Sick.

4.9K 662 46
                                    

"eumm... negatif ya?" ucapku kebingungan sambil menatap testpack tersebut. shinsuke sedikit kecewa dan menghampiriku, melihat hasil testpack tersebut.

"lihat ini lambangnya - bukan +" ucapku polos. shinsuke melirik sedikit dan tertawa terbahak-bahak hingga matanya menyipit. aku bingung bercampur malu, wajahku memerah padam. tiba-tiba shinsuke memeluk tubuhku erat.

 "eh kenapa?" tanyaku bingung. shinsuke mengecup keningku sejenak.

"kalau 2 garis itu positif, kalau 1 garis itu negatif" ucap shinsuke lalu mengacak pelan rambutku. aku menangguk pelan dan melirik testpack tersebut.

"oo, berarti aku positif hamil doong?" ucapku dengan nada seperti anak kecil. shinsuke langsung menerjang tubuhku bergitu saja, untung aku masih menyeimbangkan tubuhku.

"kamu pura-pura manja ya?" tanya shinsuke tepat ditelingaku. 

"tidakk, ish" ucapku mengelak. shinsuke melepaskan pelukannya, dan beralih mengecup bibirku lama hingga aku merasa kesulitan bernafas. 

"s-shinsuke aku kehabisan nafas. huh..." ucapku sambil menghela nafas kasar, dan menghirup nafas dalam-dalam. 

"aku sangat bahagia." ucap shinsuke sambil memelukku lagi. shinsuke menjatuhkan kepalanya pada bahuku. shinsuke terisak kecil di bahuku. aku menepuk-nepuk punggungnya pelan, sambil terkekeh kecil. 

---

aku terbangun pagi ini, aku melihat kearah sebelahku. "eh shin-kun belum bangun?" batinku. biasanya shinsuke akan bangun 1 jam sebelum aku bangun tapi hari ini berbeda. aku beralih menatap jam dinding sudah pukul 8 pagi, harusnya shinsuke sudah bangun dari tadi. aku menatapi wajah tidur shinsuke yang menurutku menggemaskan. 

"shin-kun?" gumamku pelan. aku menyentuh kening shinsuke, dan rasanya hangat. ada rona merah dipipi shinsuke.

"(name)" gumam shinsuke dengan suara serak, sambil mengerjapkan matanya. shinsuke ikut terduduk di sebelahku.

"shin-kun kamu demam" ucapku panik. selama ini shinsuke tidak pernah sakit dan selalu menjaga kesehatannya. 

"gi-gimana dong.." ucapku panik. 

"tenanglah, aku hanya terlambat bangun." ucap shinsuke dengan suara kecil. shinsuke hendak turun dan berdiri namun aku menarik tangannya.

"tidakk!, kamu tidur saja. kamu sakit shin-kun" ucapku dan menarik shinsuke agar kembali tidur di kasur.

"kamu juga, kita harus cek ke dokterkan?" ucap shinsuke yang nyawanya masih belum terkumpul,  aku menggeleng pelan.

"aku bisa melakukannya sendiri, tapi saat ini kamu harus menuruti perintahku" ucapku pada shinsuke. shinsuke yang merasa tubuhnya lemas dan kepala yang pusing terpaksa menganggguk pelan, dan kembali tidur di kasur. aku turun dari kasur dan langsung pergi ke kamar mandi. setelah cuci muka dan sikat gigi, aku kedapur dan memasak bubur sebagai pengganti nasi. aku mengambil obat dan plester penurun panas dari kotak obat. aku membawanya ke kamar.

"shin-kun makan dulu" ucapku sambil menggoyangkan tubuhnya sedikit agar shinsuke terbangun.

"humn... " gumam shinsuke pelan. shinsuke mendudukkan dirinya dan menyandarkan punggungnya pada bantal yang barusan ku letakkan di belakangnya. 

"kamu udah makan?" tanya shinsuke sebelum menerima suapanku. aku meangguk pelan, meskipun sebenarnya itu hanya berbohong karena aku lagi males makan. 

"kamu belum makan ya? jangan berbohong" ucap shinsuke menusuk. meskipun lagi sakit, tetap saja auranya menyeramkan. 

"y-ya" ucapku sedikit gugup. shinsuke beralih mengambil sendok dari tanganku, dan menyodorkan sesendok bubur itu padaku. 

"aku akan makan jika kamu ikut makan" ucap shinsuke tegas. aku pasrah dan memakan bubur itu, bergantian dengan shinsuke. hingga bubur itu habis.

"minum obatnya terus tidur ya" ucapku sambil menempelkan plester pada dahi shinsuke. aku pun meninggalkan shinsuke dan segera berlari ke kamar mandi. lagi-lagi perutku mual dan aku terpaksa mengeluarkan isi perutku. 

"(name)" panggil shinsuke, yang belum tertidur. shinsuke terduduk dan menatapku khawatir, aku berjalan dan menghampiri shinsuke.

"kamu mual lagi ya?" tanya shinsuke khawatir.

"tidak apa kok, kamu tidur ya" ucapku sambil mendorong bahu shinsuke pelan-pelan, agar dia mau merebahkan dirinya di kasur. 

"aku tidak bisa tidur kalau kamu sakit, kita kedokter sekarang ya?" ucap shinsuke sambil menggengam tanganku. aku menggeleng pelan.

"aku ga papa shinsuke, nanti malem kita kedokter kalau kamu udah sembuh yaa. kamu ga pengen demamnya nular ke aku kan?" tanyaku dengan suara lembut. shinsuke menghela nafas kasar dan mengiyakan ucapanku. 

"temani aku ya" ucap shinsuke yang tangannya masih menggengam erta tanganku. 

"iya" ucapku sambil ikut tertidur disebelah shinsuke, aku menarik selimut untuk kita berdua dan memeluk tubuh shinsuke dari samping. 

---

tbc. 

Votenya kaka 🙂🔪

Stay. (Kita Shinsuke x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang