Part 6

2.9K 378 42
                                    


Happy Reading Chinggudeul

Belum sehari magang ditempat ini tapi Renanda sudah bisa merasakan hawa yang tidak enak, rasanya dia akan mendapatkan masalah disini atau pekerjaannya yang tidak akan mulus? Entalah dirinya tidak tahu dan dirinya tidak mau memikirkannya lebih lanjut,

"tolong ya overthinking ini dihilangin dari otakku", ucap Renanda dalam hati sambil memukul mukul kepalanya pelan.
Hal itu tidak luput dari pandangan Chandra yang memang kebetulan lewat disitu entahlah kenapa Chandra memutuskan lewat ditempat karyawan, padahal biasanya ia lebih betah berdiam diri di ruang pribadinya. Chandra memutuskan menghampiri anak magang baru itu.

"Ngapain kamu mukul mukul kepala sendiri?" Chandra bertanya dengan nada datar.

Renanda terperenjat dari tempat duduknya, suasana di sekitarnya seketika menjadi canggung. Sejak kapan atasannya ini berada disini? Bukannya tadi dia ada pergi? Kenapa tiba tiba ada disini?

"Mmm tidak pak, kepala saya sakit hehe iya kepala saya sakit" Renanda tersenyum kikuk menjawab pertanyaan dari atasannya.

"Oh" Chandra beranjak dari tempat Renanda bekerja, melangkah kecil meninggalkan Renanda yang melongo di tempatnya.

"Oh doang responnya? Wah luar biasa sekali  atasanku ini"

Author : Terus maunya gimana Ren? Berharap dia bakal nanya "Kamu kenapa sakit kepalanya? Kalo emang lagi sakit istrahat aja dulu gak usah maksain kerja"  Sambil ngusap rambut kamu gitu? Ngarep banget kamu Ren

Renanda bilaik "Diam kau author"

Oke lupakan percakapan absurd itu.

———

Chandra memasuki ruang kerjanya sambil tersenyum tipis memikirkan kenapa anak magang itu selalu bertingkah aneh setiap berpapasan dengannya? Lucu juga kalo diperhatikan.

"Kesambet setan apa lu siang bolong gini?"

Chandra menoleh ke sumber suara, sedikit terkejut karena baru menyadari keberadaan sahabatnya itu. "Sejak kapan lu disini?" Ucap Chandra sambil berjalan menuju kursi kebesarannya.

"Noh periksa semua data yang udah dikirimin si bule receh, barusan dia kirim datanya di email gue" Jawab Jeno tanpa menghiraukan pertanyaan dari sahabatnya.

Chandra mengambil data yang disodorkan oleh Jeno dan membaca satu persatu data yang sudah di kirimkan oleh Mark.

Keningnya berkerut, "No, ini tanggal pengeluaran dananya kok sama dengan tanggal gue diputusin sama Lami sih? Kok bisa?" Tolong jangan sampai perkiraannya benar

"Mana gue liat" Jeno memperhatikan dengan teliti data data yang berada di tangan Chandra "Lu yakin ini sama dengan tanggal lu di putusin sama Lami kan Chan?" Jeno kembali meyakinkan

Chandra menggangguk mengiyakan. "Gue yakin banget, ini persis hari dimana gue putus sama Lami"

Jeno mengerutkan keningnya kebingungan, memikirkan sesuatu yang agak mengganjal dikepalanya. "Bisa jadi sih dia ada sangkut pautnya sama kejadian ini Chan, secara lu kan bank pribadinya. Tapi gue yakin dia gak sendiri, pasti ada orang dalam yang bantu dia buat alihin dana ke rekening pribadinya" Jeno menyeringai ke arah Chandra yang sudah menatapnya tajam. Chandra terlihat kurang setuju dengan pernyataan dari sahabatnya itu. Bank berjalan katanya?

"Gue yakin No dia cewek baik baik, gak mungkin dia berbuat seperti itu ke gue. Dan lu gak pantas ngomong kayak gitu ke gue" Chandra mencoba menyangkal pernyataan dari sahabatnya. Meredahkan sedikit emosi yang menyelimuti dirinya.
Ia tahu Lami gadis yang baik baik, mana mungkin gadis yang dicintainya itu akan melakukan hal seperti ini kepadanya. Memang benar dia sering memanjakan Lami dengan hasil kerjanya. Bukankah seperti itu tugas dari seorang pacar? Menuruti setiap keinginan sang pujaan hati?

Selfish [HyuckRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang