07. Menghilang

71 15 8
                                    


Waktu menunjukkan pukul 8 malam, Chenle baru saja pulang setelah puas bermain basket bersama Jisung. Dengan peluh yang belum kering, Chenle bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Ia ingin segera bertemu dengan Gyuri, begitu memasuki rumah ia langsung ingat dengan tariannya yang sangat menakjubkan, mungkin itu juga penyebab senyum bahagia Chenle sebelum berangkat tadi.

Setelah rapih dengan baju tidurnya, Chenle keluar dari kamarnya menuju kamar Gyuri. Dengan senyum yang tidak luntur ia mempercepat langkahnya.

Tok Tok Tok

"Kak? Ini aku." Chenle tidak mendapat jawaban dari dalam.

Karena tidak ada jawaban dari dalam, Chenle memutuskan untuk membuka pintu tersebut, tapi-

"Loh ko di kunci sih?" ia terus mencoba membuka pintu tersebut.

Chenle sangat bingung dengan itu, Kakaknya tidak pernah mengunci pintu kamarnya kecuali ia sedang tidur, dia juga selalu menjawab saat Chenle meminta izin untuk memasuki kamarnya.

"Kak? Kakak di dalem?" Chenle terus berusaha dengan menggedor-gedor pintu itu sedikit kuat.

"Ck, ko gaada." ia terus memandang pintu kamar Kakaknya.

Akhirnya ia menyerah dengan pintu itu dan pergi mencari keberadaan sang Ibu untuk menanyakan Kakanya.

Puas Chenle berkeliling mencari sang Ibu, ternyata ia sedang sibuk memasak di dapur.

"Ibu?"

Ibu Suhyun berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Ah kebetulan sekali kamu sudah pulang." ia menyambut bahagia setelah tahu Chenle sudah pulang.

"Ayo makan, Ibu udah masak banyak nih." Ibu Suhyun membawa masakannya ke atas meja.

Benar saja, di atas meja sudah sangat banyak jenis makanan mulai dari Telur dadar, Japchae, Haemul pajoen, Sundubu jjigae, Bulgogi dan lain sebagainya. Uh sangat menggugah selera, apalagi Chenle baru pulang berolah raga, bakar lemak timbun lemak.

Seketika niat Chenle untuk menanyakan Kakaknya pada Ibu Suhyun lenyap, ia kalap oleh makanan yang tertata rapih di atas meja.

"Makan yang banyak anak pintar." Ibu Suhyun sangat senang melihat putranya dengan lahap menyantap masakannya.

"Em- Ibu.." Chenle bersuara dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Tidak, jangan bicara! Telan dulu makananmu."

Chenle buru-buru mengunyah makanannya.

"Kakak di mana?" tanyanya.

Ibu Suhyun berhenti mengunyah seketika mendengar pertanyaan Chenle.

"Menginap dirumah Soo-yeong" ia lanjut mengunyah makanan dalam mulutnya.

"Nginep? Ko tumben?"

"Ibu juga gak tahu"

Chenle kembali menyantap makanannya dengan lahap. Telur dadar adalah menu yang paling disukainya, ia terus mengambil telur itu tanpa bertanya Ibunya ingin atau tidak. Tapi Ibu Suhyun tidak masalah dengan itu, ia memang khusus memasaknya untuk Chenle.

"Ibu tahu, aku seperti pernah melihat seseorang yang menari sama persis seperti Kakak."

Chenle masih mengunyah, namun bibirnya tersenyum saat berbicara tentang Gyuri.

"Tapi aku tidak ingat pernah melihatnya di mana." sambungnya tanpa melunturkan senyum.

'Jadi benar dia putramu.' batin Ibu Suhyun.

IN SAINS | KIM DOYOUNG ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang