Soraaru Kita

3.6K 492 53
                                    

ini sudah jam 2 malam, tiba-tiba saja aku merasakan kram yang cukup menyakitkan dari perutku. aku meringis pelan dan berusaha mendudukkan diriku untuk bersandar di tembok. sepertinya shinsuke sadar akan pergerakanku.

"(name) perut mu sakit ya?" tanya shinsuke yang sudah membuka matanya. aku sedikit terkejut, aku menangguk kecil sebagai jawaban. pinggangku terasa sedikit sakit sekarang, shinsuke terbangun, dan berjalan kecil menuju ke kamar mandi. shinsuke memasukkan bebrapa barang ke dalam tas gendong yang cukup besar.

"shin, kamu sudah tidak sabar ya?" ucapku sambil tertawa. shinsuke tersenyum lebar

"sebentar lagi (name), sepertinya akan pembukaan ke-3 ayo kita ke rumah sakit" shinsuke mengenggam tanganku erat. sejujurnya aku sedikit takut, tapi aku tetap berusaha berpikir positif.

23 jam kemudian.

"shin- sakit" gumamku pelan. aku mengenggam erat tangan shinsuke, saat perutku terasa kram akibat kontraksi. shinsuke masih setia, berdiri di sebelahku, mengenggam erat tanganku dan sesekali mengusap keringat yang bercucuran di keningku.

"sebentar lagi (name)... sabar kamu pasti bisa-" gumam shinsuke lembut. shinsuke mengusap pelan punggung tanganku agar aku lebih tenang.

"shin.. ngantuk-" keluhku.

"jangan tidur dulu, sabar ya bentar lagi. semangat (name), pasti bisa oke?" bisik shinsuke, tidak hanya aku sebenarnya shinsuke juga merasa kelelahan karena semalam dia sama sekali tidak tidur. semalam aku sulit tidur karena kontraksi yang semakin sering terjadi, tapi aku masih bisa mencuri waktu tidur meski hanya beberapa menit. sementara shinsuke terus terjaga, dia terus siaga untuk selalu menguatkanku.

"i-iya.."

30 menit kemudian.

"shinnnn, sora udah mau keluar kayaknya seka-rang deh-" aku meringis kesakitan, ingin menangis rasanya.

"belum (name)... dokter bilang sebentar lagi, tahan oke sayang.." shinsuke masih setia menunggu di sampingku. meskipun wajahnya terlihat datar-datar saja, tapi aku tau dia juga sangat khawatir padaku.


5 menit kemudian.

"shinn, ga kuat hik-" tanpa sadar air mata sudah mengalir di pipiku. shinsuke mengusapnya air mataku dengan lembut, shinsuke juga mengelap keringat di pelipisku.

"dokter segera datang (name), jangan nangis dulu sayang nanti tenaga kamu habis" shinsuke bingung harus menyemangati istrinya seperti apalagi. shinsuke juga merasa panik.

"tarik nafas dalam-dalam, lalu mengejan ya bun-" ucap bidan tersebut, sambil mengarahkan persalinanku. aku menarik nafas dalam-dalam,





"akhh-- akhh--"

"aaakkhh shin-nn.."

"capek- udah"

"sekali lagi ayo, tarik nafas-" ucap bidan tersebut.

"humpp- uhh kh"






shinsuke tidak bisa berkata apa-apa saat melihatku tengah berjuang, untuk melahirkan anak pertama kita. hingga suara tangisan bayi mulai menyadarkan shinsuke, mata shinsuke berkaca-kaca. air mata mulai terjatuh di pipinya, shinsuke terharu saat bisa melihat anak pertama kita lahir dengan normal.

"ooeeeekkk, oeeeekk,"

"(name).. (name-)" shinsuke menatapku yang langsung tertidur, dengan panik.

"pasien cuman tidur kok pak, mungkin karena kecapekan. mau coba gendong anaknya pak?" shinsuke menghela nafas kasar, lalu mengusap pelan air mata di pipinya.

"terima kasih" ucap shinsuke sambil tersenyum kecil. shinsuke menggendong lembut bayi di pelukannya, sesekali shinsuke tersenyum gemas.

"soraaru kita" gumam shinsuke pelan.






3 jam kemudian.

"(name)... kamu capek banget ya? kamu ga mau lihat sora apa?" gumam shinsuke pelan, sambil tidur dengan posisi duduk.

"m-mau" aku baru saja terbangun dari tidurku saat mendengarkan suara gumaman shinsuke. shinsuke langsung menengakkan tubuhnya, shinsuke mengecup sekilas keningku lalu dia tersenyum kecil. shinsuke mengambil sora dari keranjang bayi di sebelahnya.

"shin, kok sora lebih mirip kamu-" ucapku sambil mengembungkan pipi. shinsuke mencubit pipiku pelan, tiba-tiba sora tersenyum dan tertawa lucu. aku mengalihkan pandanganku pada sora, dan air mata mulai mengalir deras di pipiku.

"i-ini anak kita.. sh-in?" ucapku terbata-bata. senyuman sora sangat mirip dengan shinsuke, selalu bisa membuatku tenang. shinsuke ikut tersenyum, 

"terima kasih (name)" ucap shinsuke lembut, tangan shinsuke mengusap rambutku yang sedikit berantakan. tiba-tiba sora mengangkat tangannya dan mengusap lembut air mata di pipiku. aku tertawa melihat kegemasan soraaru.





---

3 hari kemudian.

"(name), kamu tidak tidur lagi tadi malam?" tepukan shinsuke di bahuku membuatku sedikit kaget. hampir saja aku berteriak, tapi untung saja tidak karena jika berteriak bisa-bisa sora terbangun dan menangis lagi. 

"ehh- barusan aku tidur" ucapku dengan suara serak.

"berapa lama?"

"5 menit yang lalu" 

"kalau gitu kamu tidur sana, biar aku yang menjaga sora" tawar shinsuke. aku melirik jam dinding, yang menunjukkan angka jam 5 pagi.

"kamu ga ke ladang? hari ini kan panen?" tanyaku bingung. 

"aku bisa minta tolong ke orang lain" aku berdiri dan mendorong tubuh shinsuke agar keluar dari kamar sora, aku tidak ingin merepotkannya.

"eh- kenapa (name)?" tanya shinsuke bingung.

"kamu tidak perlu membantuku shin, kamu bisa bekerja seperti biasanya. selagi kamu bisa melakukannya sendiri kamu tidak perlu meminta bantuan orang lain!" ucapku dengan pipi menggembung.

"selagi aku bisa membantu, kamu juga tidak perlu memaksakan dirimu (name)" shinsuke berbalik dan memegang kedua bahuku agar aku berhenti mendorongnya. 

"oeeee, oooeekk" aku dan shinsuke sama-sama menghentikan perdebatan kita, saat sora tiba-tiba terbangun dan menangis lagi. aku menghela nafas kasar dan berjalan mendekati sora yang berada di kasur bayi. bahkan setelah 5 menit dalam gendonganku sora tak kunjung berhenti menangis, kepalaku jadi pusing di buatnya.

"sini biar aku saja" shinsuke meminta sora dari gendonganku, dan dalam beberapa menit di gendongan shinsuke. sora pun terdiam, aku terduduk di lantai. lega setelah sora tidak menangis lagi,

"cepat tidur sana, " shinsuke mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. aku hanya mengangguk pasrah, lalu berjalan ke kamar dan tidur dengan tenang. 








---

Tbc.

Udah berdebu ya, setelah ditinggal setahun.

Takut cringe 😭

Votenya kaka 🙂🔪

Stay. (Kita Shinsuke x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang