O1O-FLASHBACK

6.4K 886 69
                                    

Sedangkan di ruang bawah tanah sana, Mark mendengar suara teriakan memohon. Mark yang masih diikat tangannya oleh paman Haechan, seketika terdiam sejenak memahami apa yang terjadi.

"Itu suara Haechan? Haechan bisa bicara?!" Tanya Mark dalam hatinya. Ia sangat terkejut, bahkan kencangnya ikatan tangan yang diberikan paman Haechan jadi tidak terasa.

Disana pun, Mark juga di pukul habis-habisan oleh paman Haechan. Paman Haechan meninggalkan darah segar di bibir Mark. Setelah itu Mark ditinggalkan begitu saja.

.
.

"JANGAN BIBI! AKU MOHON!!"

Bibi Haechan terkejut karena Haechan sudah berani berbicara padanya. Bibi Haechan pun membalikkan tubuhnya lalu mencengkeram pipi Haechan.

"Beraninya kau berbicara padaku! SUDAH KUKATAKAN SEBELUMNYA! JANGAN PERNAH LAGI MENGELUARKAN SUARAMU ITU!!"

Haechan mencoba melepaskan cengkeraman tangan bibinya itu lalu berbicara.

"Ke-kenapa bibi? Aku orang yang sehat, aku tidak bisu. Lalu kenapa a-aku tidak boleh bicara seperti orang normal?"

"ITU KARENA KEDUA ORANG TUA JAHATMU, BODOH!"

"MEREKA TIDAK JAHAT!"

"YAK! BERANI KAU MEMBENTAK BIBIMU! ASAL KAU TAHU YA, ANAKKU MATI KARENA AYAH DAN IBUMU YANG KAYA ITU!"

Haechan terdiam sejenak...




~Flashback~

Apartement, Seoul
29-Februari-****

Tahun ini Haechan sudah menginjak usia 6 tahun. Haechan pun tumbuh sebagai anak yang sehat, ceria, dan juga aktif tentunya. Ia dimanja oleh kedua orang tuanya. Namun Haechan adalah anak yang mandiri. Ia tidak menuntut agar kedua orang tuanya selalu menuruti keinginannya.

Suatu hari, Haechan sedang berlibur di Seoul bersama kedua orang tuanya. Rumahnya di desa Hahoe kosong, karena semuanya berlibur di Seoul.

Haechan kecil ingin pergi ke minimarket. Ia ingin membeli minuman.

"Ibu, Haechan ingin ke minimarket. Haechan pergi ya."

"Ayo sama ibu, nanti Haechan tidak bisa menyeberang jalan."

"Ibu, aku sudah 6 tahun tahu! Aku sudah bisa caranya menyeberang dengan baik."

"Ya Tuhan! Lucu sekali anakku. Baiklah, hati-hati kalau begitu."

Haechan sudah pamit dengan ibunya lalu ia keluar dari apartemen, lalu pergi ke minimarket yang ada di seberang jalan.

Saat Haechan ingin menyeberang, awalnya baik-baik saja karena Haechan juga sudah tengok kanan dan kiri sebelum berjalan. Tapi saat sudah berjalan, ternyata ada mobil yang melaju. Haechan tidak tahu ada mobil saat itu. Akhirnya Haechan terpental dan mendapat patah tulang di kaki kanannya.

Akhirnya ibu dan ayah Haechan mengetahui bahwa anaknya kecelakaan, mereka langsung membawa Haechan ke rumah sakit terdekat.

.
.


Healthy Hospital, Seoul
29-Februari-****

Di sebuah tempat antrean, ada seorang ibu yang sedang dalam kondisi cemas. Anaknya memiliki penyakit komplikasi, untuk itu ia sangat sedih. Ibu itu pun pergi menghampiri petugas.

"Suster anak saya sakit parah, apa tidak bisa jika anak saya didahulukan? Dari tadi saya sudah menunggu lama."

"Sebentar ya ibu, anak ibu nomor urut berapa? Sekarang masih nomor urut 28 bu. Mohon untuk tunggu sebentar."

"Anak saya nomor 29, Sus."

"Nah, kalau begitu satu antrean lagi ya ibu."

Ibu itu pun kembali menghampiri anaknya yang terduduk lemas dibangku tunggu.

Tiba-tiba ada suara ribut-ribut dari luar.

"Suster! Anak saya kecelakaan Sus, mohon segera tangani anak saya. Saya akan membayar lebih agar anak saya tertangani segera oleh dokter!"

Nomor Antrean 29, Silahkan Menuju Ruang Periksa

Ibu yang anaknya sakit tadi, langsung menggendong anaknya untuk menuju ruang periksa. Ibu Haechan yang melihat itu langsung memohon pada ibu-ibu tadi.

"Bu, anak saya baru saja kecelakaan hiks, saya mohon biarkan anak saya dulu yang ditangani. Hiks, saya sangat menyayangi Haechanie."

Tanpa mendapat persetujuan dari ibu-ibu tadi, ibu Haechan langsung menyuruh suster untuk memasukkan Haechan terlebih dahulu di ruang periksa. Haechan pun tertangani oleh dokter, dan sudah dipindahkan ke kamar rawat.


.
.

"Ibu mohon maaf, anak anda tidak terselamatkan, karena anak ibu terlambat ditangani. Anak ibu memiliki daya tahan yang rendah. Penyakit komplikasi yang diderita anak ibu membuat anak ibu menjadi lemas. Ia pun juga bisu dan terlahir prematur, bukan? Untuk itu tubuhnya mudah terserang penyakit. Penyakit anak ibu sudah banyak sekali, jantung bocor, asma, radang, dan juga demam. Penyakit tersebut harus mendapat banyak penanganan dokter. Tapi ini tidak. Saya mohon maaf, mungkin Tuhan berkehendak lain."

"APA?! TIDAK! TIDAK MUNGKIN! Seongjunku masih hidup! Dimana dia? Aku ingin bersama anakku!"

Ibu tadi menangis di samping tubuh anaknya yang sudah tak bernyawa.

"Tenang saja nak, kematiamu akan ibu balaskan! Mata ganti mata. Gigi ganti gigi. Nyawa ganti nyawa!"


To Be Continued

MUTE BOY [MARKHYUCK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang