TPM°01

6.8K 497 30
                                    

Sorry for typo(s)






"Eh anjing, bangun lo!"

Jeno tersentak oleh pukulan di kepalanya. Menyadari sumber suara apalagi dengan panggilan itu, Jeno terpaksa membuka kedua matanya dan langsung melirik dengan jengkel ke arah Si Pelaku.

"Apaan sih Bang?!"

Jeno malah diberikan pukulan bonus dari Jaehyun, membuat lelaki berambut blonde itu meringis kecil.

"Jam satu siang ambil mobil Yuta di FH, sementara pindahin ke kampus lo dulu." Ucap Jaehyun yang tidak terdengar seperti permintaan melainkan sebuah perintah mutlak.

Jeno berdecak kesal, "Suruh aja anak buah lo atau siapa kek yang gampang lo jadiin babu, jang-"

Kepalan tangan Jaehyun sudah diangkat ke udara, tinggal menunggu untuk mendarat di tempat yang sempurna.

Otomatis Jeno refleks menghentikan ucapannya sambil mengangkat kedua tangan tanda menyerah. Percuma saja melawan, karena Jaehyun terlihat sangat menyeramkan.

Meski badan Jeno sama tinggi dengan abangnya, tetapi ia tidak memiliki jiwa pemimpin yang otoriter seperti Jaehyun. Apalagi sifat Jaehyun yang tidak memandang bulu terhadap siapa orang tersebut, dan ini merupakan salah satu contoh pada Jeno yang merupakan saudara kandungnya sendiri.

"Yaudah iya, iya!" Sergah Jeno sudah tidak peduli lagi. "Udah sana lo pergi, gue mau lanjut tidur."




---




"Na Jaemin!"

Jaemin mendengar namanya dipanggil dari arah belakang. Lantas lelaki itu berbalik badan dan menemukan sahabatnya, Lee Haechan yang sedang berlari mendekatinya.

Ketika mereka berdua sudah berhadapan, Jaemin langsung mendapatkan pelukan erat dari Haechan.

"Sialan lo, Na! Gue kangen banget!" Seru Haechan tak tertahankan.

Tetapi belum sempat Jaemin bereaksi, Haechan segera tersadar dan melepas pelukannya dengan cepat.

Haechan bisa melihat sahabatnya itu sedang menahan rasa malu dengan mengubah ekspresi wajah yang sebelumnya terlihat menggemaskan kini berubah menjadi datar.

Dasar tsundere, Jaemin menyindir dalam batinnya.

"Hm, Bisa pulang juga lo? Gue kira lo disana ditabrak sampe kena amnesia." Timpal Haechan dengan sarkastik.

"Dih, kenapa lo mikirnya kayak gitu?" Jaemin mengerutkan dahinya tanda tidak mengerti.

"Ya habisnya lo kelamaan di Inggris, gue disini menderita karena jadi bulan-bulanan anak BEM." Gerutu Haechan sambil memanyunkan bibirnya. "Mereka udah kayak anak ayam yang kehilangan induknya."

The Perfect Match ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang