.0

129 21 1
                                    

Someone in the past like Voldemort,  "He-Who-Must-Not-Be-Named" 
...

Aaaaah aku jadi tidak enak sendiri.

"Kamu juga?"

Aku menggelengkan kepala, melihat ekspresi terhianati dari laki-laki itu, aku cepat menambahkan. "Temanku juga di jodohkan. Harusnya dia yang sakit hati. Tapi kamu tahu, yang mengalami kesulitan adalah saya. Padahal kami tidak punya hubungan apa-apa."

Nah kan, kok ikutan curhat...

Laki-laki itu mengangkat alis sebentar. Memiringkan kepala seolah tengah mengolah informasi yang diterima.

Cukup lama laki-laki itu membuka mulut lalu tersenyum kecil. Entah karena apa.

"Jadi teringat, cerita teman saya. Dia bilang kita tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta. Tapi kita bisa memilih dengan siapa kita membangun rumah dan hidup bersama."

"Wah, bijak sekali." ujarku tidak tulus. Kesal sekali mendengarnya.

"Kalimat bijak itu membuat saya sampai pada satu kesimpulan sekarang."

Laki-laki itu menoleh sambil tersenyum menawan kearahku. Benar, aku tidak sedang menghayal atau gila karena kesepian. Aku benar-benar merasakan feromone laki-laki itu yang seolah tengah ditujukan padaku.

"Saya akan memilih sendiri pada siapa saya jatuh cinta, dan pada siapa saya akan membangun rumah tangga serta nama siapa yang saya isi di buku nikah."

Aku mengedipkan mata cepat. Yah, baguslah. Tapi kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak, ya?

"Namjoon, melewatkan harta karun di perjalanan hidupnya."

Aku membulatkan mata.

Eh, tunggu. Siapa? Kenapa aku mendengar nama yang tidak asing?

Nama orang dimasa lalu yang menyakitkan, jika disebutkan.

BOSS | SH'L (5) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang