"Kak jangan jemput ke depan rumah ya," kata Naila ngomong di telpon.
"yaudah, ditunggu di depan warung pertigaan,"
"bilang ya kalo udah sampe,"
"oke, ini lagi otw,"
"lu lagi dijalan?!!! Hish nanti kecelakaan lo nelpon sambil motoran!"
"Gua bawa mobil, ini loudspeak dijamin aman,"
"serius pake mobil?!!!!"
Naila masih ga percaya, ternyata kakak kelasnya beneran jemput pake mobil.
"Heh! punya sim ga lu?!" tanya naila baru aja masuk mobil. Galak banget.
"sim card? Punya, ada banyak malah di rumah,"
"kak seriussss,"
Ziyan malah ketawa.
Iya! naila mau berangkat sama ziyan. Kaka kelas yang akhir-akhir ini jadi tempat curhat Naila. Mereka rencananya mau ke puncak. Mumpung besok sabtu, libur sekolah. Balik pagi ga masalah.
"tenang aja, gua punya sim A,"
"Sim motor?"
"itu c, nai,"
"lu punya sim motor?"
"kaga, buat apa? Mobil bisa masa motor kaga," kata ziyan capek juga jawab pertanyaan ini anak, "ya lagian lu kaya polisi aja dah, nanya-nanya sim, heran,"
Naila terkekeh, "ya biasa aja dong, ga usah emosi,"
"pake tuh belt-nya, kita berangkat!!"
Setelah keduanya siap, mereka cusss berangkat.
Harapannya sih jalanan lancar jaya, tapi busettt, macet banget. Padahal belum keluar tol loh ini.
Ga heran sih, mereka berangkat waktunya orang kerja balik, mana lagi besok weekend. Dah lah, pecah. Jalanan merayap.
Naila dari tadi emosiiii, untung banyak cemilan di mobil ziyan.
"Kak, nama lu kok kaya hindu banget gitu, tapi tiap jumat gua sering liat lu sama kak kino ke mesjid sekolah," kata Naila mulai kepo soal ziyan.
"Ibu gua hindu, ayah islam,"
"Oh jadi ibu lu masuk islam? Apa gimana,"
"Engga, ibu sama ayah gua tetep sama kepercayaannya masing-masing sih, mereka bener-bener orang tua open minded, dan bertoleransi tinggi. Tapi mungkin dalam islam ga boleh, ya ga sih?"
Naila agak ragu tapi ngangguk, "I mean its totally wrong kalo kita bahas soal agama, tapi kalo soal sosial, enggak ada yang salah."
Ziyan senyum sambil noleh ke Naila sebentar.
"kenapa?" tanya naila yang sadar akan itu.
"engga," kata ziyan ngegeleng, "lu tau ga, dulu gua ga punya agama sebelum mutusin masuk islam," kata ziyan bikin naila noleh.
"serius?"
"Ayah ibu gua sering ngajarin agama, tapi mereka ga pernah maksa gua sama kaka gua buat ambil agama yang mana. Mereka suruh gua pilih sendiri, apa yang gua percayai." kata ziyan serius cerita.
"bayangin pas sd gua nangis balik sekolah karena bingung ditanya soal agama,"
"terus lu mutusin masuk islam kapan?"
"kelas enam sd, waktu ibu pulang dipanggil tuhan,"
"ibu kaka udah meninggal?!"
Ziyan senyum sambil ngangguk. Naila jadi ga enak bahas ginian.
