02. Fisiologi

126 17 9
                                    

"Aku pulang~" Gyuri memasuki rumahnya dengan semangat.

"Sudah? Hasilnya?" Ibu Suhyun menyambut tidak kalah semangat.

Gyuri mengeluarkan selembar surat yang terbungkus rapih dan memberikannya pada Ibu Suhyun. Ibu Suhyun membuka suratnya-

"Wah?!" ia menutup mulutnya yang spontan menganga melihat kata 'Diterima' dalam surat tersebut, "Astaga Gyuri." mata Ibu Suhyun berbinar.

"Selamat sayang." sambungnya kemudian memeluk erat Gyuri dan mengusap lembut surainya.

"Terimakasih Ibu." Gyuri membenamkan wajahnya di pundak sang Ibu.

Meski jurusan tersebut bukan keinginannya, tapi Gyuri sangat senang melihat Ibu Suhyun bangga pada dirinya. Ia sudah cukup lama tidak merasakan hal seperti ini.

"Ayo sekarang makan, kau pasti lelah." Ibu Suhyun melepaskan pelukannya, "Adikmu sudah menunggu." sambungnya kemudian membawa Gyuri ke ruang makan.

Benar saja di sana sudah ada Chenle yang berhadapan dengan segala jenis makanan lezat, tapi ia belum memakannya.

"Selamat." ucapnya saat Gyuri menduduki kursinya.

"Terimakasih." senyum bahagia sangat terpancar dari Gyuri.

Meski sudah tinggal cukup lama dengan Gyuri, baru kali ini Chenle melihat senyum bahagia yang nyata dari sang Kakak.

.

"Gue bilang juga apa, kita pasti keterima." ujar Jaehyun yang sedang asik memainkan rambutnya di depan cermin.

"Ngeliat yang daftar sebanyak itu, siapa yang ga pesimis." saut Doyoung yang sedang merapihkan alat belajarnya.

"Walaupun gue ga lulus tes, gue yakin mereka bakal nerima gue." 

"Atas dasar apa mereka nerima lo?"

"Kegantengan yang paripurna." Jaehyun mengangkat satu tangannya ke udara.

Doyoung berdecih, ia sudah sangat terbiasa dengan sifat Jaehyun yang satu ini.

"Oh iya, kenapa lo gamau kenalan sama dua cewek tadi?" sambung Jaehyun.

"Gue kira mereka cuma nyari sensasi masuk jurusan sains, gue males kenal sama yang kaya gitu."

"Tapi lo kaget kan pas mereka masuk 10 besar dengan nilai terbaik."

"Ngga juga." 

Jaehyun kini berbalik melihat kegiatan temannya yang sedaritadi sibuk berbenah.

"Em- Sebenernya gue ketemu mereka kemarin di cafe." Jaehyun menggigit bibir bawahnya dan menimbulkan lesung pipi dipipinya. Itu adalah salah satu pesona dari seorang Jung Jaehyun.

"Terus?" Doyoung masih sibuk dengan kegiatannya.

"Terus kaya biasa, semua cewe yang ada disana terpesona sama kegantengan gue."

Doyoung mengehela nafasnya.

"Tapi ada yang aneh." sambung Jaehyun.

"Apa?"

"Dia kaya kurang tertarik sama gue." Jaehyun mengarahkan matanya ke sebelah kiri bawah.

"Terus?"

"Gue penasaran sama dia."

"Kalo penasaran tinggal cari tahu." Doyoung menggendong tasnya.

"Kemana lo?"

"Pulang." singkatnya, kemudian pergi dari rumah Jaehyun. 

Selama menjelang tes perguruan tinggi, Jaehyun meminta Doyoung untuk menginap di rumahnya karena orang tua Jaehyun sedang tidak ada dirumah, sementara dirumahnya hanya ada dia dan sang adik yang tidak perduli akan apapun. 

IN SAINS | KIM DOYOUNG ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang