Chapter 8

3.7K 346 15
                                    

Keesokan harinya Taehyung terbangun dengan bercak kemerahan dileher dan bahunya sepertinya semalam Jungkook banyak meninggalkan tanda cintanya pada tubuh Taehyung. Dengan wajah yang masih mengantuk Taehyung membuka selimut yang menutupi tubuh setengah polosnya. Dengan mata yang masih memblur ia berjalan membuka horden agar cahaya matahari bisa masuk setelah itu ia berjalan menengok buah hatinya yang sudah terbangun didalam box bayi.

"omo" Taehyung mengangkat tae-il dan menggendongnya dibahu kanan.

"aish, bau...... tae-il popp ya..." Taehyung membaringkan tae-il diatas meja untuk mengganti popok.

Dengan telaten Taehyung mengganti popok tae-il yang kotor. Setelah itu dia kembali menggendong tae-il berjalan menuju dapur untuk mengambil asi. Sementara itu Jungkook terbangun karena cahaya matahari yang menyilaukan mata.

Jungkook mengumpulkan kesadarannya sebelum beranjak dari atas ranjang, ia melihat Taehyung dan buah hatinya sudah tidak ada didalam kamar. Samar-samar ia mendengar suara Taehyung dari arah dapur.

Jungkook tersenyum dan bergegas pergi menyusul Taehyung.

"aigoo, tae-il kelaparan rupanya" Taehyung menggendong tae-il agar tae-il mau menghabiskan asi yang ada didalam botol.

Bayi mungil itu menghisap asi'nya dengan rakus sembari sesekali menatap Taehyung.

Saat sedang asik menimang-nimang tae-il, tiba-tiba Taehyung merasakan perutnya direngkuh seseorang dari belakang.

"pagi sayang" sapanya mendekap Taehyung dan mencium surai Taehyung.

"kau sudah bangun? Mau mandi dulu atau sarapan?" tawar Taehyung.

"bagaimana kalau sarapan dulu kali ini" jawab Jungkook sembari mencium bahu kanan Taehyung.

"baiklah tapi bisakah kau mengambil tae-il dariku?"

"baiklah, berikan padaku" Jungkook melepaskan dekapannya dan lekas mengambil tae-il dari gendongan Taehyung.

Taehyung yang hanya berbalut boxer hitam pendek sibuk menyiapkan sereal dan susu hangat untuk Jungkook didapur. Jungkook dapat melihat dengan jelas punggung polos Taehyung dari belakang.

"minggu depan kau kan harus berangkat kerja jadi siapa yang akan mengurus tae-il?" tanya Jungkook sembari menimang-nimang tae-il dalam gendongannya.

Taehyung terdiam untuk beberapa saat.

"jika kau mau kita bisa bergantian mengurusnya atau aku bisa membawanya ke kampus" ujar Jungkook.

"a..aku akan membawanya kau tidak perlu khawatir" jawab Taehyung.

"apa itu tidak akan merepotkan?" tanya Jungkook ragu.

"tidak, dia bisa ku titipkan pada jimin nanti" menjawab keraguan Jungkook.

"baiklah" jawab Jungkook.










Setelah Jungkook berangkat ke kampus, Taehyung menyibukkan diri membersihkan rumah seorang diri. Ia berfikir untuk mencari pekerjaan via online barang kali ada yang cocok dengannya. Berkali-kali ia menghubungi nomor yang tertera dalam website namun tak ada satupun yang mau menerimanya jika ia berangkat kerja sambil membawa si buah hati. Taehyung merasa bingung dan kalap tak ada cara lain ia harus pergi keluar mencari pekerjaan diluar barang kali ada yang mau berbaik hati menerimanya. Setelah selesai membersihkan rumah ia menatap jam menunjukkan pukul 10:00 pagi. Ia lalu bergegas mandi dan ganti pakaian.

"maafkan eomma sayang karena eomma harus membawamu pergi keluar" menaruh tae-il didalam ransel gendongnya sambil membawa payung.

Setelah dia siap tak lupa ia mengunci pintu sebelum pergi memastikan semua aman.

Taehyung menggendong tae-il ala kanguru berjalan sambil membawa payung agar panas matahari tidak menyengat kulit rapuh tae-il. Pria itu berjalan menyusuri setiap toko dan warung kecil untuk sekedar bertanya apa mereka membutuhkan karyawan namun sejauh ini Taehyung masih belum juga mendapatkan pekerjaan mereka semua menolak jika Taehyung membawa serta bayinya untuk bekerja. Sampai akhirnya kaki Taehyung merasa lelah untuk berjalan dan perutnya mulai terasa lapar ia memutuskan untuk mampir ke sebuah kedai mie yang cukup ramai. Seorang nenek yang terlihat seperti si pemilik kedai terlihat kerepotan menerima pesanan yang begitu banyak belum lagi ia mengerjakannya seorang diri dihari tuanya.

"bolehkan saya membantu anda?" tawar Taehyung iba.

"ahh tentu saja, tapi kau membawa bayi?" nenek itu terlihat bingung karena Taehyung menggendong bayi bagaimana ia bisa membantunya?.

"eoh apakah anda punya kamar atau ruangan untuk menidurkan bayiku?"

"tentu saja ada, kau bisa membaringkannya disana" nenek menujuk ruangan kecil dipojok ruangan.

"terima kasih kebetulan ia baru saja tidur" Taehyung tersenyum malu karena merepotkan si nenek.

Setelah membaringkan tae-il dikamar tempat si nenek beristirahat Taehyung lekas melipat lengan bajunya dan mulai membantu si nenek melayani pesanan.

"maaf, anda mau pesan apa?" tanya Taehyung sembari mencatat pesanan.

"mie udon dan ramen" jawab si pelanggan.

"baiklah tunggu sebentar" Taehyung lekas menyuruh si nenek membuat pesanan yang ia catat.

Hari ini pelanggan sangat banyak si nenek berkata sebenarnya ia punya anak yang sering membantunya namun siang ini dia tidak bisa membantu karena harus pergi ke sekolah. Si nenek berharap Taehyung mau bekerja membantunya setiap hari.

"kau pria special?" tanya si nenek.

"ne, apa itu aneh?" tanya balik Taehyung.

"tidak, didunia ini ada banyak hal aneh tapi jika tuhan sudah berkehendak maka kita harus bisa menerimanya, kau punya bayi yang tampan" mereka duduk didepan ruangan kecil tempat tae-il tertidur.

"dia mirip ayahnya"

"kau juga pria yang tampan, aku tidak akan memaksamu bekerja disini karena gajinya terlalu kecil mungkin hanya cukup untuk membeli susu si bayi, karena tidak setiap hari pelanggan seramai ini terkadang bahkan tidak ada pelanggan sama sekali" Si nenek menepuk paha Taehyung pelan setelah itu beranjak pergi untuk melihat pelanggan yang barang kali ingin tambah.

Taehyung diam dan berfikir sejenak, ia tak punya pilihan lain tidak ada pekerjaan yang mau menerimanya jika ia membawa serta bayinya. Ia benar-benar buntu dan tak tau harus bekerja apa lagi.


















Dilain tempat Jungkook terlihat pergi ke sebuah warnet dekat kampus untuk bermain game online barang kali ia bisa mendapat uang dari bermain game. Ia masih merasa bersalah jika masih tidak bisa membantu ekonomi keluarga ia merasa malu pada Taehyung akan hal ini. Terlalu banyak yang Taehyung lakukan untuk menghidupi keluarga bahkan ia tak pernah mengeluh sekalipun akan hal itu. Jungkook bertekad setelah kuliahnya selesai ia kan berusaha keras mencari pekerjaan yang layak agar bisa menghidupi keluarga kecilnya ditengah persaingan yang ketat.

Di Jaman sulit seperti ini orang harus mampu memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada didepan mata dengan sebaik mungkin. Karena diluar sana ada banyak orang yang menanti sebuah kesempatan dan peluang untuk menjadi sukses untuk meninggkatkan taraf hidup dan keluar dari garis kemiskinan.

Jungkook tau betul apa yang ia lakukan ia berharap usahanya tidak akan sia-sia demi anak dan istri yang harusnya ia hidupi.

















To be continued...

MY BELOVED HUSBAND (BXB) ✅ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang