Menolong Riko.

312 60 11
                                    

Jam menunjukan pukul 05:30.

Kringgggggg.

Gua membuka mata. Dan melihat seseorang laki-laki tampan yang duduk terdiam melihat ke arah gua, ya betul ia adalah Glen teman gua yang tidak terlihat oleh orang lain.

Glen lalu berdiri dan memberikan buku yang lumayan sangat tebal, berdebu dan banyak sarang laba-laba di setiap sisinya.

"Ini apa?." Tanya gua penasaran.

"Buka halaman 1389. Dan bacalah dengan baik." Ujar Glen yang langsung gua cari dan gua buka halamannya.

"Ini ritual?."

"Aku ga bisa bantu kamu mencari bahan-bahan itu, kamu harus mencarinya sendiri."

"Terima kasih Glen. Ujar gua memeluk sosok Glen.

Awalnya gua merasa binggung kenapa gua bisa menyentuh Glen.

"Ko bisa?." Tanya gua binggung.

"Ga penting, yang terpenting sekarang kamu mandi, selepas itu rapih-rapih untuk berangkat ke sekolah."

"Baiklah." Jawab gua dengan senang hati.

Gua pun masuk ke kamar mandi dan segera melaksanakan ritual yang sering gua lakukan sebelum bergegas menuju sekolah.

Saat gua buka pintu kamar, menampakan sosok Glen yang sedang tersenyum menatap gua.

Kemudian Glen mencoretkan tanda silang di telapak tangan gua. Dan memakaikan sebuah kalung dileher gua.

"Ini penangkal agar kamu tidak diteror seperti kemarin. Tapi ingat ini hanya mampu menahannya dan membuat kamu bertahan dari aura negatif makhluk-makhluk itu, bukan berarti kamu tidak sama sekali diganggu oleh makhluk itu." Ujar Glen sangat jelas.

Gua jawab dengan sebuah anggukan.

Lalu gua langsung pergi sambil membawa buku itu.

Selama perjalan gua memikirkan gimana bisa membawa Riko ke sebuah lahan kosong yang sangat luas.

Terlintas nama Bu Riska.

"Ah iya Bu Riska. Gua bisa minta bantuan Bu Riska untuk membawa Riko."

• • •

Sesampai disekolah gua langsung menuju kelas. Tidak lama kemudian jam pelajaran dimulai.

Mata pelajaran B. Inggris telah berlalu 2 jam, disusul mata pelajaran Pak Andre.

Bell pun berdering, memberikan isyarat bahwa waktu istirahat telah tiba.

"Raa, lu ke kantin duluan ya gua mau ketemu Bu Riska dulu."

"Tapi nanti lu ke kantin kan?."

"Maybe." Jawab gua sembari berjalan keluar kelas.

"Assalamualaikum bu, permisi."

"Waalaikumsalam ada apa Zaa?." Tanyanya antusias.

"Bu, saya bersedia membantu Riko." Ujar gua dengan mantap.

"Lalu apa rencana selanjutnya?."

"Ibu bisa bantu saya."

"Dengan senang hati." Jawanya sangat semangat.

"Apa yang bisa saya bantu Zaa?." Lanjutnya.

"Ibu bantu saya membawa Riko ke tempat yang sudah saya tentukan. Rencana selanjutnya akan saya instruksikan setelah ibu bisa membawa Riko ke tempat itu." Sedikit penjelasan gua.

𝙸𝚗𝚍𝚒𝚐𝚘 𝙶𝚒𝚛𝚕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang