05). Bertemu Dia

15 1 0
                                    

"Senyuman itu, entah mengapa aku ingin sekali selalu melihatnya."

___________________________

Happy reading readers 😊

*
*
*

"Bagaimana Dok, keadaan anak saya?"

Dokter Fahmi tersenyum singkat. Ia memberikan sebuah catatan berisikan resep obat kepada Liana.

"Keadaan Amalia semakin membaik, Bu. Hanya saja emosi yang sulit dia kontrol itulah yang membuat kepalanya masih sering terasa sakit. Saya harap Amalia bisa lebih kontrol emosi nya ya, demi kesehatan kamu juga." Jelas dan saran dokter yang cukup berumur itu.

"Iya dok."

"Itu resep obat untuk Amalia, ibu bisa tebus di apotik rumah sakit." Jelas Dokter Fahmi lagi.

"Baik dok, terima kasih. Kalau begitu kami permisi, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu. Cepat sembuh ya Amalia,"

"Iya dok, aamiin." Jawab Amalia sopan.

Setelah keluar dari ruangan dokter. Liana langsung menuju apotik untuk menebus obat. Sedangkan Amalia pergi ke mushola rumah sakit hendak melaksanakan sholat duha.

Tentunya setelah berpamitan dengan Liana, saat ini Amalia sudah berada di depan musholla rumah sakit. Tidak menunggu lama, Amalia langsung masuk ke ruang wudhu wanita untuk mensucikan diri.

Amalia perlu waktu untuk menenangkan diri, dan cara inilah yang terbaik menurutnya.


* * *

Amalia melipat mukena mushola dengan rapi, setelah itu ia langsung mengembalikannya ke dalam lemari musholah.

Amalia meraih ponselnya untuk ia jadikan cermin, karena Amalia hendak merapikan hijabnya yang pastinya sudah tidak beraturan karena tertimpa oleh mukena ketika ia sholat tadi.

Setelah merasa cukup rapi, Amalia langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu berjalan menuju pintu keluar. Namun, sebuah lantunan ayat suci dari seseorang menghentikan langkahnya.

Lantunan surat Ar-rahman terdengar begitu lembut dan menenangkan. Karena penasaran, akhirnya Amalia berjalan mendekat ke arah tirai pembatas antara laki-laki dan perempuan. Mencoba mencari tahu siapakah orang pemilik suara merdu yang ia dengar ini.

"Siapa yang ngaji ya?" tanya Amalia entah pada siapa. Pasalnya di saf wanita hanya ada dirinya saja.

Amalia hendak meraih tirai berwarna hijau itu. Namun tiba-tiba saja ponselnya berdering, dan mau tidak mau Amalia harus langsung keluar dari mushola.

"Halo, assalamualaikum." Amalia mengangkat panggilan teleponnya setelah keluar dari mushola rumah sakit.

"Waalaikumsalam, Lia dimana?"

"Mushola,"

"Mushola mana Lia?"

"Rumah sakit,"

"Hah, siapa yang sakit. Kau lagi? Aduh Lia, nggak capek apa masuk rumah sakit aja."

"Astagfirullah, Zizi ngomel Mulu. Aku ke rumah sakit kontrol lah,"

Imam Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang