Ice Cream- 09

7.1K 1K 58
                                    

Tolong beri tanda kalo ada typo atau salah namaHAPPY READING!!❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong beri tanda kalo ada typo atau salah nama
HAPPY READING!!❤️❤️

.

"Jadi ya aku semenjak itu keluar dari rumah, ngekos sambil nunggu lulus sekolah. Untung punya tabungan jadi masih bisa makan, dan nyewa kos meskipun sangat kecil."

Chenle mengangguk-angguk mendengarkan cerita Jisung. Dia tidak menyangka lelaki di depannya ini punya kisah hidup yang sangat kelam.

"Ya itu dulu, sekarang aku udah bisa mendirikan cafe ice cream ini meskipun kecil."

Chenle mengerjakan matanya, huh? Jadi cafe ini milik Jisung? Dia yang punya cafe ini? Wah kirain dia hanya karyawan biasa.

"Woah." Tanpa sadar Chenle bergumam takjub.

Jisung terkekeh, dia mengacak rambut Chenle. "Jadi Chenle jangan salah paham lagi ya? Felix itu bukan siapa-siapa aku."

Chenle mengangguk, dia menyendokkan ice cream nya kedalam mulut. Entahlah, tiba-tiba hatinya lega dan berdebar.

"Jangan ngehindar lagi, jangan menghilang lagi."

"I-iya." Jawab Chenle gugup. Semenjak acara berciuman tadi, dia masih saja gugup.

Jisung tersenyum, pemuda di depannya ini sangat imut. Jisung menggenggam satu tangan Chenle yang berada di atas meja.

"Chenle?"

Chenle menatap Jisung dengan ragu, "y-ya?"

"Izinkan aku untuk mendekatimu ya? Izinkan aku perlahan lahan masuk ke hatimu. Kamu tau Chenle? Aku juga dari pertama kali ngeliat kamu, jantung aku itu berdebar-debar. Aku jatuh kepesona kamu pada pandangan pertama."

Chenle tidak bisa untuk tidak menahan senyumnya. Dia tersenyum manis saat mendengar Jisung berkata seperti itu.

Akhirnya cinta nya terbalaskan!

Orang yang dia cintai, ternyata mencintai dirinya juga!

Chenle menggenggam tangan Jisung menggunakan sebelah tangannya. "Ya aku juga cinta kamu saat pertama kali bertemu."

Ada yang sadar mereka sudah menggunakan aku-kamu?

Jisung tersenyum, "aku tau, Jeongin udah cerita semuanya." Chenle mendengus, ingatkan dia untuk memberi pelajaran pada Jeongin.

"Ett, aku malah mau berterima kasih sama Jeongin karena dia aku tau perasaan kamu ke aku."

Oke, tidak jadi. Dia juga akan berterimakasih pada Jeongin nanti.

"Chenle percaya sama aku apapun yang terjadi nanti. Ayo kita lewati ini bersama."

Chenle mengangguk, "ya kita lewati bersama, aku janji nanti akan selalu percaya sama kamu."

Jisung tersenyum sangat lebar, dia mengelus pipi Chenle. "Apakah kita harus kencan yang sangat romantis Chenle?"

Pipi Chenle bersemu, dia malu. Kencan romantis? Huh.















🍦𝙄𝙘𝙚 𝘾𝙧𝙚𝙖𝙢🍦

"Aaa Jeongin." Teriak Chenle dia baru saja masuk kedalam kelas dan memeluk Jeongin dengan sangat erat.

"Yak! C-chenle uhuk!"

Chenle merengut dia melepaskan pelukannya dan berjalan menuju mejanya.

"Gila gua hampir mati."

Chenle berdecih, "lebay!"

Jeongin memutar bola matanya, dia hampir mati tadi, Chenle memeluknya tidak kira-kira.

"Kenapa pagi-pagi kaya gini seneng banget? Ada apa?" Tanya Jeongin penasaran.

Chenle menatap Jeongin dengan senyum lebar, "Lo tau? Hubungan gua sama Jisung mengalami kemajuan!!" Pekik Chenle.

Jeongin ikut tersenyum, "beneran? Coba ceritain ke gua."

Chenle mengangguk, "oke. Minum dong gua haus." Chenle menunjuk botol air minum yang berada di atas meja Jeongin.

Jeongin mendengus, namun dia memberikan botol air minum nya pada Chenle. Chenle meminum nya sampai sisa setengah dan memberikan kembali ke Jeongin.

"Jadi?" Tanya Jeongin tidak sabar.

Chenle tersenyum, dia menceritakan semuanya kejadian tadi malam. Tentang Jisung yang kerumahnya, menceritakan masa lalunya, menceritakan hubungan dengan Felix dan tentang Jisung mengungkapkan perasaannya.

"Woah." Gumam Jeongin tidak percaya. "Gua nggak nyangka seorang Jisung ternyata orang kaya dan memiliki kisah kehidupan yang kaya gitu."

Chenle mengangguk menyetujui perkataan sahabat nya. "Gua juga nggak nyangka."

"Nggak sia-sia tadi malem Hyunjin ninggalin gua sendiri." Jeongin mengangguk-anggukkan kepalanya, sesekali dia melirik Chenle.

Chenle meringis, "maaf."

"It's oke. Terus kalian ngapain lagi?"

"Heuh? Maksudnya ngapain?"

Jeongin menyangga dagunya dengan kedua tangan, dia menatap Chenle dengan tatapan menggoda. "Maksudnya ya— kalian ciuman?"

"Uhuk-Uhuk." Chenle tersedak ludah sendiri. Pipinya panas mengingat kejadian tadi malam.

Jeongin tersenyum tambah lebar, dia paham apa yang terjadi dari melihat gelagat sahabatnya ini. "Oh jadi, udah ya? Gimana rasanya? Enak?"

"Yak! Jeongin!" Chenle menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sialan sekali Jeongin ini malah menggodanya.

Jeongin terkekeh, lucunya.

"Tapi—" Chenle membuka tangannya. "Kalian nggak pacaran kan? Jisung nggak menyatakan perasaannya sama Lo kan? Adegan nembak gitu?"

Chenle terdiam, lalu menggeleng lesu.

Benar juga tadi malam Jisung tidak memintanya sebagai kekasihnya, Jisung hanya mengungkapkan perasaannya saja.

"Jadi, kalian nggak punya status pasti dong?" Chenle mengangguk lemas.

"Yah.." Ucap Jeongin, "yaudah nanti kalo ketemu lagi lo harus minta penjelasan tentang hubungan kalian, ngerti?"

Chenle terdiam, haruskah?





To be continued



Rabu,30 sep 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu,
30 sep 2020

Ice Cream | Jichen ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang