OO1-BERANGKAT

9.2K 1.2K 164
                                    

Seoul, 05-Juni-****
{05.55}

"Sudah siap semuanya?"

"YAS DADDY!!"

"Sudah tidak ada yang tertinggal, Mark?"

"No, Dad."

"Hyung, yang semangat dong! Kan mau berangkat."

"Diam kau bocah!"

"Sudah jangan bertengkar. Ayo Dad.. Let's go!!"

"Siap sayang...."

.
.


Rest area, 05-Juni-****
{22.56}

"Kita berhenti sebentar ya, Daddy ingin buang air kecil dulu."

"Mommy juga deh, kalian ingin ke toilet tidak? Setelah ini kita lewat tol lagi."

"Tidak Mom, lagi pula ini adalah rest area ke 5, yang kita kunjungi." Kata Mark sambil membenarkan posisi duduknya.

"Baiklah."

Setelah Jaehyun dan Taeyong pergi untuk buang air, Mark bertanya pada Jeno.

"Hei bocah! Jika aku di desa, dan kau di kota.. apa kau tidak akan merindukanku nanti?"

"Hahaha. Untuk apa merindukanmu! Buang-buang waktu saja." Jawab Jeno dengan memainkan ekspresi yang jika Mark lihat, rasanya ingin dia pukul.

"Dasar bocah...

... Jen, disana ada rokok tidak, ya?"

Mendengar perkataan . ,.
Mark, Jeno lantas menoleh ke samping menghadap hyungnya.

"Hyung tidak usah nekat deh. Sudah cukup Mommy  memergoki hyung sekali. Itupun hyung langsung habis oleh Mommy. Jangan sampai hyung berulah lagi."

"Lalu bagaimana bisa Mommy tahu letak markasku?"

"Karena ku beri tahu lah! Kau duluan yang jahat! Siapa suruh mengirim foto aibku ke Nana! Kau tau, aku sangat malu hyung  sialan!"

"Ow shit! Apa katamu? Sialan?! Kau selalu pacaran terus! Bucin setiap hari!"

"Memangnya salah? Atau jangan-jangan kau iri?"

"Untuk apa aku iri?"

"Karena kau tidak ada gandengan, hahaha!"

"Ya ya ya, baiklah Jung. Jangan kau ulangi lagi kata kotor itu, jika kau mau selamat dari mereka." Kata Mark sambil menunjuk keluar jendela, yang ternyata adalah kedua orang tua mereka.

"Hm, okay. Tapi hyung juga tidak boleh merokok lagi, DEAL!?" Kata Jeno sambil mengulurkan tangannya.

"DEAL!" Jawab Mark sambil menerima uluran tangan Jeno.

"Ada apa ini?"

"Hahaha. Tidak ada Dad, cuma bertaruh main game saja."

"Hm baiklah. Mari kita berangkat, setelah melewati tol kita akan sampai."

"Okay Daddy!"

.
.

Hahoe, 06-Juni-**** {02.57}

"Akhirnya sampai juga." Kata Mark sambil meregangkan tubuhnya sekalian menghirup udara pagi desa yang segar.

"Mari kita masuk."

"Wah Mom, rumahnya besar sekali, aku tidak tahu Daddy punya rumah disini."

"Iya, Daddy mu membeli rumah ini saat dia sedang ada tugas di dekat sini. Dan rumah ini memang kami siapkan untuk kalian."

Jeno tidak menjawab ucapan ibunya. Dia memilih untuk berkeliling melihat-lihat rumah besar ini.

"Dad?  Kenapa daerah sini hanya ada dua rumah? Dan kenapa rumah yang lain sedikit lebih jauh jaraknya dari sini?"

"Bagaimana ya Mark? Dua rumah ini adalah rumah terbesar di desa ini. Kau tahu sendiri di desa penduduknya sangat sederhana tidak seperti di kota, jadi ekonomi mereka pun hanya bisa membeli rumah yang err-sedikit lebih kecil dari dua rumah ini. Tapi kau tidak boleh sombong dengan mereka yang tinggal di rumah-rumah yang kecil."

"Aah, begitu. Apa di rumah sana ada penghuninya?" Tanya Mark ke arah rumah besar satunya.

"Ya, disana sudah ada penghuninya. Tapi Daddy belum pernah bertemu."

Mark hanya menanggapi dengan anggukan. Di dalam rumah, Taeyong sudah berteriak menyuruh untuk istirahat.

"Daddy! Mark! Jeno! Ayo masuk dulu, kita harus istirahat. Kalau mau makan, sudah disiapkan bi Nina di meja makan."

.
.

Hahoe, 06-Juni-**** {08.58}

"Mark, jaga diri baik-baik ya.. jangan bandel, jangan lupa belajar." Ucap Jaehyun sambil memeluk anak sulungnya.

"Anak Mommy baik-baik disini. Jangan melakukan hal bodoh, jangan lupa belajar, jangan lupa berdoa, bersikap baiklah pada semua orang, jangan—" Ucap Taeyong rumpang yang langsung dibawa ke pelukan anak sulungnya yang hampir berusia 18 tahun. 

"Iya Mommy..." jawab Mark sambil tersenyum dan mengangguk.

"Hyung jangan aneh-aneh. Disini banyak hantu dan binatang buas, kalau hyung nakal, aku sudah menyiapkan beruang untuk menerkam mu." Kata Jeno

"Yang nakal siapa, bocah?! Kau jangan pacaran terus! Tingkatkan nilai pelajaran IPA mu, itu sangat kurang." Jawab Mark sambil membawa Jeno ke pelukannya.

"Kita pulang dulu ya Mark, jaga diri baik-baik!"

"Okay. Hati-hati Dad, jika lelah istirahat dulu saja. Kalau sudah sampai Seoul, hubungi aku jangan lupa."

"Baik Mark! Kami pamit dulu."

Setelah orang tua dan adik Mark pergi dari desa ini, Mark melihat sosok pemuda yang sedang mengintipnya dari balik semak-semak. Dua rumah besar ini saling berhadapan, dan hanya ditutupi semak-semak yang sedikit tinggi namun tidak lebat. Lantas Mark berlari mengejar pemuda yang mengintipnya tadi sampai mendapatkannya.

"Hei tunggu! Namaku Jung Mark. Kau?"

"...."

Namun tidak ada jawaban dari pemuda tadi.

To Be Continued

MUTE BOY [MARKHYUCK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang