Chapter 7 Pusaran Badai

19 0 0
                                    

Awan hitam mulai berkumpul. Angin bertiup kencang. Kuntero pergi ke lembah naga untuk mengambil gulungan hitam dan juga pedang naga yang disembunyikan. Lembah naga sangat jauh, Kuntero harus melewatinya dengan berjalan menapaki tujuh tanjakan, tujuh belokan, dan tujuh anak sungai yang banyak sekali ratusan ekor ular, dan beberapa pendekar juga turun ke lembah naga tersebut.

Para pendekar berduyun-duyun menyusuri bukit yang terjal tak ayal juga banyak menemui rintangan yang silih berganti. Ada Yukimura yang juga berusaha menginginkan pedang naga. Sementara, awan hitam masih menyelimuti, petir menyambar, seperti cambuk api yang melesat dari langit dan suaranya menggelegar.

Kuntero ketakutan, hingga dirinya awalnya ingin mengurungkan niatnya untuk melanjutkan misi mengambil pedang naga. Konon, pedang naga ini dulu asli buatan kakek Kuntero yang dipakai bertempur dan disembunyikan di sebuah lembah dekat dengan gunung Fuji, Jepang. Lembah naga ini sangat unik, seluruh tumbuhan yang ada di sekitar lembah bisa dinikmati, bahkan bisa dimakan, ada juga ginseng yang bisa menambah stamina para pendekar. Jelas saja, para pendekar mempunyai kekuatan yang luar biasa.

Di lembah naga, tak banyak para prajurit dan pangeran yang bisa berhasil membawa pedang naga legendaris tersebut. Karena mereka membawa bekal arak untuk menghilangkan rasa dahaga, mereka terjatuh ke dalam lembah, lantas tewas begitu saja, tanpa membawa pedang naga. Kasihan.

Setelah menapaki tujuh tanjakan, Kuntero berhenti dan bertemu dengan Yukimura, sempat ada adu pandang, mereka berdua mempunyai misi yang sama, yakni mengambil pedang naga dan gulungan hitam. Yukimura mempunyai kostum dan pedang untuk bertempur.

"Hai, anak muda. Ada apa kamu kemari?" Tanya Yukimura mengagetkan

"Aku ingin mengambil pedang naga di lembah ini" tutur Kuntero

"Hahaha...berani sekali kamu datang sendirian ke lembah naga. Apa kamu bilang tadi? Ambil pedang naga? Di sini tidak ada pedang naga. Jadi, kembali pulang sebelum nyawa kamu hilang" kata Yukimura

"Enak saja, tinggal satu langkah lagi aku akan mendapatkan pedang legendaris itu" kata Kuntero

Mendadak hujan datang dengan deras. Angin bertiup kencang. Mereka berdua berteduh di sebuah pohon. Tiba-tiba ada sosok jelek, rupanya itu prajurit sang pemilik pedang iblis, siapa lagi kalau bukan Kotoro. Eh, rupanya Kotoro berniat juga ingin mengambil pedang naga kesini.

"Hai, prajurit. Nama kamu Kotoro, bukan? Ada apa kamu kesini?" Tanya Yukimura

"Aku ke sini di utus oleh Kaisar Kensuke untuk merebut pedang naga legendaris" ucap Kotoro

Terjadilah pertemuan prajurit di lembah naga. Di tengah perjalanan, juga hujan yang mengguyur deras. Kuntero membayangkan Momoku. Kalau disuruh milih ambil pedang naga atau Momoku, Kuntero lebih memilih jalan ninjanya untuk mengambil pedang naga. Konon, katanya setelah berhasil mengambil pedang naga, prajurit yang memegang pedang tersebut bisa digandrungi para permaisuri. Karena ketajamannya, dan ditempa oleh ahli pedang.

***

Kotoro yang tidak sabar, dan sudah melihat pedang naga itu di atas batu dan tertancap, tiba-tiba Kuntero menyerangnya dengan shuriken, bahkan Yukimura juga turut andil ingin menyerang Kotoro.

"Padang iblis, rupanya" Yukimura menangkis serangan Kotoro yang bisa keluar beberapa ekor ular.

"Awas, kamu ya!!" Kuntero mengeluarkan shuriken dan melompat.

Pertempuran prajurit, hingga titik darah penghabisan, demi mendapat gulungan hitam, berkat dukungan dari kakek gurunya Kuntero bertempur habis-habisan.

"Kalian tidak mau mengalah, rupanya. Baiklah akan aku beri pelajaran kalian berdua" Kotoro menyerang Yukimura.

Karena kelelahan dan mereka sudah kehabisan tenaga, Yukimura menawarkan sesuatu. Kemudian berkata, "Begini saja. Anggap saja pedang naga ini milik bersama. Kita sahabatan. Kamu boleh pinjam pedang naga ini kalau kalian mau" kata Yukimura

"Enak saja. Pedang naga itu harua bertuan. Dan Tuan Kaisar Kensuke nanti yang akan memakainya" kata Kotoro

"Kalian tidak berhak bicara seperti itu. Bagaimanapun itu adalah pedang buatan Kakek Nobunaga" ucap Kuntero

***

Di tengah pertikaian tiga kesatria. Mendadak muncul seorang wanita yang sangat canti, Momoku-Adik dari Kaisar Kensuke datang turun ke lembah menyusul Kotoro yang diamanati Kakaknya untuk mengambil pedang naga.

"Ada apa Nona Momoku turun kemari? Bukankah Tuan Kensuke sudah pasrah sama saya?" Tanya Kotoro

"Aku tidak percaya sama kamu. Aku ke sini untuk melihat pertempuran para kesatria. Mau memastikan kalau yang ada di depanku ini adalah kesatria yang kuat" kata Momoku

"Nona, aku harap jangan ke sini. Ini sangat berbahaya" jelas Kuntero

"Aku menyukai gunung Fuji, juga lembah naga ini." Kata Momoku

"Sudahlah, jangan banyak berdiskusi. Kita lihat siapa yang paling kuat di sini. Akulah tuan dan pemilik pedang naga itu" kata Yukimura mencoba mencabut pedang naga yang tertancap.

Tapi, itu semua tidak membuahkan hasil, dikira mau mencabut akar ilalang saja. Kemudian, Kotoro yang mempunyai wajah seram datang untuk mengambil pedang naga itu. Tapi, ah mana kuat. Kotoro sempoyongan mengangkat pedang itu. Hingga waktu telah tiba, Kuntero datang untuk mencabut pedang itu.

Hiyaaattt...

Astaga, pedang itu tercabut dan pedang itu tampak mengkilap, sekejap  awan hitam dan badai berhenti seketika. Mata Yukimura takjup melihat kekuatan Kuntero.

"Hah, berhasil. Kuntero berhasil mencabut pedang naga legendaris itu"   Yukimura heran

"Kalian lihat! Pedang naga ini bertuan. Dan akukah pemilik pedang naga legendaris ini" kata Kuntero bangga

Lembah naga, pedang naga yang legendaris kini sudah bertuan. Kuntero berhasil mencabut pedang itu, kemudian Momoku datang mendekat. "Kamu berhasil. Kamu hebat. Kamu kuat. Siapa nama kamu kesatria?" Tanya Momoku dengan nada merayu

"Namaku Kuntero. Aku datang dari hutan bambu di seberang sana" kata Kuntero

"Kenapa kamu bisa mengambil pedang naga itu?" Tanya Kotoro

"Karena kalian sombong. Kakek pernah mengajarkanku untuk mempunyai jiwa kesatria. Maka, pedang ini aku cabut dengan mudah" kata Kuntero

"Dan satu lagi, kalian punya niat yabg jahat dan saling melukai hanya untuk menginginkan pedang naga ini" imbuhnya

"Mau kah kamu jadi kekasihku, kesatria" bujuk Momoku

Badai hujan yang awalnya datang, kini kembali reda dan tenang. Hebatnya lagi, cerita tentang pedang ini yang bisa membuat hati wanita yang ada di dekatnya bisa luluh memang menjadi misteri. Kuntero pun terheran-heran melihatnya. Kenapa sampai bisa seperti ini. Kuntero pun memasukkan kembali pedang itu ke selongsong samurai tersebut.

Kuntero belajar untuk tidak egois. Lembah naga itu menjadi saksi atas terjadinya cinta dan pedang legendaris, cinta antara Momoku dan Kuntero. Namun, kesatria teteplah kesatria yang akan terus mengemban tugasnya. Momoku kembali ke kastil bersama Kotoro dan berbicara dengan Kaisar Kensuke.

"Maafan saya Kaisar Kensuke, Aku gagal membawa pedang naga legendaris itu. Rupanya, Kuntero dari hutan bambu itu yang menjadi tuan dari pendekar pedang naga" kata Kotoro

"Dasar tidak bisa diandalkan!!" Ucap Kaisar Kensuke.

***

TBC

KUNTEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang