Its Okay

4.8K 648 51
                                    

hujan rintik-rintik membasahi bumi.

{Shinsuke POV}

shinsuke menundukan dirinya disofa, tangannya menarik poninya ke belakang membuat rambutnya terjatuh dengan berantakan. sudah 1 jam dan kamu belum pulang, tentu saja shinsuke khawatir kamu bahkan tak membawa ponselmu. shinsuke menghela nafas kasar, padahal langit sedang mendung. shinsuke mengambil jaketnya, dan melangkahkan kakinya keluar rumah dengan membawa payung.

{Shinsuke POV off}

---

aku menatap langit yang mendung, aku tau hujan rintik-rintik sudah membasahi jalanan. tapi aku berusaha menikmatinya dikala, dinginnya hari ini. dulu juga aku pernah basah-basahan seperti ini, sehabis pulang dari jalan-jalan dengan shinsuke. saat itu pertama kalinya, dia membuatku menangis dengan tatapan datarnya aku tertawa kecil mengingat hal itu. selanjutnya mataku kembali berkaca-kaca, aku ingin menangis lagi. "ada apa dengan mood ini? terus berubah-ubah membuatku lelah" batinku.

"aku menyia-nyiakannya" batinku, bahuku bergetar. air mata terus terjatuh ke pipiku, aku menundukkan wajahku menatap aliran sungai yang deras.

"(name)!!" teriak shinsuke, shinsuke berlari pelan mengampiriku. aku hanya memalingkan wajah darinya, shinsuke megang kedua bahuku lalu menangkup kedua pipiku agar manatap ke arahnya. mataku berkaca-kaca, sementara shinsuke menatap ku dengan tatapan sendu. shinsuke menjatuhkan payungnya, dan memeluk tubuhku dengan erat, menyalurkan kehangatannya padaku.

"ayo pulang" ucap shinsuke sambil mengusap pelan jejak air mataku. shinsuke melepaskan jaketnya, dan memberikannya padaku. shinsuke memungut payungnya, dan mengenggam erat tanganku hingga sampai ke rumah. 

"a-aku minta maaf" ucapku dengan penuh penyesalan. shinsuke menatap wajahku yang menunduk menatap lantai rumah. shinsuke mengangkat daguku agar menatap matanya.

"aku tidak bisa marah padamu" ucap shinsuke lembut. shinsuke mendekatkan wajahnya pada dan mencium bibirku cukup lama. selanjutnya shinsuke memeluk tubuhku yang sedikit basah. 

"cepat mandi dan ganti baju, atau ingin kutemani?" ucap shinsuke penuh perhatian. 

"tak apa aku bisa sendiri" ucapku sambil tersenyum tipis.

aku masuk ke kamar mandi, mencuci rambut ku yang sedikit lepek karena terkena hujan. kegiatan mandiku sudah selesai, aku hendak keluar namun, tiba-tiba rasa pusing kembali menyerangku, tapi kali ini disertai mual.

"ugh.." aku sedikit terbatuk, aku segera masuk kembali ke kamar mandi. shinsuke yang sedang tidur-tiduran itu menatap gelagatku yang aneh. 

"(name)-chan kamu gapapa?" tanya shinsuke khawatir. shinsuke mengikutiku masuk ke kamar mandi. di dalam sana aku memuntahkan isi perutku di wastafel, shinsuke menatapku panik. shinsuke memijat pelan tengkuk leherku agar merasa baikan. shinsuke keluar dan mengambil minyak kayu putih dan sekotak tissue, sementara aku sudah selesai. aku menyangga tubuhku, kepalaku terasa semakin pusing.

"sudah enak kan belum?" ucap shinsuke sambil menepuk pelan punggungku. shinsuke menarik tissue dan mengusapnya pada wajahku yang masih basah karena, ku basuh dengan air tadi. tiba-tiba shinsuke mengangkat tubuhku yang mulai melemas.

"sh-shin-kun?" ucapku lemah. shinsuke membawaku keluar kamar mandi dan meletakkanku pada kasur. shinsuke mendudukan dirinya disebelahku, shinsuke mengusap pelan rambutku sementara aku menahan rasa pusing di kepalaku. 

"(name).. mau ke dokter?" ucap shinsuke dengan lembut, sambil memijit pelan kepalaku. aku menggeleng pelan, 

"kalau begitu tidur." ucap shinsuke sambil menyampirkan rambutku ke belakang telinga, dan mencium keningku pelan. 

"pelukk..." ucapku dengan manja. shinsuke pun merangkul bahuku, dan aku tertidur bersandar pada dada bidangnya.

"i love you" ucap shinsuke berbisik di telingaku.

paginya aku terbangun dengan selimut yang menutupi hingga dadaku. kepalaku sudah tidak pusing dan tidak mual, tapi aku sangat menginginkan sesuatu pagi ini. aku menapakkan kaki ku pada lantai, dan berjalan turun ke dapur. 

"shinsuke-kun, kamu tidak membangunkanku?" ucapku dengan suara sedikit serak. shinsuke sedikit terkejut dengan kehadiranku, sementara aku berjalan dan berdiri disampingnya sambil membuat kopi.

"kamu kan tidak suka kopi?" tanya shinsuke kebingungan. aku meangguk, mengiyakan ucapannya.

"tapi aku ingin" ucapku pelan, sambil mengaduk kopi hitam pekat di dalam gelas.

"tidak kamu tambah gula?, memangnya kamu ingin menghabiskannya?" ucap shinsuke menghujaniku dengan pertanyaan.

"aku tidak tau shinsuke-kun, aku hanya ingin meminumnya." aku meminum kopi dari gelas itu, namun rasanya begitu pahit membuatku terbatuk.

"tidak enak..." ucapku sambil mengembungkan pipi, dan menatap sendu kopi hitam itu. 

"jangan lupa habiskan ya" ucap shinsuke, hendak beranjak dari dapur.

"tapi aku tidak menyukainya..." ucapku dengan suara bergetar, dan mata berkaca-kaca. shinsuke menghela nafas kasar dan merebut gelas dari genggaman tanganku, dan meletakannya di meja.

"ada apa denganmu moodmu yang berubah-ubah dari kemarin?" tanya shinsuke sambil menangkup kedua pipiku. aku menggeleng pelan tidak tau jawabannya, aku menangis kecil. shinsuke mengusap pelan air mata di sudut mataku. shinsuke memeluk tubuhku erat dan mencium bibirku sebentar. kemudian shinsuke melepaskan pelukannya dan meninggalkanku sebentar.

"ini.." ucap shinsuke sambil menyodorkan sebuah kotak. aku menerimanya dengan tatapan bingung, sungguh mood ini membuatku menjadi seperti orang bodoh. 

"termometer?" ucapku bingung, setelah mengeluarkan isi dari kotak tersebut. terlihat shinsuke menghela nafas kasar, dan aku menatapnya dengan wajah innocent.

"testpack." ucap shinsuke berbisik ditelingaku. aku terkejut, dan wajahku mulai memerah.

"haaa?? bagaimana kalau hasilnya negatif... nanti kamu pasti akan kecewa..." ucapku dengan suara pelan. 

"kita tidak akan tau sebelum mencobanya bukan" ucap shinsuke sambil mengusap pelan rambutku. aku pun menangguk pelan, dan masuk ke kamar mandi.

beberapa saat kemudian...

"bagaimana hasilnya?" tanya shinsuke.

---

tbc.

Vote nya kaka 🙂🔪

Stay. (Kita Shinsuke x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang