MIMPI

122 18 3
                                    

Bruk~

Kaki ryujin menendang lemari kamarnya.

"Aish sakit." Ucapnya terbangun, lalu mengamati kalender karena ulang tahunnya masih lama lagi.

Dia berencana untuk makan, tapi dari tadi HP nya berbunyi terus.

'Lino?' gumamnya.

"Gue mohon jin, lo datang sekarang, hyunjin butuh lo banget sekarang." Ucap lino dengan isakannya.

"Lu nangis? Hyunjin kenapa?" Ucap ryujin yang panik juga.

"Udah lu kesini aja." Ucap lino sambil mengelap air matanya.

Dia menenangkan semuanya, disisi lain ryujin bersiap untuk pergi ke rumah sakit.

'Berarti tadi cuman mimpi?' gumam ryujin.

Tanpa ragu dia sedikit berlari menuju ke ruangan hyunjin. Dilihatnya semua orang tengah menangis dalam diam, air mata bercucuran tanpa suara.

'Pasti ini kejutan' pikir ryujin.

Hitomi berdiri dan menepuk pelan pundak ryujin dan langsung pergi.

'Kan sama ama mimpi gue, fix ini kerjaan mereka, gua pura pura sedih aja deh' pikir ryujin.

"Eh kalian kenapa? Hyunjin kenapa woi! Jawab gua!" Ucap ryujin sok panik.

Semuanya hanya diam, cuman nangis tanpa ngeluarin suara. Ryujin langsung masuk, ruangan sedikit gelap, terus dia hidupin lampu dan nampak semua temannya meluk hyunjin.

"Woi hyunjin kenapa?" Ucap ryujin nangis tapi pura pura.

"Ryujin!" Ucap yeji dan menangis dalam pelukan ryujin.

Ryujin menatap hyunjin dalam dalam, dia masih mengira bahwa ini adalah kejutan dari teman temannya.

"Ini apaan sih? Hyunjin kenapa woi?" Ucap ryujin paniknya nggak kalah dari mimpinya tadi.

Nggak ada yang mau jawab, apalagi yeji memperkeras tangisannya.

Ryujin panik, mungkin ini tidak kejutan seperti di mimpinya.

Dia melepas pelukan yeji perlahan, berjalan secara ragu mendekati kasur hyunjin, melihat wajah hyunjin yang putih pucat dengan tidur nyenyaknya.

Perlahan dia menepuk pipi hyunjin berharap dia bangun, hyunjin tak bangun, bahkan tanda tanda dia bergerak pun tidak ada.

Ryujin makin bingung, 'semoga ini kejutan' gumamnya sekali lagi.

Dia menggoyangkan tubuh hyunjin perlahan, hingga goyangannya semakin kencang dan tak terkendali.

Ryujin menepis air mata yang turun di pipinya sekali lagi, masih berharap kalau ini mimpi atau berupa kejutan dari teman temannya.

Dia menatap teman temannya sayu, tak sanggup menahan tangisan melihat temannya terbaring pucat.

Ryujin memeluk tubuh hyunjin dan mengusap ngusap tangannya agar tangannya panas dan tidak pucat.

Tapi saat diraba...

'Nadinya kemana?' Batin ryujin.

Ryujin memeluk hyunjin sekali lagi, memastikan nadi tersebut masih berdenyut dan mendengar suaranya melalui telinganya sendiri.

Ryujin mati lemas, tak sanggup lagi berdiri, dia terjatuh, untung lia menangkapnya.

"Awas lepasin aku!" Ucapnya memberontak.

"Hiks... Maaf hyunjin ya hiks... kalau dia hiks... salah, lu hiks... mau kan?" Ucap yeji meluk ryujin.

"Nggak, pasti ini cuman kerjaan kalian kan?" Ucap ryujin yang masih ngira kalau ini tidak benar.

"Hiks... kita juga harapnya gitu hiks...
Tapi nyatanya hiks... nggak gitu."

Ryujin melepas peluka yeji dan memeluk hyunjin erat, dia menangis sejadi jadinya di tubuh hyunjin.

"Hei!" Panggil ryujin dan menepuk pipinya hyunjin.

"Hei, kenapa kau tidur hah?!" Ucap ryujin.

"Bangun hei, apa yang ingin kau bilang kepadaku? Hah? Jalang? Cabe? Terserah yang penting lu bangun jin, gua ga masalah itu jin!!! Gua mohon bangun, hiks... hyunjin, gua mohon banget hyunjin." Ucap ryujin meluk hyunjin sekali lagi.

"Lu perlu donor lagi jin? Sekarang gua donorin darah gue ku elu, maaf jin, gua terlambat ya? Lu mau gua peluk lebih erat? Sini badan lu panas banget." Ucap. Ryujin makin mempererat pelukannya.

Dokter masuk dan ryujin pun menghampiri dokter itu.

"Dok, ambil nyawa saya dok, kasih buat dia, saya mohon dok."

"RYUJIN!!!" Ucap yeji marah banget.

"Ngapa emangnya? Udah lu ga usah larang larang gua, kalau ga ada hyunjin, gua udah mati waktu itu."

"Ryujin!!!" Yeji memeluk ryujin sekali lagi.

Pelukannya ditepis oleh ryujin lagi, menangkap pipi yeji, dan bertanya seolah olah 'mengapa saat ryujin melepas hyunjin, yeji tidak menjaganya?'

"Mianheyoe." Ucap yeji memeluk ryujin lagi.

"Gua nyesal kalau gini, lu tahu ji, gua kasih hyunjin buat lo, aturannya dia masih bisa sama gue!!! Lu tahu!!!"

"Iya gua tahu kok."

"Maapin gua hiks..." ucap yeji lagi.

"Udah diam, mending gua nyusul hyunjin aja kalau gini." Ryujin berlari menuju pisau buah yang ada di meja.

Hendak menusukkan pisau itu pada pergelangan tangannya.

"Awhhh." Rintih yoeja.

----

Siapa hayo yoeja nya?

Tunggu kelanjutannya












































Penasaran? Koment lanjut! Nanti bakal dilanjutin!
























ITZY VS EVERGLOW (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang