"Panggil gua Tino!" omel tino ke perempuan yang lagi cengengesan di depannya.
"Masih marah aja di panggil septi,"
Tino narik idung si perempuan itu, "Terus kenapa sembarangan banget main peluk, ini bukan sekolah internasyionel,"
"Sakitttt," keluhnya sambil mukul lengan Tino biar nyingkir dari idung bangirnya.
"Ngapain ke sini?"
Perempuan itu mengabaikan tino, beralih kepada dua kawan tino yang sedari tadi tidak memahami situasi.
"Hai!!! Kalian pasti temennya Tino, mana nih yang amel, naila atau vitta."
"Gua amel," kata amel angkat tangan.
"gua naila," kata naila ikutan angkat tangan.
"Salam kenal, nama gue Somi Douma, temen sekaligus mantannya tino pas SMP,"
"serius?" tanya naila.
"Ih kok mau sih sama Tino," kata Amel ga percaya, mana mungkin jamet kaya Tino punya mantan secantik somi. Bule cuy.
"Hehehe, dulu gua ga secantik sekarang kok," kata somi tapi naila sama Amel ga percaya.
"Lu pelet ya pasti," kata naila nyikut Tino.
"Pasti sih, pasti di pelet," setuju Amel.
"Lu berdua sebenernya temen siapa sih," omel Tino.
Somi ketawa, "bukan kalian doang kok yang bilang begitu, banyak yang ga percaya cewek secantik gua mantannya Tino,"
Tino cuma ikut ketawa miris, somi tuh cantik-cantik otaknya miring, tingkat kepedeannya berbanding lurus dengan wajah cantiknya. Ya wajar sih, tapi kan takut ilfil orang lain kalo gitu. Untung somi humble banget orangnya, social butterfly jadi ga akan kena masalah dengan kepedeannya ini.
"Kesini sama siapa?" tanya tino mengintrupsi, biar keluar dari bahasan 'Mantan'
"Sendiri," kata Somi nyengir, ngerti ga mukanya tuh berseri banget.
Karena Amel dan Naila paham akan situasi, mereka pamit undur diri alias dahlah lu berdua ngobrol dulu yang santuy.
Beneran aja baru beberapa langkah, Amel udah ngedumel ke Naila. Soalnya tino sok manis banget, tangannya beresin rambut somi yang agak berantakan.
"Anjing banget si tino," dumel Amel.
"wkwkwk, sambat aje lu. Iri bilang bos,"
"sori ya, lu ga liat ini," kata Amel ngeluarin permen milkita dari kantong Rok-nya.
"kenapa?" naila ga paham.
"Ini tanda cinta," jelas Amel tapi Naila tetep ga paham.
"gajelas lu,"
Amel malah nyengir, ga peduli dengan Naila yang natap dia heran.
"eh, hai rindu," sapa naila liat Rindu lewat di depannya.
"Hai Juga kalian, mana vitta?" tanya rindu bingung, soalnya ini tiga paketan kurang satu.
"lagi bagiin sembako," jawab naila asal.
Rindu ragu buat nanya ini, tapi dia tetep tanya juga, "Kalo perempuan yang sama Tino siapa?"
Naila sama Amel kompak saling tatap, walau ga ngomong tapi mereka kaya telepati ngomong, 'Ada apaan nih tanya-tanya, pasti nih pasti'
PASTI APAAN?!! NGIDE BANGET NI DUA ORANG.
"Pacar,"
"Calon pacar,"Jawab Amel sama Naila barengan tapi tidak sama.
"Hah?"
"Ya gitulah, susah dijelasin hubungan perempuan sama laki-laki,"
"Oh,"
######
Puncak acara pensi ini rame banget, semua orang bener-bener menikmati acara. Seperti yang diomongin kino, marion jola dan rizky febian bener-bener jadi guest star.
Naila bisa liat kino tersenyum bangga di pinggir panggung karena acara-nya berjalan mulus tanpa hambatan.
"Ah gila sih, gua ga nyesel udah capek-capekan plus kesel ketemu mantan, acaranya lancar," kata vitta setelah acara selesai.
"Apalagi kak kino ya, pasti seneng acara taun terakhir dia disini lancar," kata Amel semua menyetujui.
"Males banget mengakui, soalnya kak kino suka besar kepala kalo dipuji. Tapi ya gitu lah, lebih rame dan asik dari taun kemaren," kata Naila mengakui itu.
"Lu ga apa-apa nunggu?" tanya Amel kemudian ke naila. Soalnya mereka mau main abis ini, tapi Amel dan Vitta harus kumpul panitia dulu.
"gapapa selow, dah biasa nunggu,"
"Naila!"
Denger namanya dipanggil, naila noleh, ada Tino sama somi yang menghampiri.
"Lu mau nunggu kan, bareng dah nunggu sama somi."
Akhirnya Naila sama Somi beneran nunggu, dia ngobrol di pinggir lapangan. Biarin para panitia bersorak happy dengan acaranya, sekaligus bersih-bersih Lapangan yang nauzubillah kotor dan berantakan banget.
"Sekolah disini seru ya, banyak cogannya," kata somi mulai bercerita bagaimana dia ketemu banyak cogan dari tadi.
"Hih ga juga, ya tapi ada lah beberapa,"
"Tadi ada tuh, kayanya kakak kelas, gua liat nametag-nya reno, ganteng mana tinggi banget lagi,"
Naila langsung heboh, "itu mah jangan ditanya, cokiber alias cowok kita bersama, wkwkwk,"
"Ada lagi ada lagi..."
Naila sama somi heboh banget ngomongin banyak hal. Tino, Amel sama Vitta jadi penasaran apa yang diomongin tuh dua anak perempuan sampe segitu hebohnya.
"Somi asik ya orangnya," kata vitta ke tino bisik-bisik.
"asik banget, vibesnya positif terus,"
"Liat Noh heboh banget tuh dua anak,padahal baru kenal hari ini," kata Amel ketawa, Vitta sama Tino cuma geleng-geleng.
"aduh anjay masih ada kak ziyan ternyata," Kata vitta liat kakak kelasnya itu jalan di pinggir lapangan. Bucin banget ini anak.
"Eh.. Eh... Mau kemana kak ziyan, aduh anjir kok kaya jalan ke arah naila,"
Baru aja ngomong gitu, Made atau yang lebih sering dipanggil ziyan ini bener nyamperin Naila dan Somi.
Vitta gemes banget pengen tau ziyan ada keperluan apa ke Naila, atau entah ke Somi.
"Aduh make segala ngeluarin hape," Kata vittrani mengomentari semua gerak-gerik Ziyandi.
"Kayanya sih kak ziyan nyamperin somi, ga mungkin naila," kata Amel.
"Iya bener, ga mungkin ke naila," setuju Tino.
"Kak ziyan emang tau ya yang cantik, bisaan, baru liat juga langsung di pepet, heran," kata Amel ngoceh aja,
"Jadi menurut lu Naila ga cantik?" tanya vitta.
Tino ketawa, "Nah loh, gua aduin Naila,"
"Wkwkwk, bukan gituuu,"
"Iya paham, gua setuju sama lu," kata vitta mengangguk yakin.
Tino hampir mengumpat denger itu, "wkwkw, bloon lu pada,"
"Tapi lu ga cemburu kan kalo kak ziyan bener deketin somi?" Tanya Amel ke Tino.
"Tergantung," jawab tino ambigu, karena memiliki banyak arti di dalamnya.
"Tergantung apaan?!!"
"Lagian kak ziyan nyamperin Naila bukan somi," kata Tino bikin Amel dan Vitta noleh langsung ke pinggir lapangan.
Dan mereka mendapati pemandangan yang tak bisa di percaya.
"Kok bisa Naila sihhhh,"
#######
N/A; Pas bikin ini part, gua ngerasa ada yang aneh setelah dibaca ulang. Eh ternyata!!!!! Nama Tino di tulis Toni semua, begoooooo. Wkwkwkw.