Suatu hari di kediaman seorang duke tampak 2 orang sedang berbincang di taman belakang rumah sambil meminum teh hangat. Sesekali tampak seorang pria pemilik kediaman itu menghela nafas berat dan memijat pelipisnya.
“Raja memerintahkanmu untuk pergi ke kerajaan barat untuk membahas kerjasama antar kerajaan dan tetap tinggal disana untuk mengawasi jalannya kerjasama antar kerajaan.” Ucap utusan kerajaan itu dengan santai.
“Apa sebegitu inginnya Yang Mulia Raja menyingkirkanku dari kerajaan ini? Apa salahku kalau si selir itu menyukaiku? Aku tak pernah menggodanya.” Keluh di empunya rumah sambil meneguk habis teh di depannya.
Terlahir dengan wajah tampan membuatnya dalam masalah besar sekarang. Wajah yang dulu sangat dibanggakan orang tuanya sekarang menjadi petaka baginya. Yah, siapa lagi kalau bukan Duke Sean yang sudah terkenal akan ketampanannya. Rambut hitam pekat dengan bola mata ungu tua dan tubuh yang sangat sempurna itu membuatnya dalam masalah saat ini.
“Mau bagaimana lagi? Perintah Raja adalah mutlak dan tak dapat dibantah. Oh iya, kau harus berangkat besok jadi siapkan barang-barangmu segera. ” Ucapnya lagi sambil memberikan berkas-berkas kerjasama dengan Kerajaan Selatan lalu pergi meninggalkan Duke Sean sendirian.
Duke Sean hanya menerima berkas itu dan kembali menghela napas berat. Kepalanya terasa berdenyut memikirkan ia akan keluar dari kampung halamannya karna kesalahan yang tidak ia perbuat. Sesekali ia mengutuk wajahnya dan raja dalam hati. Toh tidak ada yang tau kan kalau dia diam-diam mengutuk Rajanya sendiri dalam hati.
Keesokan harinya dengan berat hati Duke Sean pun pergi ke Kerajaan Selatan dengan kereta kudanya. Ia hanya duduk sambil melihat isi berkas kerjasama perdagangan antara Kerajaan Barat dan Kerajaan Selatan dan sesekali melihat keluar jendela kereta kudanya jika merasa jenuh. Perjalanan berlangsung sangat lama karna memang jarak yang ditempuh sangat jauh.
Malam hari kereta Kerajaan Barat telah sampai di halaman Kerajaan Selatan. Tak menunggu lama Duke Sean langsung keluar dari kereta kudanya diikuti pelayan pribadinya.“Selamat datang Duke Sean.” sambut Ratu Emillia pada Duke Sean yang baru saja keluar dari keretanya. Mendengar sambutan itu Duke Sean langsung menatap kearah si empunya suara dan matanya langsung terpikat pada sosok Ratu Emillia. Rambut pirang lurus digerai dan hanya sebagian yang terikat, mata hijau yang membuat Duke Sean merasa sejuk menatapnya serta bibir ranum menyunggingkan senyum indah.
Lamunannya terhenti saat mendengar deheman dari pelayan pribadinya. Segera ia membungkuk memberi hormat pada Ratu Emillia di depannya.
“Terimakasih atas sambutannya Yang Mulia Ratu.”
“Anda pasti lelah setelah perjalanan jauh. Elain, antar Duke Sean dan pelayannya ke kamar.” Titah Ratu Emillia pada pelayan pribadinya.“Baik Yang Mulia. Mari ikuti saya tuan.” Ucap Elaine sambil berjalan dan diikuti Duke Sean dan pelayannya.
Setelah berjalan beberapa menit Elaine berhenti di depan sebuah pintu kamar lalu membukakan pintu itu untuk Duke Sean.
“Ini kamar anda tuan, jika anda butuh sesuatu anda bisa memanggil pelayan disini.” Ucap Elaine sambil menundukkan kepalanya.
“Dan kamar sebelah untuk Richard.” Lanjut Elaine sambil menunjuk kamar yang bersebelahan dengan kamar Duke Sean.
“Yah, terimakasih sudah mengantar kami.” Ucap Duke Sean pada Elaine sambil tersenyum formal.
“Kalau begitu saya pamit tuan, permisi.” Pamit Elaine sambil berjalan pergi dari kamar Duke Sean.
Sesampainya di kamar Duke Sean langsung masuk dan menutup pintu kamarnya. Pikirannya kembali melamun mengagumi Ratu Emillia. Duke Sean berbaring di kasurnya sambil membayangkan wajah Ratu Emillia yang tersenyum padanya. Sejenak ia bersyukur karna hukuman ini ia dapat bertemu dengan wanita seperti Ratu Emillia. Untuk pertama kalinya ia merasakan perasaan kagum pada wanita dan jantungnya pun tak henti-hentinya berdegup kencang. Mungkin ini yang dinamakan Cinta Pada Pandangan Pertama.
Semoga kalian suka... ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Baby
FantasyWajahnya panik seakan hidupnya akan hancur karena perkataan pelayan Ratu itu. Kepalanya serasa akan pecah saat itu juga saat mendengar pelayan itu hamil. Anak itu, anak dari kesalahan satu malam saat pernikahan yang mulia Ratu Emilia yang sangat ia...