TPM°17

1.9K 304 25
                                    

Sorry for typo(s)






"Na, masa gue udah keluar. Eh sekarang malah elo yang jadinya masuk rumah sakit!" protes Haechan sambil mengerucutkan bibirnya.

Mark yang duduk di sampingnya langsung berdecak geli, "Ya masa mau janjian sih Chan? Ganti-gantian dong. Kan biar enggak rebutan gitu." lalu ia menertawakan leluconnya sendiri.

"Oh yaudah, abis ini elo ye yang masuk rumah sakit!" balas Haechan menatap Mark dengan sinis.

Percakapan antara kedua pasangan tanpa status itu menghantarkan suasana kamar menjadi ramai. Padahal hanya dua orang tetapi yang Jaemin rasakan sudah seperti lima orang.

Sudah dua minggu Jaemin berada di rumah sakit. Ia masih merasa asing dengan ruangan yang ditempatinya. Meskipun luas dan bersih, tetapi suasananya sangat membosankan.

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan Haechan langsung bergegas memeriksanya. Setelah kembali, Haechan membawa sebuket besar bunga mawar merah dengan lambang kartu ucapan yang sudah Jaemin kenali sejak awal ia tersadar dari komanya.

"Bomin lagi?" tanya Mark dengan keheranan.

Jaemin tersenyum senang sambil menerima buket mawar tersebut dari tangan Haechan. Sembari menghirup wanginya, Jaemin membuka kartu ucapan yang berisi,

Rindu itu sangat menyiksa, tapi aku tidak akan bosan untuk menunggumu kembali ke kampus. Cepat sembuh ya Jaeminie! ❤

"Dih senyam-senyum lagi, mana sini gue mau liat." sinis Mark sambil merampas kartu ucapan dari tangan Jaemin. Setelah membacanya, raut wajah Mark berubah menjadi masam. Badannya bergidik seperti ulat bulu. "Hih, geli anjir! Dasar keju basi!"

"Dan apa itu Jaeminie? Jaeminie?? Cih, udah manggil nama lucu-lucuan aja. Pake heart lagi di akhiran, Bah! sini gue coret biar jadi potek sekalian." cerocos Mark tidak ada hentinya.

"Rese lo!" gantian Jaemin yang jengkel melihat kelakuan Mark.

"Ya abisnya elo sih Na, biasanya enggak pernah suka ginian kok tiba-tiba kayak bocah baru kenal cinta monyet." Mark semakin tidak terima dengan perubahan sahabatnya itu.

Heran Mark sama Jaemin. Padahal sahabatnya itu belum pernah bertatap langsung dengan Choi Bomin.

Lelaki yang sudah seminggu ini mendekati Jaemin dengan selalu mengiriminya bunga dan kartu ucapan yang berisi kalimat cinta yang menye-menye. Mahasiswa populer dari Fakultas Hukum, ia adalah anak bungsu dari pemilik perusahaan otomotif.

Meskipun kaya raya dan tampan, tetapi bagi Mark, Bomin tidak pantas bersama Jaemin. Mereka seperti tidak cocok sama sekali.

Kalau dengan Jung Jeno sih beda lagi ceritanya.

Bukannya Mark nge-bias. Tapi hanya Jeno pasangan yang tepat untuk Jaemin.

Ya pokoknya Jeno - Jaemin lah.

Percuma jadi pendukung garis keras hubungan keduanya jika ternyata berakhir dengan cara tidak masuk akal. Yang satu menyerah sebelum bertempur, yang satunya lagi sudah seperti orang gila.

Untuk kronologisnya, Mark sudah tahu jika ada insiden Jaemin disandera dan berujung koma tiga hari di M.I.A. Tepat pada hari itu juga, Jeno menetapkan bahwa akan membebaskan Jaemin dari hubungan sepihak mereka.

The Perfect Match ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang