunya fifty shades freed . awalnya biasa saja tapi entah mengapa, ceritanya menjadi terasa vulgar. aku baru paham apa yang shinsuke inginkan...

"shinsuke-kun, kamu mesum.." ucapku dengan polos, sambil menutupi mataku dari adegan 'itu'.  shinsuke menarik tangan yang menutupi wajahku, shinuke mendekatkan wajahnya padaku.

"kalau begitu kamu sudah tau apa yang aku inginkan bukan?." shinsuke mematikan tv yang memutarkan film itu dan beralih menatap mataku dalam-dalam.

(author blum pernah dan ga mau nonton filmnya, disarankan jangan nonton sebelum umur 21+).

"bukankah menambah keluarga baru itu, menjadi hal yang membahagiakan bagi kita?" tanya shinsuke. wajahnya masih sangat dekat denganku, aku dapat mendengarkan helaan nafas beratnya. suara beratnya benar-benar membuat jantungku berpacu dengan cepat. aku menunduk, tapi shinsuke kembali mengangkat daguku.

"apa yang kamu takutkan?, kita selalu berbagi bersama kan?" ucap shinsuke dengan suara lembut. aku hanya terdiam, "aku tidak tau" batinku. aku menyibakkan rambutku ke belakang, entah mengapa aku merasa udara semakin tipis disekitarku. 

mata shinsuke menunjukan aura yang berbeda, mata shinsuke menjadi berkilat menatapku. sama seperti kemarin, bedanya hari ini aku harus siap untuk diterkam olehnya. shinsuke semakin mendekatkan wajahnya padaku. ciuman yang penuh hasrat, shinsuke berikan padaku. aku tidak bisa melakukan apa-apa ketika shinsuke, mulai menyentuh tengkuk leherku dengan lembut. shinsuke mengangkat tubuhku ala bridal style .  

"sh-shinsuke, mau ngapain?" tanyaku dengan suara bergetar.

"tentu saja menagih janjimu" ucap shinsuke dengan seringaian kecil. shinsuke menindihku, membuatku menjadi gugup sendiri.

"a-apa melakukan hal itu, sakit?" ucapku dengan suara pelan,  shinsuke terkekeh pelan melihat, istrinya yang begitu polos. Lalu shinsuke mengeleng pelan.

"jika sakit, kamu bisa berteriak sekarang genggamlah tanganku." ucap shinsuke sedikit berbisik. ujung-ujungnya aku tidak bisa mengelak hal ini. suara desahan dan teriakan memenuhi ruangan sunyi itu, untung saja ruangan itu kedap suara. suara hujan masih terdengar meskipun hari sudah menjelang subuh. shinsuke menghentikan permainan kasarnya, dan merebahkan tubuhnya disampingku. "sakit tapi menyenangkan".

(tapi boong gaes)

"Suaramu tadi, imut sekali" ucap shinsuke menggodaku, aku meringis pelan.

"s-sakit" ucapku pelan sambil memalingkan tubuhku ke arah lain. shinsuke ikut memalingkan tubuhnya ke arahku, dan memeluk bahuku erat. shinsuke, menghirup wangi shampoku dalam-dalam. lalu mengusap pelan air mata yang mulai terjatuh dari pipiku. 

"aku mencintamu, maaf perlakuan kasarku" ucap shinsuke lembut. aku memalingkan wajahku ke arah shinsuke dan berbalik memeluknya erat, ku jatuhkan kepalaku pada dada bidang shinsuke, dan tertidur disana.

"a-ku juga mencintaimu <3" ucapku dengan suara bergetar. shinsuke mengacak pelan rambutku, lalu menyampirkan helaian rambut yang menutupi wajahku, ke telinga. shinsuke mencium keningku sejenak lalu menarik selimut untuk berdua.

---

Tbc.

Gw ga bisa bwt beginian lagi, g-gw ga mau ngerevisi yg begituan astg T^T

Votenya kaka 🙂🔪

Stay. (Kita Shinsuke x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang