| 25 |

2.1K 256 180
                                    

Kini lampu di ruang operasi sedang menyala, menandakan bahwa seseorang tengah menjalani operasi penyelamatan untuk nyawa nya.

Taeyong selaku dokter sekaligus kakak hanya bisa terus berusaha dan berdoa untuk keselamatan adik semata wayang nya. Jika Jisung meninggalkannya, kemungkinan besar Taeyong juga akan menyusulnya.

Banyak yang sedang menunggu keputusan akhir di depan kursi ruangan operasi, kecuali Chenle.

Anak manis itu sedang tertidur dengan pulas tanpa terganggu sama sekali dengan isak tangis di samping ruangannya.

"Hyung! Gak bisa hyung, udah full" protes Joe di tengah-tengah berjalannya operasi.

"Gue gak mau tau!! Adik gue harus selamat!! Gue gak peduli!!" bentak Taeyong penuh amarah yang di sandingi dengan kecemasan.

Sudah beberapa kali alat pembangkit jantung itu menyengat pada dada Jisung, namun justru seiring berjalannya waktu, detak jantung Jisung kian melemah dan mungkin akan hilang perlahan.

<><><><><><><><>

Chenle terbangun dini hari karena tak mendapati boneka kecilnya, satu tangannya menjalar pada kasur, berusaha mencari bonekanya yang hilang saat tidur.

Tangannya berhenti bergerak saat bersentuhan dengan sepasang tangan yang berada di bantal kepalanya, kelopak matanya terbuka perlahan dengan sayup-sayup.

"Gege?"

Tidak! Pengelihatan Chenle masih buram. Kini punggung jari telunjuknya menggosok mata nya, untuk menghilangkan beberapa air mata yang dihasilkan saat ia menguap.



"Ji—jisung?!" ujarnya tersenyum lebar.

Chenle bangun dan duduk di atas ranjang, matanya berbinar-binar kala melihat Jisung tersenyum ke arahnya tanpa paksaan dari pihak mana pun.

Namun senyuman itu tak berangsung lama saat Chenle telah gagal memeluk tubuh Jisung.

"A..apa maksudnya? Jisung.."

Tangan Chenle tembus, tubuh Jisung tak bisa di sentuh maupun di raba. Sekujur tubuh Chenle bergetar hebat dengan air mata yang perlahan mengalir hingga menjadi deras.

Jisung tersenyum kecil lalu berlutut di depan Chenle dengan menopang tubuhnya menggunakan tangan pada paha Chenle.

"Kaget ya?" tanya Jisung terkekeh.

"A-apa? K-kok?" Chenle saat ini benar-benar bingung setengah mati.

Terlihat jelas, tangan Jisung yang mengelus lembut pinggang belakangnya namun tak bisa dirasakan sama sekali oleh Chenle. Pikiran Chenle benar-benar tak bisa menjawab apa maksud dari semua ini.

"Aku..." ujar Jisung mendongak menatap Chenle.

"K-kok, maksudnya, i-ini gimana?" tanya Chenle heran.

Jisung terkekeh kembali melihat ekspresi Chenle yang benar-benar kebingungan. Kini ia berdiri dan naik ke ranjang untuk duduk tepat di samping Chenle.

"...udah pergi" lanjutnya menatap Chenle penuh sendu.


Jleb!

MMIAG┃Chenji [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang