06). Menjadi pertanyaan

4 1 0
                                    

Assalamualaikum readers, berjumpa kembali dengan cerita IDA(Imam Dari Allah).

Selamat membaca, semoga semakin suka dengan alurnya ya.

HAPPY READING READERS 😍


*  *  *

"Hamba Allah di sepertiga malam? Siapa?"
-Amalia Khanzia Az-Zahra-

*
*
*
*

Lantunan ayat suci Alquran terdengar begitu syahdu. Suara yang lembut mendominasi ayat-ayat itu membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan merasakan ketenangan hati.

Langkah kaki yang terdengar lambat mulai mendekat menuju sumber suara dari lantunan suara merdu itu. Langkah demi langkah ia lalui, hingga akhirnya sampai ke tempat yang ia tuju. Wanita dengan gamis biru serta hijab syar'i senada itu tersenyum bahagia menatap anak laki-lakinya, yang duduk di atas sajadah dengan kitab suci di tangannya.

Menyadari ada seseorang yang mendekat, Rayyan langsung menoleh untuk memastikan siapa itu.

Melihat ibunya yang berdiri di sampingnya, dengan senyuman yang begitu menghangatkan Rayyan langsung menyudahi tilawahnya.

"Kok berhenti?"

Anita mulai duduk di samping putranya itu. Wanita itu meraih Al Qur'an yang ada di tangan Rayyan.

"Bunda kok di sini?" heran Rayyan.

"Al Qur'an ini hadiah ulang tahun yang bunda kasih di umur kamu 17 tahun, kan Ray?"

Bukannya menjawab Rayyan, Anita malah memberikan pertanyaan lain.

Rayyan membalasnya hanya dengan senyuman saja. Rayyan paham sekali, jika ibunya sudah membahas mengenai umur seperti ini.

"Iya Bun, Ray masih selalu baca sampai sekarang."

Anita tersenyum mendengarnya.

"Beberapa hari lagi kamu ulang tahun, mau bunda kasih hadiah apa?" tanya Anita.

Rayyan menggeleng pelan.

"Rayyan nggak minta apa-apa, cukup bunda selalu sehat itu udah jadi hadiah terbaik untuk Ray."

Mendengar itu, Anita kembali tersenyum. Anita meraih tangan Rayyan, menatap serius putranya itu.

"Kalau begitu, bunda yang minta hadiah di hari ulang tahun kamu."

Rayyan cukup bingung mendengar permintaan ibunya barusan. Jarang sekali Anita meminta sesuatu. Kalaupun ia minta pasti hanyalah perihal dirinya harus secepatnya menikah.

Entah mengapa tiba-tiba saja perasaan Rayyan jadi tidak enak. Seperti ada bau yang mencurigakan di sini.

"Emang bunda mau minta apa, hem?"

"Bunda mau Ray bawa calon mantu bunda di hari ulang tahun kamu,"

"Hah!!"

Benar saja filing Rayyan, semuanya permintaan Anita pasti akan mengarah ke hal itu. Calon mantu apa yang akan Rayyan bawa. Di kira cari istri semudah cari es dawet di pasar.

"Kok hah sih,"

"Heh,"

"Malah heh lagi,"

"Eh bukan gitu Bun, tapi...."

"Nggak ada tapi-tapian, harus ada. Bukannya tadi siang kamu ketemu sama cewek?" sungut Anita langsung.

"Hah, bunda tau dari mana?" protes Rayyan langsung.

Imam Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang