| 20 |

1.9K 247 43
                                    

"JISUNG-AHH!! TOLONG!"

Jisung yang tadinya termenung menatap Chenle langsung tersentak mendengar suara teriakan yang menyebut nama dirinya di dalamnya.

"Yin?! astaga, kenapa lagi dia?" ujar jisung beranjak keluar.

"Key? Pasti karena dia!! Sudah ku peringatkan agar tidak berteman sembarangan tetap saja bandel sekali sih!!" oceh Jisung mengusak rambutnya.

"Baiklah.. Mari pulang anak-anak, sudah sekitar 3 hari kita disini" ujar Nayeon dari arah luar tenda.

"Permisi seonsaeng-nim, boleh saya ke toilet sebentar?" tanya jisung.

Nayeon menoleh dan menggeleng tersenyum, bis nya akan berangkat sebentar lagi maka dari itu tidak ada yang boleh tertinggal.

"Ta..tapi—"

"Cepat atur tempat duduk teman-temanmu Jisung" ujar Irene menarik tangan Jisung.

Chenle sendiri lagi dan terpaksa ia harus menunggu sampai Jisung kembali ke bis nya. Ia mengantuk apalagi di tambah alunan musik dari airpodsnya, matanya saja sudah terpejam saat ini.

Tak lama, ia merasakan belai an lembut di kepalanya, mulutnya membentuk sebuah senyum saat dirinya sudah tahu siapa itu.

"Aigoo, ngantuk ya? sini, sini.." ujar Jisung menepuk-nepuk bahunya yang akan di gunakan sebagai bantalan untuk kepala Chenle.

Chenle menyandar pada bahu jisung dan memeluk lengan jisung sebagai gulingnya. Menurutnya, lengan jisung terlalu kecil dibandingkan dengan guling kesayangannya.

"Jisung.." panggil chenle.

"Kenapa hmm?" jawab Jisung sembari memainkan ponselnya.

"Tolong matiin AC nya, dingin banget suhunya" pinta Chenle.

"Owh iya.." ujar jisung lalu menutup lubang AC.

Chenle masih tidak bisa tidur, padahal kepalanya sangat berat, namun tempat untuk ia tiduri sangat tidak mendukung.

Akhirnya, Jisung mengangkat kedua kaki Chenle dan meletakkannya di atas kursi, ia arahkan telapak kaki chenle di pojok, kepala chenle ia pindahkan agar berbantal di paha nya, hingga posisi chenle berbaring.

"Udah, bobo.." ujar Jisung terkekeh mengurusi bayi besar nya ini.

"Emm.." gumam Chenle menjawab.

Jisung kembali memainkan ponselnya, sebenarnya ia ingin bermain dengan chenle namun chenle mengantuk.

Mata Chenle mengerjab beberapa kali untuk melihat wajah jisung yang sangat fokus dengan game nya.

Jisung yang tak sengaja menunduk ke bawah, seketika langsung gemas pada tatapan chenle.

"Kamu minta di cium kayak nya" ujar jisung gemas.

"Kepalaku pusing" ujar chenle menyembunyikan kepalanya di perut jisung.

"Yaudah, tidur makanya.. nanti kalo udah sampe aku bangunin.." ujar Jisung meletakkan ponselnya dan beralih mengelus surai Chenle hingga ia tertidur pulas.

Ini sudah beberapa jam mereka di bus, namun mengapa sepi sekali? sungguh rasanya sangat aneh, bahkan orang orang tidak ada yang bersuara selain mereka bedua sedari tadi.

Akhirnya, Jisung menyadari kejanggalan pada bus ini, orang-orang ini bukanlah teman temannya melainkan makhluk halus yang menyamar menjadi mereka.

Tangan Jisung memeluk erat tubuh Chenle yang masih tertidur pulas, berusaha agar tak membangunkannya, namun suara kikikan dari para makhluk ini sangat mengusik telinga.

"Em? Jisung?" ucapnya terbangun.

Segera Jisung tarik tubuh Chenle ke pojok dinding bus hingga mereka berdua terpojok di sana, Chenle mengernyit benar-benar tak tahu apa yang terjadi.

"Aku mau liat Gege dulu" ujar Chenle melepas tangan Jisung.

"Chenle!"



"AKHHHH!!" pekik Chenle terjatuh.

Mata Chenle terbuka lebar dengan mulut yang terbuka tak percaya, dirinya tengah di tindih sesosok makhluk halus yang mendorongnya hingga jatuh seperti ini.

Air mata Chenle mengalir deras saat merasakan sepasang tangan dingin yang hendak membuka pakaian nya.

"BRENGSEK KAU!!"

Bugh!


Jisung memukul nya hingga terhantuk di kursi, matanya memanas saat melihat hantu itu ingin menyentuh Chenle-nya.

Kedua tangan Jisung mengepal keras dengan nafas memburu kalang kabut, pandangannya beralih saat mendengar Chenle memanggilnya.

"Jisung.. hiks" panggilnya.

"Ssttt, jangan nangis.. aku bakal hadepin mereka, tunggu sebentar" ujar Jisung lalu beranjak ke arah depan.

Semua hantu itu menyerang Jisung secara bersamaan, membuat Jisung kewalahan namun Jisung tak terkalahkan.

Namun disaat kakinya keram, satu cekikan dari hantu berhasil meraih leher Jisung dan mengangkat tubuh Jisung ke atas.

Geraman dan nafas memburu Jisung bisa terdengar, hantu itu mencekik Jisung cukup kuat hingga urat leher Jisung terlihat mengeras.

"a..akkhhh!! le—pas hahhh sialan! uhuk.." ujar Jisung memukul tangan dingin hantu itu berkali-kali.

Amarah Jisung sudah benar-benar tak bisa terkendali saat melihat beberapa hantu menyerang Chenle secara bertubi-tubi di sana.

"Chenle!!" panggil Jisung saat tubuh Chenle terhempas hingga kursi belakang.

Aura hitam Jisung mulai muncul, matanya mulai menggelap oleh kekuatan hitamnya, tangannya berhiasi asap hitam yang mengepul di dalam kepalan tangan Jisung.

































Aura hitam Jisung mulai muncul, matanya mulai menggelap oleh kekuatan hitamnya, tangannya berhiasi asap hitam yang mengepul di dalam kepalan tangan Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lumayan gambarnya nemenin biar ga sepi sepi amat.

Tbc..

MMIAG┃Chenji [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang