Setahun telah berlalu, telah banyak ilmu yang di dapat Lesti selama 'mondok'. Memiliki sahabat baru, mengenal banyak oranh hingga banyak pula ilmu dan cerita yang dia terima. Dia merasa jauh lebih ringan menjalani kehidupannya sekarang. Semua rasa sedih, kesal yang dulu dia rasakan sebelum mondok perlahan hilang seiring berjalannya waktu. Bahkan dia merasa lebih senang di pondok pesantren daripada di rumahnya. Setiap pulang ke rumah ketika liburan, dia hanya menyiapkan waktu sebentar untuk quality yime bersama keluarha dan sahabat karibnya lalu kembali lagi ke pondok meski masih banyak santri yang belum kembali.
Jika ditanya kenapa, Lesti selalu menjawab kalau dia hanya ingin menambah ilmu baru mumpung tidak ada banyak santri jadi bisa memonopoli umi Salamah tanpa gangguan. Padahal kenyataannya bukan hanya itu, ada udang dibalik bakwan Lesti. Sudah jelas jika alasan Lesti pasti tak jauh dari si kecil Raihan yang sudah bertambah besar. Tak sedikitpun perkembangan balita itu dilewatkan Lesti, seolah-olah dialah ibu dari bocah menggemaskan itu.
Kedekatan Lesti dengan Raihan memang menjadi pertanyaan banyak orang tapi mereka memilih diam karena memang tidak ada yang aneh dari hal tersebut, mencoba positif lebih tepatnya. Lesti juga berkunjung jika ada umi Salamah, jika tidak ada dia kadang membawa Raihan untuk berkumpul dengan santri lainnya. Tak pernah santri ataupun tamu melihat Lesti di rumah kyai Amin kecuali ada umi Salamah. Lesti juga pernah membicarakan hal tersebut dengan umi Salamah, perempuan bersahaja itu justru meminta Lesti untuk datang membantunya mengurus Raihan dan tidak perlu mendengarkan hal yang tidak-tidak jika kenyataan tidak seperti berita burung yang tersebar.
"Kamu bentar banget sih di Jakartanya.. aku kan masih kangen tau.."rajuk Rani saat menemani Lesti berjalan-jalan di mall.
"Hehehe, makanya kalo ayah sama ibu ke pondok ikut, biar kita ketemu.."ucap Lesti.
"Ish, kalo aku ada waktu ya pasti ikut.. tapi kan ayah sama ibu suka dadakan atau sekalian pas perjalan dinasnya.."
Lesti hanya tersenyum tipis melihat tingkah konyol sahabat ketika merajuk. Bukan hal baru bagi Lesti melihat Rani seperti itu tapi dia bahagia melihat penampilan Rani yang sekarang. Sejak beberapa bulan lalu, sahabatnya itu sudah memutuskan untuk berhijab. Lesti sangat senang ketika mendengar kabar baik tersebut, doa selalu dia berikan pada sahabatnya agat selalu istiqomah. Dan lebih mengejutkan lagi ketika sahabatnya itu bercerita jika ada seorang pemuda baik yang ingin mengajaknya ta'aruf.
"Eh Ran, gimana sama Ridwan?"tanya Lesti teringat cerita sahabatnya tentang lelaki yang mengajaknya ta'aruf.
Pipi Rani langsung bersemu merah ketika nama pemuda yang sebulan ini memenuhi hati dan pikirannya. Pemuda yang tak sengaja dia temui ketika melakukan visit ke salah satu cabang restoran tempatnya bekerja.
"Alhamdulillah masih lancar.."jawab Rani malu-malu.
"Aih, meni era kieu.. cerita atuh, kan kemarin belum cerita lengkap.."pinta Lesti.
"Kita makan di BK aja ya, lagi pengen burger.."ajak Rani mengalihkan pembicaraan dan meninggalkan Lesti.
"Ish Ranii, pokoknya harus cerita.."rengek Lesti seraya mengejar Rani.
***
Sebulan lalu Rani mendapat tugas untuk visit ke restoran cabang di sebuah mall seperti biasa. Tidak ada yang spesial, semua pekerjaannya berjalan dengan lancar dan sempurna. Sebelum kembali ke kantor pusat, Rani dan rekannya menyempatkan makan siang dahulu di restoran.
"Ran, gue tinggal ke toilet bentar ya.."
"Beres, aku tunggu sini yaa.."ucap Rani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka, Ustadz! (FIN✔)
Acaksepasang orang tua terpaksa memasukkan putrinya yang berusia 21 tahun ke sebuah pesantren karena sudah tidak tahan melihat kelakuan sang putri yang suka keluyuran malam bersama teman-temannya. harapan mereka hanya agar putrinya bisa menjadi pribadi...