“Kok malah arah ke cafe Pluem?” tanya Win pada Khao yang sibuk menyetir.
Kini keduanya sudah dijalan untuk berkumpul bersama Jj dan Pluem. Khao menjemput Win di gang biasa, lalu sesuai pinta Win pagi tadi, mereka menyempatkan diri untuk mampir ke kantor Win.
“Gak jadi di bar Jj, katanya di booking gitu, akhirnya pindah ke cafe Pluem” jawab Khao tanpa menoleh kearah Win.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di cafe milik Pluem. Khao segera memarkirkan mobilnya dan mereka langsung memasuki cafe tersebut.
Rata-rata pengunjung cafe tersebut memekik heboh sambil sesekali berbisik-bisik, mereka tidak menyangka bahwa si sulung Vihokratana sedang ada di cafe yang sama dengan mereka.
“Selamat datang Tuan Win, Tuan Khao.” sapa pekerja disana. Win dan Khao hanya memberikan senyuman untuk menanggapinya.
Senyuman Win itu membuat para pengunjung cafe memekik lagi, banyak juga dari mereka yang mengeluarkan handphonenya untuk mengabadikan senyuman Win. Entah itu untuk konsumsi pribadi ataupun menyebarkannya ke sosial media.
“Khao, dimana Pluem?” tanya Win sedikit berbisik pada Khao.
Khao mengangkat bahunya sambil netranya yang mengedar keseluruh sudut cafe lantai 1 itu.
“Permisi Tuan, Boss Pluem sudah menunggu kalian di ruangan VVIP. Mari saya antar.” ujar salah satu pekerja yang menghampiri Win dan Khao.
“Baik” balas Win lalu mereka berdua berjalan mengikuti langkah si pekerja.
.
.
.
.“Terimakasih” ucap Win sambil tersenyum kecil saat mereka sudah sampai di depan ruangan VVIP.
“Sama-sama Tuan, kalau begitu saya pamit dulu” balas pekerja itu, sejurus kemudian ia pergi dari hadapan Win dan Khao.
Khao menatap Win— memberikan sebuah kode, Win yang paham akan kode itu pun kemudian mengangguk.
Khao mengisyaratkan dengan jarinya
1
2
3
brakkk!
Suara dentuman pun terdengar cukup keras.
Ya, Win dan Khao sengaja untuk mendobrak pintu ruangan VVIP itu.
“MAK LO SUKIJAA!!” Teriak latah salah satu dari mereka yang membuat tawa Win dan Khao terdengar.
“Heh dua manusia goblok, lo mau ngerusakin pintu mahal gue?!” Protes Pluem sambil beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ambang pintu.
Win masih tertawa, “Harganya masih kalah jauh sama jam tangan gue” katanya santai sambil masuk ke ruangan itu, lalu duduk di sebelah Jj— yang masih kaget tadi, disusul oleh Khao yang duduk berseberangan sama mereka.
“Iya sih anjir, tapi kan tetep aja mahal” Pluem mengusap pelan pintu yang tadi cukup terbentur keras.
“Lebay lo ah” cibir Khao.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd {BRIGHTWIN}
Short Story•[ON GOING]• Win Metawin harus menyamar menjadi seorang nerd untuk menemukan cinta sejati nya karena ia lelah dengan orang sekitar yang mendekatinya hanya untuk ketenaran serta kekayaan miliknya. akan kah Win menemukan cinta sejatinya? start; 16 O...