Bab 10 Kimono

25 1 0
                                    

Momoku, mempunyai wajah yang manis. Apalagi kalau sudah memakai gaun kimono. Mempunyai rambut lurus. Serta sorot mata yang indah, juga bulu mata yang lentik, alis mata yang simetris, juga kulit yang putih, berjalan begitu anggun. Paras wajah cantik Momoku terlihat sangat menawan. Belum lagi bibirnya yang selalu terlihat basah, bikin prajurit yang berdiri di sampingnya gerogi bukan kepalang. Senyum juga giginya tampak putih terawat. Apalagi kalau sudah meminum teh hijau.

Mempunyai strategi pertahanan perang yang cukup. Membantu kaisar Zhen Juan dalam memerintah kerajaan. Selain itu, Momoku terakhir kali tampak memperhatikan kebiasaan prajurit yang sedang berlatih, rupanya, Kuntero dan Yukimura mampu menyita perhatian adik dari kaisar Kensuke.

Yukimura menggunakan unsur api dalam bertempur, kali ini dirinya membuat api unggun agar Kuntero datang untuk berlatih pedang dengannya. Di depan tenda tempat prajurit lain yang berlatih, Yukimira berlatih melempar tombak.

Api unggun menyala begitu terang. Seluruh prajurit berlatih mengasah kemampuannya. "Dimana Kuntero? Kenapa hari ini tidak tampak batang hidungnya sama sekali" ucap Yukimira.

Bulan sabit, tampak awan gelap memenuhi angkasa, kepak kelelawar, juga angin yang perlahan membuat rambut Yukimura terurai. Pedang naga yang diinginkannya kini sudah ada ditangan sahabatnya.

"Kenapa kamu berlatih sendirian?" Sapa Momoku mendekati

"Kamu tampak berkeringat, sini aku usap pakai sapu tangan!" Momoku yang memakai Kimono dengan belahan kaki yang sampai lutut harus rela berjinjit karena tubuh kekar Yukimura tak mampu dijangkau.

"Oh, jangan Tuan Putri. Hamba baik-baik saja. Tadi barusan berlatih, jadi wajar kalau berkeringat" kata Yukimira sopan

"Sudah. Kamu jangan berlatih terus. Nanti kamu bisa saya angkat jadi mentri kalau kamu mau. Bagaimana penampilanku malam ini?" Kata Momoku

"Maafkan Hamba Tuan Putri kalau lancang. Hamba tidak berniat menggoda Tuan putri" kata Yukimira

"Tenanglah. Kamu tidak salah. Tapi, sorot mata kamu tidak bisa dielakkan. Kamu menginginkan sesuatu dariku kan malam ini?" Kata Momoku

"Ampun Tuan putri. Hamba hanya seorang prajurit. Hamba tidak piawai merayu seorang putri. Apalagi secantik putri Momoku" kata Yukimura

"Alaahh, sudahlah. Seluruh prajurit juga berkata kalau aku cantik. Tapi, kamu yang mampu membuat hati ini berdenyut kencang" kata Momoku

"Hamba hanya seorang prajurit biasa. Maafkan kalau ada salah-salah kata" Yukimura menahan belaian Momoku yang sejak tadi mengelilingi tubuhnya, sembari menggunakan lentik jarinya untuk merayu.

"Ah, sudahlah!! Kamu lanjutkan saja latihan kamu hari ini" kata Momoku

***

Momoku berjalan menuju barisan prajurit, sepertinya tampak ada Kuntero yang juga sedang berlatih, elemen air, diam-diam menghanyutkan juga kalau didekati nih. Prajurit tampak kalau berlatih, Kuntero duduk sembari mengelap pedangnya. Momoku mencoba merangkulnya dari belakang. Sontak Kuntero kaget bukan kepalang.

"Oh, maaf tuan putri. Hamba tidak sengaja" kata Kuntero yang tidak mengenakan perisai baju tempur.

"Badan kamu hangat. Malam ini tampak dingin. Udara malam tidak bagus buat kesehatan kamu" kata Momoku

"Saya hanya berlatih, maafkan Hamba kalau lancang" kata Kuntero

"Kamu tidak salah. Tapi, apakah aku salah kalau malam ini kamu aku buat bahagia?" Kata Momoku

KUNTEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang