Sepintas harap telah berlalu, malam kini telah bersambut dengan cahaya rembulan beserta kerlipan bintang, nampak sekelebat jilbab biru diujung aula. Ia berlari sekencang-kencangnya, menolak angin yang terus menerpa hingga melewati kantin yang menjadi perbatasan asrama putri dan putra.
Karena terburu-buru, secara tak sadar, ia menubruk seseorang di seberang jalan. Menumpahkan semangkuk bakso yang mungkin sudah tak sabar untuk masuk ke dalam perut orang itu.
Mereka saling terdiam untuk beberapa saat kemudian, Setelah itu kepala mereka kembali menunduk. Si jilbab biru berkata, "Afwan Akhi, saya tak sengaja,"
"Meskipun engkau sengaja melakukan hal itu, akupun rela" Jawab Kang bersarung cokelat dalam hati. Bagaimana mungkin Si Jilbab biru bisa mendengarnya, sedangkan Kang bersarung cokelat hanya berkata di dalam hati?
"Afwan Akhi 🙏" ucapnya lagi seraya meninggalkan kang bersarung cokelat yang sedang menatap tumpahan bakso di depannya.
"La ba'tsa Ukh," Sontak Kang bersarung cokelat berteriak-teriak. Yang sekejap kemudian, pundaknya ditepuk oleh seseorang dengan keras.
"Astaghfirullah, Innalilah, Siapa nih"
"Kamu kenapa sih, ngomong sama siapa," Ucap mang Bakso.
"Lho,. Saya itu Mang, tadi ... Itu" Jawab Kang bersarung cokelat dengan gugup.
"Opo sih, nggak ada siapapun disini,"
"Lha tdi lho, Mang. Ada santri putri yang numpahin baksokuu,"
"Hilih, nggak usah halu, Kang. Kelamaan jomblo sih," ejeknya.
"Lah yowis kalo nggak percaya, aku juga nggak rugi,"
"Yo sing rugi aku, sampeyan kalo mau makan bakso lagi, harus bayar Doble, pokokke..." Titah Mang Bakso.
"Lhoo ... Kok gitu Mang. Ini ngga Ono unsur kesengajaan, Mang." Cicit Kang bersarung cokelat.
"Guyon aku, sini tak ganti yang baru baksone, yang tumpah biarin wae. Udah rezekinya tanah dapat siraman bakso terenak di dunia," ucap Mang Bakso kepedean😂. Cukup di iya in aja wis rampung😀.
" Tugasmu, beresin itu, habis itu makan lagi gak papa." Titahnya lagi.
"Okesiaaaap Mang" Jawab Kang bersarung cokelat dengan semangat 45..
Cerpen yang kutulis pun usai, mungkin hanya ada sedikit konflik di dalamnya. Tak seperti hidupku yang ramai dan penuh dengan konflik, cerita yang kutulis selalu terasa hambar. Bagaimanapun, tulisan yang kubuat hanya realisasi dari kegabutan yang sedang kurasakan. Contohnya, seperti cerpen yang baru saja kutulis tadi. Bayanganku oleh kejadian tumpahnya bakso milik seorang santri putra yang tak sengaja kujatuhkan karena sedang terburu-buru saat itu. Kejadian itu menjadi inspirasi bagiku untuk membuat skenario yang tertulis dalam buku diary ku.
Entahlah dengan apa yang terbayang dalam pikiranku, rasanya penuh dan ingin kutuangkan semua. Tapi, apakah itu mungkin? Kesendirian membuatku berfikir banyak dan pastinya memerlukan wadah untuk menuangkan gagasan. Dalam kertas kosong, disitulah aku menuangkan rasa, meski tak semuanya dapat tertulis dalam aksara. Karena semuanya tak perlu untuk tertulis dalam aksara, namun cukup hanya disimpan dalam jiwa.
Ya Allah,
Engkau yang menakdirkan rasa ini bersemayam dalam jiwa. Salah satu dari makhluk mu telah menawan hatiku beberapa saat lamanya. Apakah ini adalah jawaban dari setiap doa yang telah kupanjatkan? Ataukah sebatas cobaan dalam angan?Engkaulah yang menghendaki segala macam kejadian alam ini, dan rasa ini pun tak akan hadir bila engkau tak merestui. Aku tak sanggup menanti, dan aku pun belum siap untuk dinanti semoga kau berikan jalan kepada kami, untuk meraih asa bersama, dan menempuh jalan menuju ridhomu ya Allah
Ya Allah,
Kuingin cinta sejati yakni saat hatinya dan hatiku bersemi di jalan yang engkau ridhoi maafkanlah aku yang telah hilang selama ini. Tulisan ku selalu berkata bahwa diri benar-benar terjaga. Tapi nafsu ku benar-benar Angkara. Apakah ini hanya nafsu saja jika Iya untuk apa membangun impian bersamanya tidak ya Allah bukan itu niatku sempurnakanlah ah aku dengan kehadirannya dalam hidupkuKutahu, ini adalah suatu ruangan yang masih jauh. Namun, kepada siapa lagi kalau bukan engkau ku mencurahkan segala resah dan segala yang hadir melintasi Sukma. Sungguh aku malu bila mengungkapkan rasa ini pada makhluk mu aku hanya bisa mengungkapkan padamu
Karena engkaulah yang menggenggam hati setiap makhluk mu jagalah hatiku karena aku tak sanggup menjaganya tanpa pertolongan Mu.
Lagu lagi kupanjatkan doa itu lagi
Doa yang terus kan tertanam dalam hati.Aku terus mengeja doa
Karena Allah telah memerintahkan kepada kita agar selalu berdoa kepada, Bukan..Kutak tahu ...
Siapa yang telah kusinggung dalam doa ku..Yang kutahu..
Inilah diriku, agar aku bisa menjaga hati² yang lain..
Maka harus mulai dari diri
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Cinta Rayhana (✔️)
Fanfiction_Religi_Romance_ Ternyata menjadi seorang yang menyelam dalam kehidupan pesantren, apalagi ketika masuk ke dalam intinya, ternyata tak semudah dalam bayangan. Tak hanya ujian raga dengan penatnya mengarungi samudra kehidupan, namun juga harus tegar...