| 7 |

3.5K 440 147
                                    

Taeyong dan Haechan menghampiri mereka untuk menyusul Jisung. Mereka yang berniat menyusul Jisung kedalam, seketika terhenti untuk melangkah masuk karena mendengar suara yang cukup keras.




"ARGHHHHH!!!" teriak Jisung dari dalam rumah.












"ADEK GUE!!!" ucap Taeyong lalu pergi menyusul Jisung.

Mereka semua langsung masuk tanpa memperdulikan pintu luar yang terkunci secara tiba-tiba, Hanya Chenle yang menyadarinya.

"Ge, pintuny—" ucapan Chenle terpotong.

"Udah! Cepetan Le!" Renjun menarik tangan Chenle





<><><><><><><><><><>

Jisung perlahan masuk ke dalam rumah tua itu. Matanya melihat sekeliling rumah yang sudah tak berpenghuni selama bertahun-tahun itu. Tak terasa, ia sudah berada di tengah-tengah rumah, sangat besar.

"Kenapa serem kayak gini sih? Mana 'banyak' banget lagi" gumam Jisung.

Ini pertama kalinya Jisung merasa sedikit takut, selama ini dia tak pernah takut, tapi entah mengapa disini sangatlah mencekam bagi Jisung.










PRANG!!!











"ARRGHHHHHHHHH!!" pekiknya.

Sebuah vas bunga terlontar pada kepala Jisung yang berhasil menyebabkan darah mengalir di sekitar keningnya. Ia terjatuh namun kembali berdiri tuk melihat siapa sosok yang telah berani dengannya.

"Siapa kau?!" ucapnya sembari menghapus darah di keningnya.






"Hihihi, kau masih nekat ya nak... Hihihihihi"






Sudah Jisung duga bahwa itu adalah mama Chenle.

"Tolong lepaskan Chenle, ia tak salah apa-apa. Kumohon.. kasihanilah dia, dia sudah terluka berkali-kali karenamu, aku tak ingin dia terluka.." ucap Jisung memelas.

Namun mamanya malah memuncak dan marah, ia berteriak sekencang-kencangnya di ruangan yang menggema itu, membuat Jisung menutup telinganya rapat-rapat karena terlalu keras.









"KAU TAK PANTAS MENYURUHKU!! CHENLE HARUS IKUT DENGANKU!!! HIHIHIHIHI.." ucapnya sembari melemparkan beberapa barang kaca kepada Jisung.






"Mama!! Hentikan semua ini!!" teriak Renjun yang tiba-tiba datang.

Taeyong dan lainnya segera berlari kearah Jisung yang memegangi telinganya, keningnya terus mengeluarkan darah karena terkena beberapa serpihan kaca. Sementara Renjun masih sibuk berdialog pada mamanya.




"Pintunya kekunci!!" histeris Haechan mengotak-atik pintu.

"Sial!" umpat Jisung yang kembali berdiri.


BRAK!! PRANG!!


Renjun secara tak sadar melempar sebuah guci kesayangan mamanya ke arah tembok dan berakhir di lantai. Ia tak bisa meladeni mamanya lagi, ia sudah muak dengan semua ini.

MMIAG┃Chenji [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang