OO6-RINDU HAECHAN

7K 990 38
                                    

Sudah berjalan 3 hari semenjak Haechan mengembalikkan jaket milik Mark. Selama itu juga Mark selalu datang ke sungai untuk menunggu Haechan, karena ingin cepat bertemu dengan pemuda manis itu.

"Aku sudah ke sungai. Tapi kenapa Haechan tidak muncul juga? Aku sangat merindukan dia." Ucap Mark pada dirinya sendiri.

Sekarang Mark masih berjalan-jalan tak tahu arah di tepi sungai sambil menendang beberapa kerikil yang ada di sana. Jika ada orang yang melihat keadaan Mark saat ini, pasti orang tersebut akan mengira bahwa Mark adalah seorang pengangguran.

Mark selalu saja ke sungai, ia tak pernah bosan berada di sana.. jelas tidak bosanlah! Kan Mark menunggu Haechan.

"Apa dia marah karena perlakuanku tempo hari ya? Aku sangat keterlaluan saat mengingat kejadian itu... salah siapa dia begitu manis, jadi aku tak tahan dan malah ingin mencium bibirnya itu... aku harus meminta maaf pada Haechan. Iya benar, aku harus ke rumahnya sekarang."  Batin Mark.

Mark berjalan dengan santai menuju rumah Haechan yang berada di seberang rumahnya dan juga yang tidak jauh dari daerah sungai itu.

Pandangan Mark pertama saat melihat rumah Haechan adalah...... gelap. Penerangan di rumah Haechan ada banyak, tapi kenapa tidak dinyalakan? Apa lagi sekarang masih pukul 10.00, dan matahari sudah sangat jelas memancarkan cahayanya. Seharusnya rumah Haechan akan terlihat terang, tapi ini malah gelap.

Mark mengetuk pintu kayu milik Haechan.

Tok tok tok tok

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pemilik rumah ini membukakan pintunya. Dan Mark sangat senang karena yang membukakan pintu adalah orang yang selama ini ia rindukan.

Haechan saat membuka pintu merasa terkejut, dan raut wajahnya bukan terlihat senang tapi malah sedikit takut.

"Haechan, akhirnya aku bisa bertemu denganmu juga. Kau tau? Aku sangat merindukanmu." Ucap Mark dengan antusias.

Haechan tidak menjawab perkataan Mark, tetapi malah semakin menunjukkan ekspresi wajah yang terlihat khawatir.

Ctak ctak ctak ctak ctak

Terdengar suara langkah kaki yang turun dari tangga. Mark sedikit mengintip, tapi tidak melihat jelas orang yang turun itu, karena sangat gelap. Haechan yang memahami bahwa Mark dalam bahaya, ia segera membawa Mark menjauh dari depan pintu, dan mengarahkan Mark untuk ke halaman rumah Haechan yang jauh dari pintu rumah.

Haechan menggandeng Mark sambil berlari, berusaha untuk segera menyembunyikan Mark dari bibinya. Ya tepat sekali, orang yang turun dari tangga adalah bibi Haechan, dan juga dengan suami tentunya.

Haechan yang sudah membawa Mark menjauh dari pintu, lalu ia memberikan postur tubuh yang jika Mark baca adalah 'tunggu disini, jangan berdiri dulu, dan diam jangan bersuara.'  Haechan mengakhiri gerakan tubuhnya dengan postur telunjuk yang ada di bibir, tanda Mark tidak boleh berisik.

Setelah menyuruh Mark, Haechan kembali lagi ke pintu rumahnya.

"Tadi sepertinya ada yang mengetuk pintu? Apakah ada orang?" Itu adalah paman Haechan.

Tidak paman, tidak ada orang.

"Aah, begitu ya? Baiklah, paman dan bibi ingin pergi sebentar. Kau jangan pergi kemana-mana. Ingat itu." Haechan hanya mengangguk paham.

"Jangan. sampai. kau. pergi. bermain. dengan. anak baru. itu. lagi. Apa kau paham?" Kata bibi Haechan dengan penuh penekanan.

Dan Haechan? Ia hanya bisa menunduk dan mengangguk.

Setelah paman bibinya pergi, Haechan kembali ke tempat Mark berada.

Kak Mark, kenapa kau kemari? Aku sudah bilang, kita tidak bisa bertemu lagi, itu akan membahayakan dirimu.

"Memangnya kenapa? Aku hanya ingin selalu bersamamu, tidak akan ada yang menyakitiku Haechan."

Tidak bisa kak! Aku tidak boleh keluar rumah oleh bibi dan pamanku. Itu artinya kita tidak akan bisa bertemu.

"APA?! Kenapa seperti itu?! Aku mohon Haechan, aku hanya ingin kau memiliki te- emmm seseorang yang bisa berbagi keluh kesah denganmu." Mark sebenarnya ingin berkata 'teman' tapi ia tidak ingin hanya menjadi teman untuk Haechannya.

Apa Haechannya?

Haechan tidak menjawab perkataan Mark, ia hanya menatap Mark dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Dan tunggu. Kenapa tanganmu ada banyak luka pukul Haechan?!"

Oh tidak! Haechan sekarang masih menggunakan baju lengan pendek, yang artinya bekas luka akibat ulah bibi dan pamannya terlihat oleh Mark.

Haechan gelagapan, ia sibuk mencari jawaban yang sedikit masuk akal, tapi tidak ia temukan.

"Ayo kita obati lukamu."

Mark menarik tangan Haechan untuk masuk ke rumahnya sendiri. Disini adalah rumah Haechan, tapi sekarang seolah Mark adalah pemilik rumahnya.





To Be Continued

MUTE BOY [MARKHYUCK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang