13. Piano

310 58 45
                                    

• REAL •

Mencintaimu itu mudah, tetapi mendapatkanmu itu yang susah.
-Renjun

🌹🌹🥀🌹🌹

Sekali lagi, masih mencoba untuk memejamkan mata dan tertidur tetapi gagal. Aliana kembali membuka mata dan kembali menghela nafas kasar, hari ini begitu melelahkan. Ia harus menghabiskan waktu hampir satu jam hanya karena masalah ‘mandi’.

Aliana mencoba menegaskan dan meyakinkan Wendy bahwa ia bisa untuk membersihkan dirinya sendiri tanpa bantuan. Tetapi Wendy kekeh karena takut tangan Aliana kembali terluka. Perdebatan itu berakhir dengan cara tengah yaitu Aliana yang hanya berendam namun tetap di temani beberapa pelayan di depan kamar mandinya.

Menadadak Aliana merasa menjadi seorang putri.

Terduduk dan mencoba meraih ponselnya yang berada di nakas, jam sudah menunjukan pukul 11 malam lewat. Aliana berdiri dan berjalan menuju pintu, ia tidak bisa tidur sepertinya berjalan-jalan sejenak mampu membuatnya mengantuk.

“Eh, suara apaan? Piano?”

Tepat saat dirinya melewati satu ruang Aliana mendengar alunan menenangkan dari piano. Mencoba membuka pintu itu sedikit dan mengintipnya, memincingkan mata melihat pria yang sedang memainkan piano dengan jari yang sangat lentik.

“Renjun.”

Aliana membuka penuh pintu ketika seorang yang di panggil namanya menoleh. Renjun menunjukan sedikit raut wajah terkejutnya, lalu kembali menghadap piano dan memainkannya kembali.

“Wah, lo bisa main beginian,” memasuki ruangan itu Alian memerhatikan sekitar, sepertinya ini adalah ruang musik karena ada beberapa alat musik di ruangan ini.

“Kamu terbangun, hm?” tanya Renjun ketika Aliana mengambil sebuah kursi dan duduk tepat di sampingnya.

Aliana sedikit gugup ketika ditatap seperti itu, “ng-ngga tadi gua emang belum tidur aja k-kok.”

Renjun menghentikan gerakan tangannya yang memainkan not piano, menoleh dan menghadap kearah gadis yang tiba-tiba salah tingkah dan mencoba menatap ke sembarang arah.

“Hei, kenapa?”

“A-apa kenapa apaan?”

“Kenapa tidak tidur.”

‘Allahuakabar, ganteng banget aduh. Astaga sejak kapan Renjun ganteng gini’

Aliana kembali menatap kesbarang arah, tidak berani menatap Renjun, “Ga ngantuk.”

‘Astagfirullah jantung gue disko’

“Mau aku mainkan satu lagu?”

"Terserah."

Malam itu, pertama kalinya Renjun berani menunjukan kemahirannya memainkan piano. Entah keberapa kalinya Aliana kembali memoerhatikan Renjun lamat-lamat, bahkan dari samping sekalipun pria itu tetap saja tampan.

REAL - It's DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang