Part 8 : Berujung

39 3 4
                                    

#Rayhana pov

05.30

Pagi ini, pengajian kitab Adabul alim wal muta'alim berlangsung dengan hidmat.
Para santri memperhatikan keterangan yang diterangkan oleh kyai Mustofa, 'Sang Pengampu Pesantren.'

Beliau menjelaskan...

"Etika pelajar terhadap dirinya sendiri ada sepuluh macam, yaitu:

Pertama,Harus mensucikan hatinya dari setiap sesuatu yang mempunyai unsur menipu, kotor, penuh rasa dendam, hasud, keyakinan yang tidak baik, dan budi pekerti yang tidak baik, hal itu dilakukan supaya ia pantas untuk menerima ilmu, menghafalkannya, meninjau kedalaman maknanya dan memahami makna yang tersirat."

"Hatiku trenyuh seketika mendengarnya, hati ini, bagaimana kabarmu?" Tanyaku dalam hati.
Dan berharap menemukan jawabannya di kemudian hari.

Beliau melanjutkan, "Kedua, Harus memperbaiki niat dalam mencari ilmu, dengan tujuan untuk mencari ridha Allah SWT, serta mampu mengamalkannya, menghidupkan syari'at, untuk menerangi hati, menghiasi batin dan mendekatakn diri kepada Allah SWT. Tidak bertujuan untuk memperoleh tujuan-tujuan duniawi, misalnya menjadi pimpinan, jabatan, harta benda, mengalahkan temansaingan, biar dihormati masyarakat dan sebagainya."

"Insyaallah, semoga diri ini bisa menjalankan apa yang telah beliau dhawuhkan melalui wejangannya." Do'aku dengan penuh harap.

"Ketiga, Harus berusaha sesegera mungkin memperoleh ilmu diwaktu masih belia dan memanfaatkan sisa umurnya.Jangan sampai tertipu dengan menunda-nunda belajar dan terlalu banyak berangan-angan, karena setiap jam akan melewati umurnya yang tidak mungkin diganti ataupun ditukar". Seorang pelajar harus memutuskan urusan-urusan yang merepotkan yang mampu ia lakukan, juga perkara-perkara yangbisa menghalangi kesempurnaan mencari ilmu, serta mengerahkan segenap kemampuan dan bersungguh-sungguh dalam menggapai keberhasilan.Maka sesungguhnya hal itu akan menjadi pemutus jalan proses belajar," kata beliau meneruskan keterangan kitab.

"Duhai diri..
Umur telah bertambah, namun hati malah semakin gundah.." keluhku dalam hati. Rasanya aku belum bisa menyerap apa yang beliau dhawuhkan. Aku terus menyimak keterangan beliau dan menuliskannya pada kitab yang sedang kupegang saat ini.

Keempat, Harus menerima apa adanya (qana'ah) berupa segala sesuatu yang mudah ia dapat, baik itu berupa makanan atau pakaian dan sabar atas kehudipan yang berada dibawah garis kemiskinan yang ia alami ketika dalam tahap proses mencari ilmu, serta mengumpulkan morat-maritnyahati akibat terlalu banyaknya angan-angan dan keinginan, sehingga sumber-sumber hikmah akan mengalir kedalam hati.

Imam Al Syafi'i telah berkata: "Orang yang mencari ilmu tidak akan bisa merasa bahagia, apabila ketika mencari ilmu disertai dengan hati yang luhur dan kehidupan yang serba cukup, akan tetapi orang-orang yang mencari ilmu dengan perasaan hina, rendah hati, kehidupan yang serba sulit dan menjadi pelayan para ulama', dialah orang yang bisa merasakan kebahagiaan.

Kelima, Harus bisa membagi seluruh waktu dan menggunakannya setiap kesempatan dari umurnya, sebab umur yang tersisa itu tidak ada nilainya.

Waktu yang paling ideal dan baik digunakan oleh para pelajar:Waktu sahur digunakan untuk menghafalkan. Waktu pagi digunakan untuk membahas pelajaran. Waktu tengah hari digunakan untuk menulis. Waktu malam digunakan untuk meninjau ulangdan mengingat pelajaran.

Sedangkan tampat yang paling baik digunakan untuk menghafalkan adalah di dalam kamar dan setiap tempat yang jauh dari perkara yang bisa membuat lupa. Tidak baik menghafalkan pelajaran didepan tumbuh-tumbuhan, tanaman-tanaman yang hijau, di tepi sungai dan ditempat-tempat yang ramai.

Sebening Cinta Rayhana (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang