TPM°19

2.3K 308 46
                                    

Sorry for typo(s)






Ada tiga hal yang paling Jeno benci.

Pertama, ketika teringat dengan mendiang kedua orang tuanya.

Lalu saat melihat Jaemin menangis.

Dan yang ketiga, ketika ada yang melukai Jaemin.

Serius, untuk hal terakhir itu sudah melewati batas kesabaran Jeno. Ia bahkan tidak bisa memaafkan dirinya atas apa yang telah ia perbuat, begitupun dengan orang lain yang melakukannya.

Semua hal buruk yang Jaemin alami, Jeno tidak akan pernah melewatkan apapun. Ia akan membalaskan semua yang terjadi kepada Jaemin.

Awalnya Jaemin mendengar kabar burung, alias Mark - Si Teman barunya. Alih-alih hanya ingin mendapatkan kepercayaan, kini ternyata benar terjadi.

Jeno dan Mark sudah sangat akrab, melebihi Mark kepada Jaemin.

Saat mendengar kabar tersebut, Jeno sudah tidak bisa menahan emosinya. Ia sangat murka ketika tahu Jaemin dilecehkan di kamarnya sendiri, di kamar pasien yang seharusnya menjadi tempat teraman dan nyaman untuk Baby-nya beristirahat.

Tapi apa yang terjadi? Keparat yang bernama Choi Bomin dengan berani-beraninya menyentuh Jaemin. Memaksa dan melukai Jaemin hanya karena nafsu bejatnya.

Maka dari itu, Jeno segera mengirim Woosoek beserta antek-anteknya untuk segera menangkap Bomin. Hanya dalam satu jam, lelaki itu dengan mudahnya ditemukan.

"AAARGH!"

Jeno melayangkan tinjunya dengan sekuat tenaga. Rahangnya terkatup, matanya dengan tegas menatap Bomin yang saat ini sedang tersungkur ke tanah dengan luka-luka di sekujur tubuh dan wajahnya.

"Keparat ini ngomong apa lagi?" sengaja memberi jeda sambil menoleh ke arah Mark yang sedang berdiri di sampingnya.

Mark berdecak sinis sambil menatap nyalang Bomin yang menjerit kesakitan. "Jaemin mantan jalang Jeno."

Tangan Jeno otomatis terkepal kuat. "Mantan jalang gue?" geramnya sambil melirik dengan jijik ke arah Bomin lalu menendang keras perutnya hingga Bomin terbatuk-batuk serta mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Lo berani manggil Baby gue jalang?!" Jeno semakin menendang-nendang tubuh Bomin yang sudah tergeletak sekarat di tanah.

"KEPARAT! Jaemin cuma punya gue! Berani-beraninya elo nyentuh apa yang menjadi milik gue!" Geram Jeno masih terus memberikan tendangan yang bertubi-tubi.

Mendadak pintu gudang terbuka, Mark melirik sekilas lalu berikutnya berdecak geli ketika tahu siapa yang datang. "Oy Kanguru, mau join? Ngantri dulu ye, gue aja belum dapet giliran nih. Padahal udah nunggu setengah jam."

"Lama elah." sahut Bangchan, ia berjalan mendekat sambil mengeluarkan revolvernya.

Jeno yang sedang sibuk menghajar Bomin, sontak merentangkan tangannya untuk menahan Bangchan.

"EH! GUE BELUM PUAS, ANJENG."

Bangchan menahan lucutannya, ia melirik dengan tatapan jenuh ke arah Jeno. "Anjing kok ngomong anjing." sarkas Bangchan lalu beralih menatap Bomin.

The Perfect Match ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang