7(th) Ring - Four

83 17 13
                                    

SEVEN(th) RINGS

MAD CITY

2030

|

|

|

|

Siang itu tak ada satupun orang di dalam rumah yang terdapat di perbatasan hutan dan ladang besar gandum yang berdiri di selatan kota, tidak ada keramaian, tidak ada kebisingan, hanya Xiaojun yang tengah mencuci di wastafel rumahnya. Ia baru saja menghabiskan semangkuk sereal dan susu coklat karena tidak tahu harus melakukan apalagi ketika kebosanan melanda kesunyian yang dirasakannya.

Dalam diam hanya suara gesekan piring dan air yang terkucur dari kran yang menemaninya sedari tadi hingga saat ini. Jemarinya dengan cekatan meletakkan mangkuk yang sudah dicuci olehnya, ia hampir mematikan kran air namun gerakannya terhenti karena melihat beberapa tetes air yang bergerak melayang di hadapannya, secara tiba-tiba.

......Aqua

Iapun segera mematikan keran air dan terdiam sesaat karena mengetahui serta memahami apa yang baru saja terjadi di hadapannya, perlahan pemuda pendiam itu menghela nafasnya dan membersihkan tangannya yang basah. 

Langkah panjang Xiaojun segera membawanya untuk beranjak melangkah ke bagian belakang rumahnya, ia berdiri dalam diam kemudian menatap hamparan hutan luas di belakang sana, hanya ada ladang ilalang dan gandum luas yang bergoyang di hadapannya saat ini.

Ia baru saja merasakan perasaan khawatir berlebihan milik saudaranya, Aqua.

Bahkan mungkin anak Poseidon itu tak sadar perasaannya pun berpengaruh pada air di bumi ini, atau memang pria itu memang benar-benar tengah berada di sini?

Sangat aneh Poseidon membiarkan anak kesayangannya untuk turun ke muka bumi saat ini.

Ya itu merupakan sebuah keanehan baginya.

Suara gesekan daun dari dalam hutan terdengar dan menarik perhatian Xiaojun, suara itu semakin lama semakin kencang, sudut bibirnya tertarik dan ia tersenyum melihat angin bergerak membawa beberapa lembar dedaunan hijau mendekat padanya.

Bibirnya bergerak berbisik memberikan beberapa kalimat sebelum angin tersebut pergi melewatinya begitu saja.

Jangan heran Xiaojun begitu menyatu dengan sekitarnya, bahkan sahabat alamnya sangat mengerti bahwa Xiaojun butuh bantuan penghubung saat ini.

"Kita sudah tiba di selatan, lalu ke arah mana kita akan pergi? Apa kau tahu di mana dewa yang kau sebutkan tadi namanya berada?" Jaehyun menurunkan peta yang sedari tadi tengah di baca olehnya.

Ia memang ahli foresik dan ahli mengenali bagian dalam tubuh manusia tapi dirinya sangat lemah dalam topografi. Bahkan sejujurnya ia tak tahu sudah sampai di selatan sebelah mana dirinya saat ini.

"Berhenti jika kau melihat sumber mata air, aku akan coba melacak keberadaannya."

Johnny memandang tak percaya melalui kaca spion dan ia berpandangan langsung dengan Aqua "Kau pikir aku mengada-ada dengan mencari menggunakan media air? Alam adalah sahabat terbaikku jika kalian tak tahu.."

7(th) RINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang