03. Jangka sorong

92 13 3
                                    

Sret

Suara gordeng yang terbuka menyadarkan Gyuri dari mimpinya,

"Bangun sayang, hari ini jadwal pengenalan lingkungan kampus kan?" Ibu Suhyun sibuk membuka setiap gorden dan jendela di kamar Gyuri.

"Iya.." Gyuri menjawab dengan masih menutup matanya.

Ibu tersenyum, "Bangun, kamu harus sarapan yang banyak supaya tidak lemas saat berkeliling." ia berjongkok untuk mengusap surai putrinya.

Gyuri membuka matanya sedikit demi sedikit, ia tersenyum setelah berhasil membuka seluruh matanya. Ini yang dirindukan Gyuri, senyum hangat sang Ibu di pagi hari. 

"Selamat pagi." Ibu Suhyun kembali dengan senyumnya.

Gyuri membalas dengan senyuman yang tidak kalah manis, "Selamat pagi." sambungnya.

"Sudah sana bersiap, setelah itu turun untuk sarapan." 

"Baik Ibu."

Ibu Suhyun pergi meninggalkan kamar Gyuri.

"Hah~ aku terlalu banyak membuat Ibu kecewa." 

Dari saat Gyuri ikut andil dalam acara Balet tahunan hari itu, Ibu Suhyun semakin ketat menjaganya. Bahkan mengancam Soo-yeong untuk tidak berteman lagi dengan Gyuri jika ia masih mendukung Gyuri menari. Kejadian itu tepat satu minggu sebelum Ibu Suhyun menikah dengan Ayah Minho. Dari sejak itulah Gyuri jarang mendapat perlakuan seperti tadi.

.

Sementara dilain tempat, Doyoung juga sedang bersiap untuk berangkat ke kampus, bedanya dia dibangunkan oleh bunyi alarm dan menyiapkan sarapan sendiri. Ah itu sudah menjadi kebiasaan Doyoung di setiap pagi.

Setelah siap dengan kemeja kotak-kotaknya Doyoung mulai menyantap sarapan pagi, walau hanya dengan kimchi dan nasi putih, itu sangat mampu meningkatkan energi.

Drrtt Drrtt Drrtt..

Seseorang menelpon Doyoung,

"Halo."

"Halo.."

"Lo baru bangun?"

"Hem.." suara khas setelah bangun tidur, "Lo udah berangkat?" sambungnya,

"Belum."

"Yaudah, kalo lo udah berangkat tunggu gue di gerbang kampus."

"Ck, masa masuk kam-"

Pip.

Doyoung berdecak kesal saat sambungan diputuskan begitu saja, ia memutuskan untuk melahap kembali sarapannya.

Setelah selesai dengan sarapannya, Doyoung bergegas menuju halte bus, dan beruntunglah saat sampai disana bus yang menuju arah kampus baru saja sampai.

Doyoung duduk dibangku belakang bus itu, menyematkan satu buah airpod pada telinganya kemudian memutar sebuah musik yang tenang. Perjalanan menuju kampus memakan waktu sekitar 23 menit, hal itu dimanfaatkan Doyoung utnuk membaca materi pada handponenya.

Kegiatan itu hanya dapat dilakukan oleh si profesional, sangat yakin bahwa siswa lain tidak ada yang membaca materi saat dalam perjalanan menuju kampus atau sekolah. Ada, tapi hanya 3% siswa yang dapat melakukannya, atau saat mereka ujian dan sengaja menghafal dalam perjalanan supaya materi tidak luntur terbawa tidur.

Drrtt Drrt Drtt...

Handphone Doyoung kembali berbunyi,

"Halo."

"Lo dimana?"

"Baru turun dari bus."

"Yaudah tunggu gue di gerbang."

IN SAINS | KIM DOYOUNG ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang