06. Psychopath Detected

67 17 2
                                    



Hari demi hari berlalu, Gyuri sudah sangat terbiasa dengan kehidupan seorang mahasiswa yang lumayan sibuk daripada seorang siswa. Namun syukurlah tidak terlalu banyak tugas yang diberikan di smester awal ini, bahkan setiap pertemuan hanya untuk mengulang materi. Itu lazim dilakukan sebelum lanjut ke materi yang lebih sulit.

Sekarang adalah hari minggu, jadwal Gyuri untuk membersihkan kamarnya. Dari awal sang mentari muncul sampai sekarang ia sudah berada di atas kepala, Gyuri masih bergelut dengan alat kebersihan. Bukan hal yang mudah untuk membersihkan kamar dengan luas 4x5 itu dengan detail, sangat menguras waktu dan energi.

Sebenarnya tidak sangat lama jika Gyuri membersihkannya dengan fokus tanpa di iringi musik. Dia akan berhenti saat ada part yang ia sukai di setiap lagu, ikut bernyanyi dengan kemoceng sebagai microfon nya. Ah beruntunglah rumah itu sangat luas, jadi suara Gyuri tidak terlalu terdengar oleh anggota keluarga lainnya.

Gyuri masih belum selesai dengan itu sampai sekarang, ia tengah berada dalam akhir bait di lagu Tempo milik Exo.

"Uh don't mess up my tempo ttarawa igeon chungbunhi

I said don't mess up my tempo wanjeonhi dareun saege Beat uh

Eodiedo eopseul ireon wanbyeokan 1 2 3 uh

Don't mess up my tempo meomchul su eomneun ikkeullim Ya"

Ia bernyanyi tidak lupa dengan gerakan dance dari lagu tersebut. Ya~ lagu itu memang sangat membakar semangat di siang hari yang cukup panas itu.

"Huh~ kenapa hari ini aku sangat bersemangat." Gyuri mengelap keringat yang bercucuran di dahinya.

"Oke lagu selanjutnya!"

Ia bersiap untuk menyambut lagu selanjutnya dengan semangat. Namun semangatnya tiba-tiba terhenti saat lagu Swan Lake yang sering digunakan untuk mengiringi tarian balet terputar.

Gyuri berlari menuju ponselnya yang terletak diatas kasur untuk mematikan lagu tersebut, "Huft astaga, bagaimana jika Ibu mendengar?" paniknya.

Ia termenung sebentar melihat layar ponsel yang sedang menampilkan list musiknya, ia sangat rindu dengan lagu itu, lagu yang memberikan ketenangan sekaligus kebahagiaan bagi dirinya.

"Apa aku boleh mendengarnya? Sekali saja." Gyuri masih menatap ponselnya, "Aku berjanji tidak akan menggerakkan tubuhku."

Ting

Muncul sebuah notifikasi dari ponsel yang masih Gyuri tatap.

*Ibu akan pulang sedikit terlambat, kau bisa memasak bahan makanan yang tersisa selama Ibu belum kembali.

"Yashh!" Gyuri meloncat saat membaca pesan dari sang Ibu, "Aku baru ingat Ibu sedang tidak ada di rumah." sambungnya yang masih sangat kegirangan.

Ia kembali memutar lagu itu, menghancurkan dinding kerinduan yang menghalangi kebahagiaannya. Kedua kakinya terangkat tinggi, tangan merentang bebas, berputar, dan terus bergerak mengikuti irama musik.

.

Waktu terus berjalan, ada satu penghuni rumah lain yang asik dengan dunia game nya, berbekal seluruh peralatan game yang lengkap dan stok makanan ringan di kamarnya. Itu semua merupakan surga dunia versi Chenle.

Chenle merupakan maniac game, ia sering mengikuti lomba esport yang diadakan di kota dan selalu pulang membawa medali dan hadiah lainnya. Ayah Minho tidak bisa mencegahnya, ia melihat potensi Chenle dalam bidang esport, jadi dia merasa harus mengembangkan bakat putranya itu.

Drrt Drrt Drrtt

Panggilan masuk di saat yang tidak tepat, Chenle sudah hampir menang dalam game itu.

IN SAINS | KIM DOYOUNG ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang