1 | ona dan ola

1.1K 57 8
                                    

Halo, masih inget nggak sama cerita ini? Bushed alurnya aku ubah yaa, jadi kalian bisa baca ulang cerita ini. Happy Reading

**

"Ona! Kerjakan pr gue!" Fiona atau sering dipanggil Ona, itu hanya bisa menghela napas mendengar teriakan dari saudara kembarnya itu.

Fiola datang bersama buku-bukunya. "Nih, kerjain yang bener. Awas sampai gue dapat nilai rendah, gue laporin lo ke Mami!" Fiola menunjuk jarinya ke arah depan muka Fiona.

Fiona kembali menghela napas. "Ola, aku juga ada tugas dari guru aku. Kamu kerjain pr kamu sendiri dulu, ya?" Pinta Fiona.

"Nggak ada alasan. Kalo lo nggak mau kerjain pr gue, gue aduin lo ke Mami." Setelah itu Fiola keluar dari kamar Fiona, dia juga menutup pintu kamar Fiona dengan sedikit membanting.

Fiona dan Fiola bisa dibilang kembar yang berbeda sifat. Sifat mereka berdua jauh sama sekali. Fiona yang merupakan lebih tua dari Fiola, dia memiliki sifat yang penyabar dan pengertian. Berbanding beda dengan Fiola, dia memiliki sifat yang sangat kasar dan suka memberontak.

Fiona selalu diperlakukan tidak adil oleh keluarganya. Fiona selalu di anggap pembawa sial untuk Fiola. Fiona selalu menjadi tameng untuk Fiola. Entah, mau sampai kapan Fiona begini terus. Tapi, Tuhan selalu tahu yang mana yang terbaik untuk umatnya.

Fiona berbeda kelas maupun jurusan dengan Fiola. Fiona yang masuk jurusan IPA, sedangkan Fiola masuk jurusan IPS. Tapi, anehnya lagi, Fiola selalu meminta Fiona untuk mengerjakan tugasnya, jelas-jelas mereka berdua beda jurusan.

Fiola selalu bertingkah seenaknya, tetapi nggak ada yang mau protes karena kelakuannya. Berbanding berbeda dengan Fiona, dia selalu salah di mata keluarganya.

Fiona juga memiliki saudara yang lain selain kembarannya. Dia adalah Arkana Adhyastha, dia merupakan anak pertama dan kakak tertua dari Fiona dan Fiola.

Arkana sangat menyayangi kedua adiknya. Arkana memiliki sifat seperti Fiona. Entah, sifat Fiola dari siapa, sampai-sampai sifatnya berbanding berbeda dengan kedua saudaranya.

Kalau kalian tanya kemana kedua orang tua mereka bertiga, jawabannya adalah kedua orang tua mereka sangat sibuk. Tetapi, sesibuk-sibuknya orang tua mereka, beliau selalu menyempatkan untuk mengantarkan ataupun mengurusi keperluan Fiola.

Yang peduli pada Fiona hanyalah kakak tertuanya, Arkana. Arkana tahu Fiona selalu disiksa maupun difitnah oleh Fiola, makanya dia lebih memerhatikan Fiona daripada Fiola.

Karena itulah, Fiola selalu mengatakan yang tidak-tidak untuk Fiona agar Arkana tidak lagi menyayangi Fiona. Arkana tidak sebodoh itu untuk memercayai ucapan Fiola.

Fiona sangat asik mengerjakan tugasnya sampai dia nggak sadar kalau kakak sulungnya kini tengah memerhatikan dirinya yang tengah mengerjakan tugasnya.

Arkana berdeham. "Adek, Abang asik banget sampai nggak sadar kalau abangnya daritadi disini." Arkana bersedekap dada.

Fiona menoleh, lalu dia menyengir. "Hehehe, Abang, kapan pulangnya? Kok, Ona nggak tau?"

Arkana datang menghampiri Fiona di meja belajarnya. "Daritadi, Sayang."

"Abang mau makan? Biar Ona bikinkan dulu." Fiona hendak bangkit dari duduknya, tapi Arkana mencegahnya untuk berdiri.

"Abang sudah makan, kamu lanjutkan aja ngerjain tugasnya. Abang mau ke kamar Abang dulu." Sebelum meninggalkan Fiona dikamarnya, Arkana menyempatkan dirinya untuk mengusap lembut rambut Fiona.

"Jangan terlalu ambis. Kamu sudah pintar, jangan terlalu dipaksakan lagi. Jaga kesehatan."

Setelah itu, Arkana benar-benar meninggalkan Fiona dikamarnya. Fiona tersenyum sendu menatap pintu.

BushedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang