Kesurupan massal.

284 48 8
                                    

Gua terdiam sebentar di depan gerbang sekolah. Hari ini gua datang memang agak siang karena semalam bercerita bersama mamah sampai larut malam.

Karena gua datang lebih siang sehingga terlihat sekali banyak murid yang baru datang ingin buru-buru masuk ke sekolah termasuk gua.

Tapi bukan karena hal itu gua terdiam. Gua bisa merasakan atmosfer yang ada di sekolah terasa lebih gelap dan mengerikan, membuat tubuh gua serasa sesak seperti ada sosok lain selain manusia disini tapi tidak ada makhluk lain yang gua lihat selain Glen.

"Lebih baik hari ini kamu tidak usah datang ke sekolah." Ucap Glen membuat gua menoleh padanya.

"Gua ga bisa tiba-tiba pergi lagi dari sekolah." Ucap gua pelan agar tidak ada seorang pun yang menganggap gua berbicara sendiri.

"Aku pergi sebentar."

Setelah kepergian Glen, dengan keraguan gua memasuki area sekolah dan berjalan menuju kelas. Gua ga tau apa ini perasaan gua aja atau ada sesuatu yang mengganjal disekolah ini.

Gua duduk di samping Aura yang sedang fokus pada hp nya. Begitu pula dengan yang lainya, sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Apa yang membuat hawa dingin ini menyeruak keluar?.

Gua memfokuskan sekitar kelas, tidak melihat satu pun makhluk yang biasanya berkelebatan kesana kemari.

Hawa dingin disekitar gua semakin kuat membuat sesak yang sudah gua rasakan sedari tadi terus menambah.

Bahkan gua merasakan roh gua meronta ingin keluar, gua pun memejamkan mata berusaha menahan agar roh gua tidak keluar begitu saja terlebih lagi sampai tersesat tidak tau jalan untuk kembali.

Brugh...

Suara seseorang yang terjatuh di lantai membuat gua membuka mata kembali.

Keadaan benar-benar sangat kacau. Hawa dingin tadi berubah menjadi panas secara tiba-tiba. Gua bisa melihat sangat jelas makhluk-makhluk itu mulai bermunculan dan memasuki tubuh murid-murid yang ada dikelas ini.

Hampir semua murid dikelas gua tertunduk dan seperti menahan kesakitan. Mereka sepeti meronta memberikan isyarat bahwa itu bukan mereka. Gua melihat ke luar jendela, beberapa murid lain juga mengalami hal yang sama.

Kejadian ini biasa disebut kesurupan massal.

"AARRRGHHHHH."

"HIHIHIHIHI."

"HAAHHAHAHHA."

"AGHHH".

Suara aneh-aneh itu terucap dari murid-murid yang sekarang jiwanya sedang dikendalikan makhluk lain.

Suara itu membuat murid-murid yang masih normal ketakutan dan berusaha melarikan diri keluar kelas.

Gua, Aura agak tersudut ke belakang bersama beberapa murid lain yang tidak kesurupan.

"Zaa, apa yang terjadi?." Tanya Aura pada gua.

Gua bisa melihat wajah Aura sangat ketakutan.

Gua ga bisa menjawabnya pasalnya gua juga ga tau apa penyebabnya.

Gua mulai lemas, mata pun mulai kunang-kunang sepertinya energi dilahap habis oleh hawa negatif yang ada di sekolah ini.

"Kalian yang masih sadar, baca doa dalam hati dan terus berdoa jangan sampai kehilangan kesadaran kalian. Kita harus berusaha agar tidak dirasuki makhluk-makhluk itu." Ucap gua dan diberikan anggukan oleh mereka.

Gua bisa melihat banyak makhluk-makhluk itu diluaran sana yang berusaha untuk merasuki murid disekolah ini.

"Gua harus bisa menemukan penyebabnya." Ujar gua dalam hati.

Sebelum hal lain terjadi pada gua. Gua mencari jalan keluar, ketika gua mendapat cela gua langsung keluar dan menuju koridor yang nampak lebih sepi.

Mata gua tertuju pada sosok laki-laki dihadapan gua. Bisa gua tebak itu adalah...

"Glen?." Tanya gua pada sosok yang tiba-tiba datang dan masih membelakangi gua.

"Bantu gua Glen. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?." Tanya gua lagi.

"Glen pliss liat gua!."

Glen hanya diam.

Gua merasakan hawa negatif itu perlahan memudar. Tanpa gua sadari kalung itu sudah berada di leher gua.

"Sebentar. Aku harus mengembalikan energi ku dulu, aku ga ingin kamu melihat wujud ku seperti ini."

"Glen, lu yang bawa kalung ini?." Tanya gua sembari memegang liontin kalung itu.

Tidak ada jawab. Gua tau sebagai roh, membawa ataupun menggeser benda mati akan membutuhkan energi yang sangat besar apalagi kalung ini kekuatan yang energi lebih besar.

Lima menit berlalu, dan Glen membalikan tubuhnya dan menarik tangan gua.

"Kita pergi sekarang. Tempat ini ga aman Zaa." Ucapnya.

Gua menahan tubuh agar Glen berhenti menarik tangan gua.

"Apa yang sebenarnya terjadi disekolah ini? lu tau sesuatu yang menyebabkan semua ini?."

"Nanti ku jelaskan."

"Katakan sekarang Glen!."

Glen menghela nafas.

"Ada seseorang di sekolah ini yang membuat makhluk-makhluk penguasa disini marah yang membuat hawa negatif pada semua makhluk yang ada disini menyebabkan kesurupan massal."

Gua terdiam sebentar mencerna semua perkataan Glen.

"Kita harus pergi. Selamatkan dirimu dari bahaya ini, makhluk disini bisa membawamu pergi dan ga akan kembali."

Gua mengikuti Glen, berusaha untuk keluar. Keberadaan Glen sangat membantu, membuat sosok itu ga bisa ngambil tubuh gua.

"AAAARRGHH!."

"AGHHH."

Suara teriakan yang terdengar membuat pergerakan gua terhenti, Glen pun menoleh ke arah gua merasa binggung

"Kita ga bisa pergi dari sini Glen. Mereka membutuhkan kita." Ucap gua yang membuat Glen mengeluarkan aura yang terlihat sangat mengerikan.

"Bukankah kamu tidak mau mengikut campuri urusan makhluk-makhluk itu?!."

"Kalau kita pergi, jiwa mereka ga tertolong seperti omongan lu tadi. Glen, gua tau lu pasti tau siapa orang yang melakukan semua ini."

Glen membalikan badan namun tidak ingin menatap gua.

"Bisakah kamu memikirkan dirimu sendiri? kamu lupa kejadian Riko kemarin? Itu hampir mencelakakan diri kamu sendiri Zaa."

"Gua ga mungkin meninggalkan mereka semua dalam keadaaan seperti ini Glen."

"Glen!."

Glen hanya diam tidak menanggapi ucapan gua.

Kemudian gua melepas kalung itu dan melemparnya agak jauh sehingga gua tertunduk menahan rasa sesak.

"ZAAA!." Glen menoleh ke arah gua.

"Bantu gua cari orang itu atau gua ga akan mau pakai kalung itu?." Ucap gua lemas.

Gua mulai merasakan hawa negatif menyelimuti diri gua.

"Kau gila!."

Gua masih diam karena sulit untuk berbicara akibat sesak yang sangat dalam.

Glen menarik nafas panjang dan mengambil kalung itu.

"Pakai gelang ini dan aku akan bantu."

Gua pun tersenyum senang.

Thanks for reading^^

𝙸𝚗𝚍𝚒𝚐𝚘 𝙶𝚒𝚛𝚕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang