❝Ternyata benar, pertemuan pertama itu menumbuhkan rasa penasaran, sedang pertemuan kedua menumbuhkan rasa rindu, dan pertemuan selanjutnya hanya meninggalkan rasa candu.❞
ㅡㅇOㅇㅡ
"Ngapain?" Tanya Chenle begitu sampai di depan Jisung.
Dia risih di lihatin oleh murid-murid lain yang belum pulang. Sebenarnya dia tidak rela kalau murid-murid lain melihat Jisung-nya sebegitunya.
Ya, bisa di bilang dia cemburu. Chenle mengumpati orang-orang yang melihati Jisung-nya sebegitunya dalam hati.
"Ayo kencan Chenle."
Jeongin yang mendengarnya tersedak air liur nya sendiri, "Uhuk-Uhuk, apa kencan?"
Jisung ngangguk, santai. Sedangkan Chenle mendengus kesal.
"Gua nggak pernah setuju tuh."
Jisung mengangkat bahunya tidak peduli. Dia menggenggam tangan Chenle, menariknya untuk menaiki motornya.
"Apasih lepas!" Chenle mencoba melepaskan genggaman tangan Jisung di tangannya.
"Tinggal naik aja susah amat si."
"Gua nggak mau."
Jisung memutar bola matanya, keras kepala anak ini. Jisung memakai helm nya, dia menaiki motornya dan menarik Chenle dengan sedikit paksaan untuk naik ke motornya.
Setelah Chenle duduk di atas motornya dengan selamat, Jisung melingkarkan tangan Chenle di perutnya yang buru-buru di lepas oleh sang empu.
"Yaudah, awas jatuh."
"Argghh— Jisung gila!"
Jisung meng-gas motornya dengan tiba-tiba yang membuat Chenle mau tidak mau memeluk perut Jisung.
"Lele lo harus jelasin ini ke gua besok!" Teriak Jeongin ketika Chenle dan Jisung sudah pergi.
—
Namsan Tower?
"Ngapain kesini?"
"Pengen aja." Jisung mengedikkan bahunya.
Chenle menggenggam gembok gembok yang berada di depannya.
"Suatu saat nanti, di salah satu gembok ini ada nama kita berdua." Celetuk Jisung yang berdiri di samping Chenle.
Tanpa sadar Chenle menjawab, "kenapa nggak sekarang?" Chenle menutup mulutnya, dia menatap Jisung dengan mata melotot, dia menggeleng.
Bodoh! Bodoh! Bodoh!
Kenapa bisa keceplosan sih.
Jisung tersenyum, dia menatap lurus tepat ke mata Chenle, "karena sekarang. Kita belum menjadi sepasang kekasih."
Entah kenapa, jantung Chenle berdegup kencang. Dia merasakan sangat gugup.
"A-apa?" Cicit Chenle.
"Ternyata benar, pertemuan pertama itu menumbuhkan rasa penasaran, sedangkan pertemuan kedua menumbuhkan rasa rindu, dan pertemuan selanjutnya hanya meninggalkan rasa candu."
Chenle menatap Jisung di depannya dengan heran.
Jisung tersenyum, "Chenle tolong kasih kesempatan untuk gua memasuki hati lo."
——OoO——
"Makasih Jisung." Ketika Chenle sudah turun dari motor Jisung.
"Gih masuk." Jisung menunjuk rumah Chenle dengan dagunya.
"Emm, nggak mau mampir?" Tanya Chenle gugup, dia memegang erat tali tasnya.
Jisung menggeleng, dia tersenyum. "Kapan-kapan aja udah malem, gua harus gantian sift sama Hyunjin setelah ini."
Entahlah Chenle merasa sedikit, nggak rela?
Jisung terkekeh ketika melihat wajah murung Chenle, "nggak usah cemberut gitu. Kapan-kapan gua mampir."
" Kapan-kapan? Berarti masih ada harapan bisa jalan bareng?" Chenle berseru dalam hati.
Chenle mengangguk. Jisung tersenyum dia mengacak rambut Chenle dengan gemas. "Gua pergi ya."
"Hati-hati." Ketika Jisung sudah menyalakan motornya, dan pergi dari hadapan nya.
Chenle berbalik, memasuki rumahnya.
"Arghhhh jantung gue." Chenle melompat kegirangan, dia memegangi dadanya yang berdetak kencang.
Cintanya terbalaskan!
To be continued
Selasa,
22 sep 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream | Jichen ✔
Fanfiction〖박지성, 천러〗 [ChickLit] [Romance] [Sweet] 「𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢. 𝘊𝘩𝘦𝘯𝘭𝘦 𝘹 𝘑𝘪𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘪 𝘵𝘰𝘬𝘰 𝘪𝘤𝘦 𝘤𝘳𝘦𝘢𝘮 」 Ini cerita per-partnya cuma 400 kata sampai 1.000 kata. Rank #2 I...