"Halo Win? Anjir ya lo kenapa sih tengah malem nelfon gini?"
"Sstt, pelanin dikit suara lo!" Suruh Win.
"Ck, iya-iya, sorry. Kenapa nelfon?" Tanya nya lagi dengan suara yang lebih pelan.
"Mix, tolong kosongin jadwal gue dong sampe 2 minggu kedepan" Suruh Win.
"Hah? Mau ngapain anjir?" Tanya Mix heran.
"Nanti deh gue kasih tau lo, ini salah satu misi gue di penyamaran ini"
"Yaudah oke, nanti gue kosongin jadwal lo buat 2 minggu kedepan"
"Nah, gitu dong, makasih ya Mix. Dah sono tidur gih, goodnight Mix. Sayang banget deh gue sama lo" Ucap Win.
"Lebay banget jomblo. Hmmm, good night too, gue sayang nya sama Earth bukan sama lo, bye." Mix mengakhiri sambungan telfon mereka.
Win menggeleng pelan mendengar ucapan temannya di telfon tadi, lalu ia menaruh benda pipih tesebut di nakas dan beranjak dari kasurnya.
Pukul setengah satu malam, Win membuka pintu kamarnya dengan pelan, ia perlahan jalan dengan cara mengendap-endap sambil membawa satu gulungan selimut ditangannya.
Win mendekat kearah sofa— tempat seorang lelaki yang sudah tertidur pulas. Lelaki yang kini tinggal di rumahnya, dan lelaki yang kini sudah resmi menjadi teman pertama Win dalam penyamarannya.
Perlahan Win membentangkan selimut yang ia bawa ke tubuh lelaki tersebut, lalu sedikit merapihkan letak selimutnya.
Setelah kegiatan singkat itu, Win langsung memutar balikkan badannya dan jalan dengan pelan menuju kamarnya.
Win membaringkan dirinya di kasur yang berukuran sedang, tiba-tiba saja banyak sesuatu yang ia pikirkan.
Salah satu nya...
Kenapa dirinya memberi selimut kepada Bright?
Win tidak mau ambil pusing, lagipula apa salahnya memberi selimut? Bright tidur diluar— lebih tepatnya di sofa, dan udara juga terasa dingin jika malam, apalagi tadinya diguyur hujan cukup lama. Pasti Bright kedinginan kan?
Setelah sedikit berperang dengan pikirannya, Win pun memejamkan mata dan mulai masuk ke alam mimpinya.
.
.
.
.
.“Pagi” sapa Bright ketika melihat Win keluar dari kamarnya.
“Pagi juga Phi” balas Win riang.
“Hari ini aku shift pagi sampai sore, kau pulang jam berapa?” tanya Bright.
“Selesai makan siang aku juga sudah pulang Phi” jawab Win.
“Oke”
Win mengerti kenapa Bright bertanya jam pulang nya; karena Win belum menduplikatkan kunci rumah— Ini salah satu hal yang mengganggu pikiran Win semalam.
“Aku pergi dulu” pamit Bright, Win hanya mengangguk menanggapinya. Lalu Bright keluar rumah dan mengambil sepedanya.
Win memandangi Bright yang sudah mulai menjauh, lalu ia membuka kacamata palsunya dan mulai mengelilingi serta mengamati rumahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd {BRIGHTWIN}
Short Story•[ON GOING]• Win Metawin harus menyamar menjadi seorang nerd untuk menemukan cinta sejati nya karena ia lelah dengan orang sekitar yang mendekatinya hanya untuk ketenaran serta kekayaan miliknya. akan kah Win menemukan cinta sejatinya? start; 16 O...