Lesti menanyakan keberadaan kedua pemuda yang sudah dia anggap kakak, yang dia yakini tadi ada juga bersamanya.
"Kak Fildan harus dapat perawatan, entah kenapa dia ditemukan pingsan di taman rumah sakit..."jawab Rani.
"Apa?"pekik Lesti.
Dia sangat kaget mendengar jawaban sahabatnya tentang keadaan orang yang dia cintai sekaligus orang yang telah membuatnya merasakan sakit dalam hati.
"Ya Allah Les.. kamu kenapa teriak gitu sih.."ucap Rani kesal.
"Kak Fildan pingsan? Kok bisa, antar aku ketempatnya Ran.."pinta Lesti.
Lesti yang semuka berbaring kini bangkit dan mencoba turun dari brankar. Namun keseimbangan tubuhnya masih belum stabil hingga dia hampir saja tergelincir jatuh jika Rani tidak menahan tubuhnya.
"Setidaknya biarkan tubuhmu jauh lebih baik hingga kau kuat untuk keras kepala.."hardik Rani.
Lesti menangis, menangis dalam pelukan erat sahabatnya. Dia tahu walau tak bercerita, Rani pasti tahu perasaannya.
"Dia kan, dia kan laki-laki yang selalu kamu ceritakan.. pemiliki suara adzan yang sudah mencuri hatimu?"ucap Rani.
"Kenapa kisahku selalu tersandung Ran, kenapa?"rintih Lesti.
Rani bingung menanggapi cerita Lesti, apa maksud sahabatnya itu dengan tersandung. Jika dilihat, walau laki-laki yang kini dicintai Lesti berstatus seorang duda tapi dia telah memenuhi kriteria menantu yang diharapkan oleh orang tua sahabatnya itu. Lantas apa yang kembali membuat kisah cinta sahabatnya tidak mungkin terjadi?
Rani memeluk Lesti semakin erat dan membiarkan gadis itu menangis dalam pelukannya. Rasanya kesedihan sahabatnya kali ini berbeda dengan saat dia harus melepaskan cinta semu bertahun-tahunnya.
"Apa ayah dan ibu tau soal perasaanmu? Apa mereka melarangmu lagi?"tanya Rani hati-hati.
Lesti menggeleng.
"Lantas apa yang membuatmu jadi seperti ini?"
Rani melepaskan pelukan mereka dan menatap lekat wajah sahabatnya.
"Ran, jika dia hanya menolakku mungkin aku bisa ikhlas... Ta-tapi.. tapi dia mengajukan permintaan yang sangat menghancurkan perasaanku.."
"A-apa yang dia katakan?"
***
"Ana uhibbuka ustadz,.."
Fildan sangat terkejut mendengar pengakuan Lesti, dia tidak menyangka jika gadis itu memendam sebuah perasaan padanya. Dan dengan bodohnya dia malah mematahkan perasaan gadis lembut itu dengan meminangnya untuk menjadi istri adiknya.
"L-les.. ka-kamu.."
"Iya kak.. Lesti jatuh cinta sama kakak, sejak saat itu.. sejak pertama kali Lesti datang ke pondok.. suara adzan itu, suara tilawah itu, disepertiga malamku selalu kusebut namamu.. dan aku yakin, aku yakin perasaan apa yang aku rasakan... Setiap hari aku selalu menahan perasaan ini karena merasa kurang pantas bersanding dengan dirimu, menjadi umi untuk Raihan.. walau dia menyukaiku tapi rasanya akan berbeda dengan umi kandungnya.. aku sadar semua itu kak, tapi bukan berarti aku bisa menerima permintaanmu.. a-aku.."
Percakapan menegangkan antara Fildan dan Lesti terhenti saat pintu kamar inap Fildan terbuka. Lesti menghapus jejak airmatanya dan terus menunduk menatap Raihan didekapannya.
"Kalian harus beristirahat.."ucap Faul yang sudah melepas pakaian dinasnya dan berganti pakaian biasa.
Ya, Faul adalah salah satu dokter si rumah sakit tempat Fildan dan Lesti dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka, Ustadz! (FIN✔)
Diversossepasang orang tua terpaksa memasukkan putrinya yang berusia 21 tahun ke sebuah pesantren karena sudah tidak tahan melihat kelakuan sang putri yang suka keluyuran malam bersama teman-temannya. harapan mereka hanya agar putrinya bisa menjadi pribadi...