C o n t r i t e n e s s XII ✴ Langkah

2.1K 262 49
                                    


Setelah sekian lama, kupikir tak ada salahnya mengambil langkah

Namun, mengambil langkah duluan tak semudah yang ku pikirkan...

Bukan berarti aku akan menyerah

Namun, aku mulai berfikir.....

apa memang ini akan berakhir bahagia?

contriteness

Insiden tentang penculikan oleh villain beberapa waktu lalu telah berlalu seminggu yang lalu, meskipun kekhawatiran tentang serangan penjahat dan tidak adanya simbol pahlawan masih sangat membekas, parah pro hero berusaha dengan maksimal menjaga keselamatan para penduduk—meskipun, masihlah banyak penduduk yang mulai meragukan para hero

Sementara itu, para siswa UA telah kembali ke sekolah setelah bersusah payah meminta maaf serta meminta kepercayaan para wali para siswa yang khawatir insiden penculikan akan terulang.

Dari banyaknya orang tua siswa yang sulit percaya pada pihak sekolah, keluarga [ name ] adalah salah satunya. Bahkan, gadis ini sempat ingin memukul wajah kakaknya yang tampan itu karena membuatnya malu. Dari sekian banyak siswa kelas B, hanya ia yang di antar sampai ke asrama barunya, bahkan para guru dari UA harus menandatangani perjanjian di atas kertas tentang keselamatan seorang [ surname ] [ name ], dan jika sampai gadis ini kenapa kenapa para guru di UA harus mendapatkan denda—sungguh, [ name ] sangat paham Ray khawatir, tapi ia malu bukan kepalang saat teman temannya tau apa yang di lakukan kakaknya.

Ia bahkan harus memukul Monoma dan Tetsutetsu karena sudah muak dengan ocehan mereka, yah walau Tetsutetsu sebenarnya tak ada niat mengejek—[ name ] saja yang baperan.

Pelajaran juga telah di mulai seperti biasanya.

"[ name ]-chan, ada yang datang mengajakmu makan siang nih!" seru Kendou. Gadis yang menjadi ketua kelas dari kelas B itu tersenyum menggoda namun tangannya membekap mulut Monoma yang tampaknya siap mengejek siapapun anak kelas 1A yang mampir ke kelasnya, "seperti biasanya [ name ]-chan kita memang populer ya? Enaknya yang main harem"

Gadis yang tengah membereskan alat tulisnya itu hanya mendengus mendengar ucapan sang ketua kelas, setelahnya ia langsung berlari ke pintu keluar kelas, "ah maafkan ucapan ketua kelas kami tadi ya, Baku—eh, Todoroki-kun?"

Todoroki, pemuda yang berdiri di depan kelas B itu menatap gadis di hadapannya. Apa tadi gadis itu akan menyebutkan nama Bakugou? Bukan sesuatu yang aneh, toh ini pertama kalinya Todoroki mengajak seorang perempuan makan siang bersama—berharap doi peka dan jatuh cinta padanya, tapi sepertinya perjalanan kisah cinta Todoroki Shoto yang menyedihkan masih panjang.

Todoroki menganggukkan kepalanya kecil, "kau mau makan siang bersama?"

[ name ] berkedip beberapa kali mendengar itu lalu mengangguk sambil tersenyum—meskipun ada sedikit rasa kecewa dalam dadanya, "tent—"

"Gadis cebol ini sudah ada janji dengan orang lain, minggir kau setengah setengah brengsek!"

Kedatangan Bakugou membuat suasana menjadi panas, pemuda blonde ash itu datang dengan wajah seperti seorang yakuza, belum lagi menambahkan bensin ke dalam api dengan cara merangkul sang gadis dengan seenaknya. [ name ] yang masih kaget hanya berkedip beberapa kali tak berkomentar apapun. Sementara itu, Bakugou dan Todoroki saling menatap tajam satu sama lain.

Seolah tau akan ada tontonan menarik, para siswa siswi kelas B langsung mengintip dengan khidmat dari balik jendela dan pintu kelas—bahkan ada yang seenaknya memasang taruhan, apakah Todoroki atau Bakugou yang akan menang?

Todoroki melirik tangan Bakugou yang seenaknya mengalung di bahu [ name ], secara reflek saja pemuda heterocromia ini menyingkirkan tangan Bakugou dari sana. Wajahnya tetap datar, namun tatapan matanya menunjukkan emosi yang sebenarnya, "aku yang duluan datang," ujarnya santai, namun sukses membuat emosi Bakugou naik sampai ke batas sumbu kesabarannya yang pendek seperti tinggi Mineta, "toh tadi [ name ] berkata mau"

Ledakan kecil keluar dari tangan Bakugou, tangannya langsung menarik kerah seragam Todoroki. Asap tipis keluar dari tangan pemuda ini, "kau mau cari gara gara denganku, HAH!?"

Todoroki tak membalas perkataan Bakugou, namun tangannya menepis kasar tangan Bakugou. Pemuda ini lantas menatap [ name ] yang sedikit panik, gadis yang pekanya ada di bawah standar itu justru bingung kenapa Todoroki dan Bakugou bertengkar—yang ia tau, Monoma hanya melarangnya memisahkan mereka agar anak anak kelas 1A dapat hukuman karena bertengkar. 

"Bagaimana?" tanya Todoroki, "kau tadi akan bilang tentu kan?"

Gadis yang di berikan pertanyaan itu tersenyum canggung, "bagaimana klo kita makan bertiga saja?"

Bakugou mendecak mendengar itu, pemuda blonde ash itu lalu pergi meninggalkan [ name ] dan Todoroki tanpa mengatakan apa apa. Melihat itu sang gadis nampak sedikit panik, ia merasa tak enak jika meninggalkan Todoroki namun Bakugou nampaknya sangat tak suka dengan usulan makan bertiga. 

Sementara itu, melihat reaksi Bakugou yang kekanakan membuat Todoroki tersenyum tipis.

contriteness

Todoroki menatap datar Bakugou yang duduk di sampingnya, bukankah tadi pemuda itu pergi karena dia tak ingin makan siang bertiga? Kenapa saat Todoroki dan [ name ] sudah memesan makanan tiba tiba saja Bakugou datang dan duduk di tengah tengah keduanya?

Bukannya Bakugou punya gengsi kelewat tinggi?

Bakugou squad yang duduk tepat di belakang meja Bakugou, Todoroki, dan [ name ] diam diam melirik ke arah ketiga muda mudi tersebut. Kaminari yang tidak tahan diam saja akhirnya berkomentar, "hanya perasaanku atau memang orang orang yang duduk di belakang kita ini sedang perang dingin?" tanyanya dengan nada berbisik pada Kirishima dan Sero, "klo aku jadi [ name ]-chan, aku tidak akan bisa makan dengan tenang bersama mereka. Perlukah aku menawarkannya makan siang bersamaku saja?"

Sero langsung memukul kepala Kaminari dengan sumpit mendengar itu, "lakukan saja jika kau mau mati dalam keadaan mengenaskan"

"Apa yang salah dengan tawaranku?" tanya Kaminari sambil mengusap kepalanya, "aku juga tampan"

Berbanding terbalik dengan apa yang di katakan Kaminari, [ name ] yang duduk di tengah perang dingin Bakugou dan Todoroki justru sudah mengambil sumpit dan makan dengan tenang, "kenapa kalian tidak makan? Bukannya kalian lapar?" tanya gadis itu heran.

Bakugou dan Todoroki sontak menoleh, baru setelah gadis itu melayangkan pertanyaan keduanya makan. Todoroki dengan soba dinginnya, dan Bakugou dengan ramen yang kuahnya seperti lautan sambal.

"Oh ya," tiba tiba saja [ name ] mengambil topik. Bakugou dan Todoroki dengan cepat menoleh—dasar bucin, "bagaimana kepindahkan kalian ke asrama? Asrama kelasku cukup lebar dan nyaman, tapi yah rasanya tetap aneh jika bukan rumah sendiri klo menurutku"

Bakugou hanya mendengus mendengar itu, "sama saja"

"Sejujurnya di asrama cukup nyaman," ucap Todoroki jujur. Yah dia suka di asrama karena bisa bebas dari ayahnya, meskipun ia pasti akan merindukan kedua kakaknya di rumah.

Sang gadis mengangguk angguk mendengar itu.

"Kau mau mampir melihat asramaku?"

Suasana mendadak hening. [ name ] memasng wajah terkejut saat Todoroki dan Bakugou mengajukan pertanyaan yang sama—bersamaan. Sementara itu, Bakugou squad yang mendengar itu langsung tersedak makanan mereka. Otak Kaminari sudah traveling entah kemana.

Bukugou dan Todoroki juga reflek saling tatap, sama sama tak percaya mereka mengatakan hal yang sama di waktu yang bersamaan pula.

[ name ] terkekeh canggung mendengar itu, pipinya agak memerah dan ia menggeleng setelahnya, "kupikir agak canggung jika aku main ke asrama cowok 1A," jawabnya.

Mengabaikan sang gadis, aura tak mengenakkan keluar dari tubuh Bakugou dan Todoroki.

"Aku tidak tau jika Todoroki dan Bakugou ternyata ganas," gumam Kaminari.

Kirishima langsung menatap Kaminari datar, "kupikir yang ada di otakmu dan mereka berbeda—berfikirmu kejauhan, baka"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Contriteness || Boku no Hero AcademiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang