Sorry for typo(s)
"Cukup untuk malam ini, dilanjutkan lagi minggu depan." ucap Mingyu menutup rapat yang hanya berlangsung satu jam tersebut.
"Tapi lo semua jangan pada balik dulu, soalnya kita kedatangan tamu nih dari BEM Universitas sama UKM yang lain. Kita bakalan bahas masalah skandal Presiden baru-baru ini."
Tidak jadi bersemangat, sebagian besar anggota BEM FISIP itu serempak mengeluh.
"Kakaaaaak, aku harus pulang nih!" protes Jeon Somi selaku Menteri Sekretaris Kabinet.
Somi adalah satu-satunya perempuan yang dekat dengan Jaemin di kampus. Ia bahkan dianggap seperti anak asuhan Jaemin, karena jabatan Somi yang dikendalikan oleh lelaki itu.
"Yaudah balik aja, lagian ini udah jam sembilan. Kamu kan tinggal di asrama." ujar Jaemin. Ia lalu mengamati anggota perempuan yang ada di ruangan.
"Cewek-cewek kalo ngerasa enggak bisa ikut mending balik aja." Perintahnya.
"Oke kak!"
"Makasih kak!"
"Kakak terbaik!"
"Kak Nana panutan Somi!"
Balasan suka cita dari para perempuan. Ekspresi mereka berlawanan dengan anggota laki-laki yang saat ini merasa dirugikan karena ketidakadilan dalam gender.
Mingyu berdecak, "Gini dah, yang cowok gue traktir-" ruangan mendadak ramai ketika mendengar kata gratisan.
"Traktir permen kopi maksudnya! Biar begadang rame-rame."
Hal itu berakhir dengan sorakan dari para laki-laki yang kembali anarkis ingin segera menurunkan Mingyu dari jabatannya.
Di saat Mingyu sedang menjelaskan, Jaemin hanya mendengus kesal lalu melirik ke pintu ruangan BEM FISIP yang terbuka. Kekesalannya tentu saja dilimpahkan kepada Mark yang memang sedang berdiri di ambang pintu, karena rapat pada malam hari ini seakan dipercepat agar bisa dilanjutkan dengan perencanaan demokrasi besar-besaran di seluruh Universitas. Tentu saja, Mark selaku pemimpin orasi ikut serta dalam keterlibatan rencana tersebut.
"Bang, gue skip ya." pinta Jaemin dengan ekspresinya yang sudah tercetak jelas bahwa ia sama sekali tidak tertarik.
Mingyu hanya mengangguk sambil mengangkat ibu jarinya ke udara, mengiyakan permintaan Jaemin di sela-sela mengobrol dengan beberapa mahasiswa lain.
"Lo balik sama siapa?" Jaemin merasakan Mark sudah berada di sampingnya.
Jaemin menutup resleting jaket hitam yang ia kenakan.
"Sendiri, gue bawa mobil."
"Tumben" ejek Mark. Lelaki berwajah blasteran itu lalu menatap Jaemin dengan rasa penasaran.
"Eh, gue denger hubungan lo sama si itu makin lengket. Jadi lo beneran kepincut sama tuh orang?"
Jaemin yang tadinya biasa saja kini moodnya mendadak berubah drastis saat mendengar topik yang sedang dibahas Mark.
"Gigi lo lengket." kesalnya tidak terima.
Mark cemberut. "Gigi gue emang dempet tapi enggak lengket." jawabnya membela diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Match ✔️
FanfictionREVISI [END] [REMAKE] [NOMIN] "ᴛʜᴇʏ ꜱᴜɪᴛ ᴇᴀᴄʜ ᴏᴛʜᴇʀ ᴍᴏʀᴇ ᴛʜᴀɴ ᴀɴʏᴛʜɪɴɢ ɪɴ ᴛʜᴇ ᴡᴏʀʟᴅ" •Original Story 'The Perfect Match' by teal-magenta• Walaupun sudah END jangan lupa Vote ya :) Warn! •BxB || Yaoi || Gay || Homo ©September 2020