TPM°06

2.5K 353 79
                                    

Sorry for typo(s)






Kunjungan dari BEM FISIP ke fakultas teknik pada siang itu berjalan dengan lancar. Meskipun awalnya terjadi kehebohan karena keberadaan lelaki cantik yang bernama Na Jaemin.

Ia dan Mingyu selaku perwakilan dari FISIP bertujuan untuk membuat aliansi yang mengatasnamakan kesejahteraan semua makhluk hidup, All Lives Matter. Berdasarkan isu terpanas yang membuat gejolak dalam negeri tentang Presiden yang korupsi.

Ternyata hal itu diterima dengan baik. Kim Hanbin selaku Presiden BEM dari Teknik juga mengusulkan untuk mengadakan rapat resmi dikeesokan harinya.

"Besok jam delapan pagi. Gimana?" tanya Jaemin sambil mengetik jadwal agenda di ponselnya.

Mingyu mengangguk setuju, "Nah bisa  tuh. Oiya jangan lupa chat Somi, suruh bikin surat." ujarnya yang dibalas gumaman singkat oleh Jaemin.

"Hm."

"Kalian berdua udah makan?" seketika mereka bertiga sampai di depan kantin Teknik, setelah berkeliling kampus atas ajakan Hanbin.

"Wah asik nih, gue denger nasi goreng kimchi paling enak di kantin Teknik." sahut Mingyu yang mulai kelaparan.

Hanbin tersenyum, sedikit menyombongkan diri. 

"Itu udah biasa, elo harus coba samyang kuah susu. Gurih gurih nyoi."

"Demi apa?! Gue baru denger samyang pake susu." takjub Mingyu, terpana memandangi kantin teknik.

Jaemin yang mendengar percakapan antara kedua orang itu hanya memberikan tatapan bosan. Ia lantas memeriksa ponselnya, seraya menunggu balasan dari Jeno.

Hari ini, Jaemin akan memutuskan Jeno. Sesuai tekatnya yang kemarin, ia tidak ingin berlama-lama menjalin status yang tidak diinginkannya. Jaemin hanya ingin kehidupan normal, tanpa ada embel-embel 'kekasihnya Jeno'.

Maka dari itu, ia meng-unblock nomor Jeno dan mengiriminya pesan untuk bisa bertemu. Tetapi semenjak pagi tadi, Jaemin tidak kunjung mendapatkan balasan. Dan itu sedikit membuatnya jengkel.

"Lo ikut gak Jaem? Diem-diem aja." ucapan Hanbin menyadarkan Jaemin dari lamunannya.

"Enggak deh, mau balik aja. Lagian tadi pagi gue udah makan. " tolaknya.

Mingyu menyenggol lengan Hanbin sambil memberikan tatapan jahil. 

"Kangen tuh sama doi. Abis udah dateng ke kampusnya malah gak ketemu, kan Nana jadi galau ya."

"Elah Bang! Mulut lo perlu gue jahit kayaknya."

Hanbin pun mengerti. Ia ikut tertawa bersama Mingyu karena melihat ekspresi masam Jaemin yang sepertinya tidak terima dengan ejekan tersebut.

"Oh.. Si Jeno ya? Gue kira itu cuma boongan. Eh beneran ternyata.." sahut Hanbin lalu menunjuk ke arah koridor kampus di seberang kantin.

"Kalo kesitu nanti tembusannya ke lapangan sepak bola. Biasanya jam segini Jeno lagi latihan, lo mending susulin aja orangnya." ujar Hanbin menambahkan.

"Cie, nyamperin doi perlu bawa minum Na. Beli dulu nih di kantin." Ledek Mingyu semakin menjadi-jadi.

"Bang!" Jaemin mendengus, menatap tajam Mingyu seakan ingin membunuhnya.

The Perfect Match ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang