| 23 |

1.9K 250 79
                                    

Matanya sayup-sayup terbuka, mengerjab pelan beberapa kali sebelum akhirnya tatapannya menjadi jernih semula.

"Shhh.."

Desis-an kecil terucap dari mulut manisnya saat dirasa kepalanya yang kini terlalu berat dan pusing, jemari lentiknya meraba luka di kepalanya yang sudah berbalut perban.

Tangannya terulur membuka selimut panjang yang menutupi tubuhnya hingga terduduk di atas ranjang, tempat ini sangat familiar baginya.

Tunggu sebentar! bukankah ini di rumah sakit?






Bola matanya melirik sekitar ruang inapnya, mendapati sang kakak dan teman-temannya yang tengah tertidur pulas di sofa panjang dengan keadaan yang cukup berdempetan.

Benaknya masih berfikir, bagaimana dia bisa ada disini? bukankah kemarin sore ia tertabrak mobil dan...




DIMANA JISUNG?!











Jantungnya mulai berdetak tak normal layaknya manusia biasa, sangatlah cepat. Pikirannya mulai gaduh dengan sahutan sahutan jahat yang membisikkan kalau Jisung telah meninggalkannya.

Kakinya turun dari ranjang perlahan walaupun masih lemas, kedua telapak tangannya di ranjang sedang menopang tubuhnya yang kini sudah terlepas dari selang infus karena ia cabut paksa.

"Chenle! psst!"

Kepalanya menoleh, menatap sosok temannya yang tengah melayang ke arahnya, namun tak lama tangannya bersentuhan dengan tangan dinginnya.

"Kau sudah bangun? aku ingin mencari makanan atau sesuatu yang bisa mengisi perut kosong mu, kau mau apa?" tanya Yin padanya.

"Jisung"

Singkat, padat, dan jelas. Ia tak mau apa-apa, sungguh, perutnya ini tidak penting. Yang terlintas di benaknya hanyalah Jisung yang pasti juga dirawat disini.

"Kau mau makan Jisung?" tanya Yin terkekeh.

"Jisung dimana?" tanya Chenle balik.

Yin mengernyit tak mengerti. Maklumi saja karena memang semua hantu itu tidak bisa berpikir dengan baik seperti manusia.

"Aaahh!! Kau ingin bertemu dengan Jisung? Barusan aku dari kamar inap nya, dia masih tidur belum sadar" ujar Yin lalu menarik Chenle.

"akh! pelan-pelan, tanganku masih sakit.." pekiknya kecil.

Chenle dibantu Yin berjalan walaupun langkahnya sedikit goyah karena kakinya masih lemas, kedua tangannya juga memegang dinding berusaha menjaga keseimbangannya.

Dirinya sudah sampai di tempat yang ia cari, tangannya kembali ditarik masuk begitu saja oleh Yin yang langsung tembus dari pintu kamar.

"Yin!!!" teriak Chenle.

"Eoh? Maaf, aku lupa kau itu manusia" melepas tangan Chenle.

Tangannya yang bergetar memutar knop pintu secara perlahan, mendorongnya pelan dengan sedikit tenaga nya.

Kaki nya tergetar menapak lantai yang cukup dingin, tubuhnya yang berbalut pakaian biru polos itu mendekati seseorang yang kini tertidur pulas di ranjangnya.





"Jisungie..." lembutnya.

Tangannya menarik kursi yang berada di samping ranjangnya dan mendudukkan dirinya tepat di samping kekasihnya.

"Aku aja udah bangun loh.. kamu katanya kuat, kok belum bangun?" tanya nya menatap kelopak mata Jisung yang masih terpejam.

Kini tangannya mengepal, berusaha menahan tangis dengan pundaknya yang bergetar. Manik hazelnya sudah membendung dan berkilauan oleh beberapa lapisan air yang sudah tertampung di kelopak matanya.

MMIAG┃Chenji [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang