Chapter 5 Responsif

38 1 0
                                    

Ketika suatu kastil terlihat hebat yakni mempunyai pertahanan yang hebat, selain itu juga para prajuritnya juga harus mempunyai kekuatan dalam difensif (bertahan) terhadap serangan lawan. Selain itu juga harus ofensif (menyerang) dengan skill yang kuat.

Kansin, merupakan perwujudan hero yang mempunyai wajah kalem, bagaimana tidak kalem, ekspresi wajahnya itu yang selalu merem dengan membawa tombak. Hero perang yang tangguh, juga kuat, dan hebatnya lagi jarinya selalu menunjuk sesuatu seolah-olah ingin mengomando anak buahnya untuk maju ke medan perang. Terakhir kali mendapat samurai dengan bekas luka di pipinya menyilang.

Langit terlihat sangat biru, dengan dijaga para prajurit yang kuat. Kansin berjaga-jaga di dekat Kastil, sorot matanya biru, hero perang yang juga mempunyai tombak kanan dan kiri selalu sigap dalam menjalankan tugas, berduet dengan Yotaro.

Seperti kebanyakan penilaian banyak orang, kalau Kansin ini mempunyai wajah yang santuy, seperti matanya ngantuk, kebanyakan begadang jaga kastil mungkin ya. Tapi, Kansin ini selalu sigap dengan tombaknya. Karena kalah meninggalkan samurainya di gunung salju.

Kemampuan bertempurnya sudah tidak diragukan lagi, memberikan efek jera kepada musuhnya dan mampu dipukul mundur menggunakan tombak kanan kirinya yang runcing dan tajam, edun nggak? Mirip pasukan perang Indonesia kalau maju perang pakai bambu runcing. Kemampuan bertempurnya setara dengan Yukimura dan mampu bertahan walaupun gelap, benar saja Kansin ini memiliki mata biru yang menyala ketika melihat musuhnya.

"Aku mengamatimu sejak tadi" tutur Kansin

"Mata kamu biru, mempunyai tombak kanan kiri, Kansin kamu punya kemampuan yang hebat dalam bertarung.  Kemampuan kamu bisa diandalkan" kata Yotaro

Tadakatsu, prajurit yang mempunyai tampang lumayan seram, mempunyai tanduk mirip banteng. Gila...!! Kemampuannya lumayan hebat dibandingkan prajurit lainnya, berdiri, berbincang santai dengan Kansin di dekat pintu kastil. Selain Kakek Nobunaga, Tadakatsu mempunyai senjata kapak yang kuat, godemnya sangat besar, panjang pula. Herannya lagi memakai bola dragon ball yang diselempangkan di tubuhnya, mungkin bisa sebagai perisai, atau mungkin kalau dirinya terbunuh bisa hidup kembali. Berduet dengan Iyeasu.

"Kapak kamu bisa diandalkan" kata Iyeasu

"Jangan macam-macam kamu dengan kapak ini" kata Tadakatsu

"Panjang sekali kapak milikmu" kata Iyeasu

"Begitulah" kekeh Tadakatsu

***

Kuntero menuju kastil, dengan mengendari kuda. Membawa pedangnya yang kuat. Di tengah perjalanan Kuntero bertemu Kotoro si pemilik wajah terjelek, alias wajah iblis yang mempunyai pedang angin yang mampu mengeluarkan ular berkepala tiga.

"Mau kemana kamu anak muda?" Tanya Kuntero

"Permisi, saya mau lewat" kata Kuntero

"Kamu mau lihat kehebatanku rupanya" Kotoro mengeluarkan pedangnya dan mangeluarkan jurus ular berkepala tiga.

Kuntero mampu menghindar dari serangan Kotoro. Kuntero pun mengeluarkan pedangnya dan bertarung dengan pedang milik Kotoro. Kotoro mulai kualahan. Kotoro menghilang, menjadi balok kayu dan tak terlihat lagi. Rupanya jurus menghilang Kotoro tak mampu dihadang Kuntero. Kotoro berlari ke Kastil Kensuke untuk melapor.

"Lapor tuan, ada pendekar hebat dari hutan bambu yang mau bertemu dengan tuan Kensuke" kata Kotoro.

"Kenapa kamu hadang, biar dia masuk" ucap Kensuke.

***

Kuntero mencoba mengejar Kotoro sampai di depan Kastil, berdiri sosok Kansin, wanita perang yang mempunyai wajah kalem dengan mata yang santuy dan terlihat merem, mungkin sudah ngantuk atau lelah berjaga di kastil mungkin ya.

Kuntero mengendap-endap untuk masuk, tapi Tadakatsu mengetahui keberadaan Kuntero dan menyerangnya. Kapaknya yang besar menyerang Kuntero, kedua besi tua itu saling beradu dan berempur di dekat kastil.

Iyeasu mencoba untuk membantu, tapi sabetan pedang Kuntero mengenai Iyeasu. Tadakatsu mencoba membuat kapaknya lebih kuat lagi, dan menyerang Kuntero. Kansin masuk ke dalam kastil dan melapor kepada tuan Kensuke.

***

Kansin kemudian mendapat julukan batosai sang pendekar pedang berdarah dingin. Bekas sayatan di pipinya yang berdarah perkelahian di gunung es salju. Kansin mempunyai ulat sutra suci yang membuat dirinya kembali dari bekas sayatan pedang, darang yang mengalir kembali mengering dan luka di dada dan lengannya kembali utuh, semacam sel darah merah yang ada dalam tubuh ketika sakit langsung bisa menutup luka itu dengan sendiri.

Kansin memiliki pedang yang tajam. Dirinya terdaftar menjadi shogun untuk mengamankan pertahanan kastil. Kansin sang batosai kemudian bertempur dan menjadi pendekar pedang yang tak tertandingi.

Gunung salju yang dingin, badai es dan terjadi pertempuran pedang. Kansin meninggalkan pedangnya di dalam badai es salju yang dingin. Gunung salju yang turun sangat lebat. Badai es yang membuat pandangan saat bertempur menjadi agak sedikit buram. Kansin terhuyung, jatuh diantara es yang menyelimutinya.

Para geng dengan menyerang Kansin, awalnya ada rantai menyerang, lalu sabetan pedang, hingga Kansin mendapat sebuah hadiah bekas luka di pipinya, berdarah, menjerit kesakitan, hingga Kansin tak sadarkan diri kalau musuhnya membuat sebuah tanda di pipinya.

Kansin tidak sadarkan diri, lemas, ulat sutra suci itu masih belum bekerja, hingga suatu waktu nenek itu mengobati Kansin dengan menaruh ulat sutra suci di bekas lukanya. Akhirnya, Kansin sembuh dari luka bekas sabetan pedang dari geng musuh yang selalu mengintainya. Kansin pun kembali sembuh, namun bekas luka yang tersayat di pipinya masih membekas.

Kansin menjadi pendekar pedang yang tangguh, tak tertandingi dengan ulat sutra suci yang diberikan nenek waktu Kansin terjatuh di gunung es. Kansin kembali sembuh hingga dirinya kembali mengambil pedang miliknya.

"Aku sembuh, berkat ulat sutra suci yang diberikan nenek itu" kata Kansin

Kansin pun meninggalkan gunung salju yang dingin, dirinya kembali kuat karena tubuh yang terluka itu kembali mengering karena ulat sutra suci yang menyembuhkan lukanya. Luka itu dengan cepat menutup kembali pori-pori kulit Kansin yang robek karena bekas sabetan pedang yang melukai dirinya.

Ulat sutra suci itu diberikan nenek tua yang mengamati perkelahian antara Kansin, hingga Kansin babak belur dan bersimbah luka. Ulat sutra itu merupakan obat yang bisa mengobati luka goresan yang ada dalam tubuhnya. Ajaib! Kansin sembuh dan bisa bertempur.

Kansin mempunyai pedang, menjadi tak tertandingi berkat nenek tua yang mengobati tubuhnya. Kansin pun melanjutkan misi bertempur untuk menjadi pendekar pedang hingga menjadi Shogun yang tak tertandingi.

Kansin merupakan sosok pendekar pedang yang gagah, dan mempunyai rambut yang dikuncir. Kansin meninggalkan gunung es waktu bertempur setelah diobati nenek tua. Perkelahian itu merupakan tempat untuk mengasah kemampuan pedang Kansin, juga merupakan martabat besar bagi keluarga samurai yang bisa bertahan saat peperangan berlangsung.

Bagi Kansin darah merupakan hal yang wajar, dirinya bisa sembuh karena ulat sutra suci yang menyembuhkan lukanya. Ulat sutra suci yang ajaib, obat yang diberikan nenek tua waktu dirinya kalah waktu bertempur.

***

TBC

KUNTEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang